BAB 02

97 65 34
                                    


Bab 02 : Berbeda

"Senyumanmu adalah lukisan terindah yang pernah aku temui dan tawamu adalah melodi terindah yang pernah aku dengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Senyumanmu adalah lukisan terindah yang pernah aku temui dan tawamu adalah melodi terindah yang pernah aku dengar."

* * *

"KANTIN rame banget buset," keluh Vera sesampainya di kantin sekolah yang saat ini tengah ramai-ramainya. Bayangkan semua angkatan berkumpul ditempat ini.

"Kuburan aja, Ver, kalo mau sepi," sahut Sharon sengit.

"Itu ada bangku kosong, kita duduk disana aja, ya," kata Kajessa sambil menunjuk kearah kursi yang diujung. "Gue mau makan misop, lo semua mau makan apa? Mending di samain biar cepet," lanjutnya setelah duduk.

Ketiga temannya mengangguk setuju. "Yaudah, biar gue pesenin," kata Zara sembari beranjak dari kursinya.

"HAHAHAHAHA SIALAN LO, DREW!"
"BIJI MATA LO ENTAR GUE CONGKEL, JEK!"
"HAHAHA BUSET TOLOL BANGET LO!"

Ditengah riuhnya kantin, Kajessa menangkap ada suara tawa yang seperti ia kenal. Sontak, matanya memicing mencari sang pemilik suara.

"Kenapa, Jes?" tanya Vera yang seolah peka dengan apa yang gadis itu lakukan.

Gadis itu menggeleng pelan, matanya memutar mencari keberadaan si pemilik suara.  "Kayaknya tadi gue denger suara si anak baru itu deh."

Sharon memutar bola matanya. "Tuh, mereka baru aja dateng, duduk dibelakang lo tuh mereka," jelas Sharon sambil menunjuk ke meja belakang Kajessa. Membuat Kajessa ber ooh pelan.


Benar saja, Jerkharian dan rombongannya yang baru saja datang dan sekarang tengah duduk di meja belakang.

"Eh, Kajessa!" panggil salah seorang dari mereka yang menyadari akan adanya Kajessa n the genk. Namanya Andrew.

Yaelah, pasti ada si anak baru itu. Dengan hati dongkol, Kajessa menoleh. "Apa?!" ketusnya.

"Nih, Jek suka sama lo!" celetuk Andrew yang dihadiahi oleh lirikan sinis Kajessa, sedangkan teman-temannya tertawa penuh kebahagiaan.

"Ngaco lo, ya?!"

"Jadi lo suka sama Kajessa, Jek? Wah, padahal gue kan juga suka dia," ucap Haryo nelangsa, lelaki berambut gondrong itu sedikit kecewa. Dan sialnya laki-laki itu tidak bercanda dengan ucapannya.

Jek tertawa kecil, ia sesekali memijit pelipisnya akibat ulah sahabatnya yang diluar prediksi BMKG itu.

"Cie, ada yang naksir," goda Vera sambil tersenyum genit pada Kajessa.

JERKHARIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang