BAGIAN 2 : ACCIDENT

87 16 0
                                    

the best revenge is to makeyourself better

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

the best revenge is to make
yourself better

🪷

"Emangnya kenapa pak? Bukannya satu minggu lalu bapak bilang saya boleh ikut lomba matematika? Kenapa sekarang jadi berubah?" Karina tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya ketika wakil kesiswaan memberi perintah agar si gadis mundur dari perlombaan yang sudah ia daftar

Padahal Karina sudah membayar dan ikut persiapan belajar selama tiga minggu, setiap hari Senin dan Rabu.

"Bapak tidak bisa memberitahu alasannya tapi bapak harap kamu mengerti jika ini keputusan sekolah dan kamu harus setuju untuk digantikan dengan orang lain. Ya setidaknya kamu bisa ikut lagi tahun depan, kalau memungkinkan"

Cih. Karina mendecis tak percaya. "Bapak bilang saya harus mengerti? Bagian mananya yang harus saya mengerti? Apa tentang sekolah ini yang memperlakukan siswanya tidak adil?"

Beberapa guru yang masih berada kantor menoleh kearah Karina. Gadis itu memang terkenal dengan mulut pedasnya.

"Karina, jaga ucapan kamu" desis bu Indri selaku wali kelas Karina

"Bu, Karina udah coba tahan buat engga angkat masalah ini dari tahun lalu. Dari awal Karina keterima di sekolah, Bu Indri tau kalo sekolah ini udah engga adil sama Karina kan? Ibu yang paling paham kalo seharusnya Karina dapat beasiswa penuh sampai enam semester tapi kenapa di semester tiga tiba-tiba berubah hanya setengah?"

"Karina. Untuk masalah itu ibu sudah pernah jelaskan ke kamu alasannya"

"Karena peraturan sekolah yang berubah? Hah! Jelas-jelas peraturannya berubah setelah satu tahun Karina di sekolah, harusnya itu berlaku buat murid baru dong, bu. Bukan murid lama. Itu yang tertera di peraturan sekolah pasal 20 nomor 13" Karina dapat merasakan tatapan tak suka dari beberapa pihak

"Dan lagi, ini adalah kali ketiga Karina dikeluarin dari grup perlombaan tanpa konfirmasi. Ibu sama bapak pikir saya engga emosi? Saya diam bukan berarti saya terima, bu. Engga! Sampai kapanpun, saya engga akan terima. Apa ini karena pemenang perlombaannya udah ada lebih dulu? Atau karena pak direktur yang engga mau reputasi keluarganya hancur akibat—"

"Cukup. Kamu engga ada hak buat bicara seperti itu! Apalagi mengenai pak direktur. Sudah saya bilang, ini keputusan sekolah jadi lebih baik kamu jangan membantah" tegas wakil kesiswaan

"Engga ada hak bapak bilang?" tangan gadis itu mengepal. "Sekarang saya tanya, memangnya menurut bapak hak siswa di sekolah itu apa? Cuma ikut pelajaran, dapat makan siang, ngerjain tugas, dapat nilai, terus selesai?"

Wakil kesiswaan memijat pangkal hidungnya yang berdenyut keras.

"Kalau bapak bilang iya, berarti bapak cuma ikut-ikutan waktu bikin peraturan sekolah pasal 5 nomor 2. Karena di sana jelas tertulis bahwa, 'Setiap siswa-siswi Sekolah Internasional Harapan Bangsa boleh mengembangkan bakat atau minat mereka dengan mengikuti klub belajar atau ekstrakurikuler di sekolah, baik akademik maupun non–akademik maksimal 2 klub dalam 1 minggu'. See? Buat apa ada peraturan masuk ke sana kalau pada akhirnya engga guna?"

I AM YOU BUT NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang