BAB 01

110 71 46
                                    

Bab 01 - Anak Baru

"Kita bertemu, menyapa satu sama lain, jatuh cinta lalu terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita bertemu, menyapa satu sama lain, jatuh cinta lalu terluka."


* * *

Jakarta, 23 Juli 2023.

BAGI Kajessa dan semua temannya di kelas XII MIPA 2, pelajaran yang paling menyengsarakan adalah matematika wajib. Karena apa? Karena nyatanya di pelajaran ini mereka selalu disuguhkan dengan catatan materi yang seabrek-abrek, belum lagi jika guru mereka memberikan tugas yang sama sekali tidak nyambung dengan apa yang dicatat.

"Halaman 102 nomor 1-10 di kertas double folio dan dikumpul hari ini juga!" kata Bu Ainun sambil merapikan buku diatas meja.

"Gak ada yang mudahan dikit, Bu?" Nah, kalo yang suka ngeluh ini Zara namanya.

"Mana soalnya banyak, yang bener aja, Bu!" ucap murid lain tak kalah sewot. Udah jarang masuk, catatan selalu banyak terus ngasih tugas selalu bejibun, hadehhh.

"SUMPAH MAMPUS, GUE BISA GILAAA!" pekik Kajessa histeris, meskipun unggul di bidang akademik tapi matematika adalah musuh terbesarnya karena apa? Karena Kajessa emang lemot banget kalo udah masalah hitung-hitungan.

Untungnya, disaat semua siswa sedang stress dihadang tugas, Pak Edo selaku PKS III sekolah masuk kedalam kelas. Eh? Ternyata Pak Edo tidak sendiri, beliau masuk bersama salah seorang siswa. Anak baru yang dibilang Pak Heru itu kah? Kok gini sih modelannya?

"Izin, ya, Bu Ainun. Saya mau memperkenalkan siswa baru kelas ini dahulu," kata Pak Edo dengan sopan yang dibalas dengan senyum oleh Bu Ainun.

Bu Ainun berdiri lalu mengambil barang-barangnya yang ada diatas meja kemudian mengatakan, "Kumpul tugas kalian minggu depan, harus selesai semuanya!" lalu pergi.

Dan Pak Edo mengambil alih kelas. "Hari ini kalian kedatangan teman baru, Victor silakan maju, Nak."

Victor berjalan kedepan kelas, kelas yang semula berisik kini senyap.

"Perkenalkan dirimu ya, Victor." Lelaki itu mengangguk.

"Halo, nama saya Victor Pramono biasa dipanggil Victor. Saya pindahan dari SMAN 15 Jakarta," ucap Victor dengan senyum kecil diakhir.

Kajessa menghela napas lega, ia pikir lelaki ini yang memfollow dirinya kemarin.

"Gue Zara, lo bebas panggil gue apa aja asal jangan panggil sayang aja deh," ucap Zara—si humble XII MIPA 2—kelewat pede yang langsung disoraki anak kelas.

"Dih, hts kalo lo lupa," sindir Vera panas.

"Oke, Victor. Kamu duduk di sebelah Jordi aja, ya," ujar Pak Edo sambil menunjuk bangku kosong disebelah Jordi.

Jordi merasa bahwa Kajessa dari tadi memperhatikan Victor, lelaki berambut keriting itu langsung meledeknya. "Ngeliatin mulu, Jes. Naksir, ya?" ejek Jordi yang dihadiahi tatapan sinis Kajessa.

"Apaan sih lo!" rutuknya kesal. Apa sih Jordi ini sok tau banget.

"Nyenyenyenye!"

Namun, ditengah perdebatan antara Kajessa dan Jordi tiba-tiba pintu kelas didobrak oleh seseorang yang tak tahu asalnya dari mana.

BRAKKK!

Sontak, semua pandangan tertuju pada lelaki pendobrak pintu.

"Bisa gak usah dobrak gitu gak?!" bentak Vera tak senang. "Siapa lo masuk-masuk kelas gue seenaknya?" tanya Vera setelahnya, tapi pertanyaan gadis itu tak digubris sama sekali.

Lelaki itu berjalan mendekati Victor yang menelungkupkan wajahnya diatas meja. "Masuk IPA lo, Vic? Gile benerr!" kata lelaki itu hampir teriak sambil menepuk bahu Victor.

Sang empu berdecak, "Apaan sih, Jek. Ganggu orang tidur aja," gerutu Victor kesal akibat diganggu dari tidurnya.

"AHAHAAHAHAHAH BISA JADI ORANG GILA LO KALO MASUK IPA!" Lelaki yang tadi dipanggil dengan sebutan Jek itu tertawa dengan keras. Sangat keras. Hingga akhirnya...

PLAKK!

Sebuah sandal bermotif bunga mendarat tepat mengenai punggung Jek. Reflek, lelaki itu berbalik badan lalu melihat seorang gadis sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Dia Kajessa.

"Masih sendal, jangan sampe nih sepatu gue lempar ke mulut lo!" ucap Kajessa dingin. Kelas mendadak senyap.

Jek diam.

"Vic, suruh temen lo ini keluar," kata Kajessa pada Victor dengan penekanan di kata teman. Matanya tak sedikitpun teralih dari Jek.

Lelaki itu tertawa kecil, "Jangan marah-marah dong, Cantik," goda lelaki bernama asli Jerkharian itu.

"Tunggu apa? Tunggu gue lempar sendal lagi?" balas Kajessa malas.

Melihat Kajessa yang semakin badmood membuat Jek menyerah. Kali ini mungkin sendal, tapi kita tidak tahu apa yang selanjutnya akan dilempar oleh gadis itu.

Jek setengah berlari kabur dari hadapan Kajessa. Gadis itu menatap kepergian Jek dengan malas.

"CANTIK, NANTI BAGI NOMOR WHATSAPP-NYA , YA!" teriak Jek didepan jendela.

Kajessa mengumpat sembari mengambil kembali sendalnya yang ia lempar tadi dari bawah meja Jordi. "Anjing banget tuh manusia, pagi-pagi bikin naik darah aja."

Zara yang mendengar itu membuatnya tersenyum miring. "Awas benci jadi cinta, Jes," ejek Zara lalu tertawa.

Ia menoleh, ditatapnya teman sebangkunya itu dengan jengah lalu mengacungkan jari tengahnya pada Zara.

Gue? Suka sama tuh cowo? Amit-amit dah, bandel banget gitu, ieww!

To be continue.

JERKHARIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang