BAB 05

84 68 33
                                    

Bab 05 : Kajessa vs Jerkharian

"Bertarunglah karena hidup akan terus berlanjut  tak peduli seberapa sakit dan pedih, biarkan saja waktu yang akan menghentikan segalanya ketika masanya telah tiba."

***

S

EBAGAI club ternama di Jakarta, Universo Club memiliki begitu banyak fasilitas yang sengaja disediakan untuk memuaskan para tamu termasuk ring untuk para tamu menyalurkan hobi atau bahkan untuk menyajikan duel brutal petinju bayaran. Karena kebanyakan orang-orang kaya di Jakarta tidak tahu harus menghabiskan uangnya untuk apa. Maka dari itu, di tempat inilah mereka menghamburkan semua uang mereka.

Menyetujui tawaran Dean sebelumnya adalah hal terbodoh yang pernah Kajessa lakukan. Bagaimana tidak, ia telah menutup rapat-rapat rahasia gelap dirinya namun sekarang lelaki yang belum ia kenal lebih dari seminggu sudah tau banyak tentang dirinya. This is out of race!

Jek mengulum senyum ketika mendapati Kajessa sedang menunduk dan merapalkan doa. "Kalau takut gak usah lanjut," kata Jek mencoba untuk meruntuhkan rasa percaya diri gadis itu.

Namun sepertinya lelaki itu salah memilih target. "Sorry?" Raut wajah Kajessa berubah seketika, lantas menoleh. "Kalo sekedar bikin lo bonyok, gue masih bisa!" lanjutnya dengan tatapan kesal pada Jek.

Belum sempat Jek menanggapi Kajessa tiba-tiba tergagau seakan teringat oleh sesuatu. Cepat-cepat ia merogoh saku celananya dan mengambil handphone lalu tanpa menunggu lama ia langsung membuka aplikasi Line, menghubungi seseorang yang harus ia hubungi.

Kajessa P.
Jangan masuk, tunggu dulu aja diluar
Keluar mobil juga jangan ya.

Setelah mengetik pesan singkat pada orang itu, Kajessa meletak gawainya diatas nakas dan mendengkus sesaat setelah ia sadar bahwa Jek sedang menatapnya dalam-dalam.

Gue gak mau kepedean tapi nih manusia satu demen banget ngeliatin orang pake tatapan begitu!

"Ck, kenapa sih, Jek? Risi tau gak!" kesal Kajessa sedangkan lelaki itu hanya tertawa kecil dan pergi dari hadapannya begitu saja membuat Kajessa ternganga.

"Excited banget gue sama yang beginian," ucap Andrew yang semangat 45 dari sofa dipinggir ring  dengan Dean dan Victor disamping kanan kirinya. Pasha, lelaki itu memilih duduk sendiri di sofa lain sambil memainkan handphone.

Disamping Andrew, Dean menambahi, "kapan lagi nonton beginian tapi gratis hehe." Kini Dean menjadi orang paling semangat kedua setelah Andrew atas pertunjukan ini.

Mendengar celotehan Dean dan Andrew yang serasa tak habis-habis, Victor memukul wajah Andrew—orang yang paling dekat dengannya—menggunakan bantal sofa dengan kuat hingga sang empu mengaduh sakit.

JERKHARIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang