PROLOG

223 23 0
                                    

the best revenge is to makeyourself better

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

the best revenge is to make
yourself better

🪷

SRAK
BRAK

"Akh" rintihan kecil keluar dari bibir seorang gadis berseragam SMP yang tersungkur ke lantai. "Sakit mah"

"Sakit? Bisa ngerasain sakit juga kamu?" sentak wanita tengah baya di ambang pintu. "Makanya kamu itu jadi anak kalo dibilangin nurut. Pulang sekolah langsung ke kantor mamah ya berangkat, ini malah keluyuran ke mall sampai malam. Mau apa? Ngabis-ngabisin uang jajan?"

Kepala gadis muda menggeleng cepat. "Engga mah. Kiran cuma mau beli buku aja, soalnya nyari di tempat biasa engga ada"

"Alah, alesan!! Terus sekarang mana bukunya? Udah dapet?"

"B-belum. Tadi kan m-mamah narik Kiran pulang duluan jadi—mah, mamah mau apa?"

Wanita itu merebut tas sekolah Kiran, "Mana uangnya?" ia bertanya setelah mengeluarkan seluruh isi dalam tas. "Tadi belum beli kan? Mana uangnya, cepetan!!"

Gadis bersurai hitam merogoh saku seragam. "I-ini mah tapi buat apa?"

"Mau mamah beliin, buku apa yang kamu cari?"

"Buku latihan soal SBMPTN mah, yang sampulnya warna—"

"Kelamaan. Dimana-mana buku itu isinya sama aja, mau sampulnya warna biru, merah, kuning, hijau. Semuanya sama. Nanti mamah cariin yang murah" tanpa mendengar lebih lanjut, wanita tersebut mengambil dua lembar uang 100.000–an yang Kiran uluran lalu berjalan keluar

"Oh ya hampir lupa. Seperti biasa, sebagai hukuman. Kamu engga mamah izinin buat keluar kamar. Nih, kerjain dokumen mamah buat meeting besok dan jangan harap kamu akan mamah kasih makan kalau pekerjaan ini belum selesai. Paham"

"I-ya mah, Kiran paham"

"Bagus. Kerjain yang bener!! Awas kalau ada yang salah"

BLAM

Kiran menutup mata ketika pintu kamarnya ditutup begitu keras. Keadaan kamar itu menjadi gelap. Hanya sedikit cahaya yang mengintip dari sela tirai ruangan.

"Dimarahin lagi?"

Si gadis menoleh ke sisi kiri mendengar suara tak asing mengintrupsi. "Karina. Kamu—sejak kapan?"

"Sejak lo masuk ke kamar. Harusnya lo sadar, tirai kamar ini engga kebuka. Itu tandanya gue udah ada. Lo tau gue engga terlalu suka pemandangan luar"

Tanpa sadar Kiran mengangguk pelan. Sementara yang dipanggil Karina melipat tangan di dada.

"Sampe kapan lo betah di sini? Gue udah engga betah, Ran. Bahkan dari pertama kali dia ngadopsi kita, gue engga nyaman. Apa sih yang bikin lo bertahan? Ini udah tahun kedua dan semuanya tambah berantakan. Ekspektasi punya keluarga bahagia, udah melebur jadi angan"

I AM YOU BUT NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang