BAGIAN 8 : NAMANYA ZYAN

49 10 0
                                    

the best revenge is to makeyourself better

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

the best revenge is to make
yourself better

🪷

Hari itupun tiba. Hari dimana gadis bernama Kiran didaftarkan sekolah oleh orangtua sambungnya. Hari pertama si gadis menghadapi dunia luar, tanpa sosok Karina yang sering melindungi dia.

"Takut?"

Kiran menatap wali kelasnya di depan pintu kelas 2–1. "Hm. Sedikit" ia mencicit

"Engga apa-apa, kamu cuma perlu adaptasi sebentar sama mereka. Mereka semua anak baik kok. Kamu tunggu di sini ya, biar ibu masuk dulu kasih pengumuman" tukas guru perempuan tersebut yang membuat Kiran mengangguk

Sampai dua menit kemudian, ia dipersilahkan untuk masuk ke dalam kelas.

"H-Hallo. Kenalin nama aku Levarie Silsi Chirania, kalian bisa panggil aku Kiran. Umurku 15 tahun dan sebelumnya aku homeschooling. Salam kenal"

Begitulah dia mengenalkan diri. Namun tidak ada tanggapan berarti, siswa-siswi di sana hanya tersenyum kecil lalu kembali larut pada kegiatan masing-masing. Mungkin tidak terlalu tertarik.

"Baik Kiran, kamu boleh duduk di bangku nomor dua sebelah kanan. Belakang kursi yang ada jaket birunya" tunjuk ibu Arum, wali kelas Kiran

"Terima kasih bu" gadis itu berjalan ke tempat duduk

"Oke, kita mulai dengan pembelajaran fisika hari ini. Untuk materinya bisa kalian baca di buku paket halaman 52. Kalau kalian sudah baca, nanti ibu akan berikan cara praktis mengerjakan soal dengan benar. Paham?"

"Paham bu"

"Oh ya, untuk Kiran boleh pinjam buku di meja depan kamu ya. Kebetulan dia sedang ada urusan dengan kepala sekolah. Belum dapat buku paket kan?"

"Belum bu, saya izin pinjam" ujar Kiran sebelum mengambil buku dari meja kosong di depannya

Dan hari pertama, Kiran lewati begitu saja tanpa ada masalah. Semua terlihat aman dan nyaman sampai kalender di kelasnya berubah, saat itu ia merasakan dunianya juga ikut berubah menjadi.. suram. Lebih suram dari kehidupannya di panti asuhan.

"Ran, lihat jawaban PR matematika kemarin dong" seorang gadis dengan surai ekor kuda menodong

"Maaf Nes, kemarin kan kamu udah janji mau ngerjain PR matematika sendiri setelah tiga hari aku bantuin, berarti mulai sekarang kamu engga boleh minta jawaban ke aku lagi"

"Aduuh perkara itu. Gue lupa tau! Semalam ketiduran. Ayolah, masa cuma PR lima biji doang pelit banget"

Kiran menghela nafas. "Bukan masalah pelitnya tapi kamu harus nepatin janji, Ines"

"Bodo! Siniin ah bukunya. Lama"

Ines, gadis itu mengambil paksa buku matematika milik Kiran kemudian membawanya ke bangku dia yang sudah di rubungi oleh anak-anak lain. Ya. Kurang lebih beginilah nasib Kiran setelah 2 minggu berada di kelas 2–1. Dia menjadi bank jawaban untuk teman-temannya setiap ada tugas, baik kelompok maupun individu. Mengesalkan? Tentu saja. Sayangnya yang bisa Kiran lakukan hanyalah diam dengan tangan terkepal, ia sudah pernah mencoba melawan namun berakhir tak sadarkan diri karena terkena bogeman.

I AM YOU BUT NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang