BAB 07

88 53 6
                                    

Bab 07 : Jealous

"Memang benar jika takdir tak mengijinkanmu untuk menjadi miliknya, tapi takdir masih mengijinkanmu untuk mencintainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memang benar jika takdir tak mengijinkanmu untuk menjadi miliknya, tapi takdir masih mengijinkanmu untuk mencintainya."

***

SABTU sore merupakan hari yang selalu diidam-idamkan oleh Kajessa karena apa? Karena di hari ini lah dia bisa bebas jalan kemana saja, belum lagi dia bisa bergadang sampai pagi. Benar-benar surga dunia!

Seperti sekarang ini, Kajessa tengah berjalan-jalan di salah satu mal ternama di kota metropolitan untuk membeli barang yang dia inginkan. Setelah mendapat apa yang diinginkan, Kajessa masuk kedalam sebuah restroran cepat saji bernuansa chinesee untuk mengisi kekosongan perut.

Setelah mendapat tempat duduk, Kajessa langsung memanggil seorang waitress. Selesai memesan sepiring Kung Pao Chicken dan Orange Juice,  dia membuka handphone lantas memijit pelipisnya ketika mendapati begitu banyak pesan grup alay dan lebaynya dari teman-temannya.

ZARA MAU BELI IP KATANYA
(4)

Kajessa P.
send you a photo

Verraaa
gak ngajak2 lo ya jes, oke.

Paduka Ratu Sharon
iya, main sendirian aja, ckp tw Y

Emily Zara
di mal mana tu jes?

Kajessa P.
mal S coy
gue tuh mau beli parfum tadi

Paduka Ratu Sharon
tega km ninggalin aq?
jd slm ini km anggp aq aph?

Verraaa
lebay banget lo nyed
read.

Kajessa menutup handphone ketika makanan yang dipesannya telah tiba. Tak membutuhkan waktu lama Kajessa langsung melahap makan malamnya dengan nikmat, dia benar-benar merasa lapar karna berkeliling mal sejak tadi siang.

"Mau duduk dimana?"

Kajessa hampir saja tersedak begitu menangkap sebuah suara bariton yang familiar di telinganya. Dia merotasikan pandangannya untuk mencari si pemilik suara.

"Yaudah, duduk disini aja."

Merasa sudah mendapat sumber suara, Kajessa memberanikan diri untuk menoleh kebelakang dan melihat lebih jelas si pemilik suara. Instingnya tak salah, suara bariton yang dia telinganya tangkap tadi ternyata benar milik Jek. Tapi lelaki itu tidak sendiri, ada seorang gadis yang duduk didepannya. Siapa gadis itu? Apa itu pacarnya? Gadis yang duduk tepat dihadapan Jek itu terlihat tersipu malu saat Jek melemparkan canda padanya.

JERKHARIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang