Ada satu waktu ketika Karina tidak mengenali dirinya. Diri yang dikenal memiliki pribadi tenang dengan mulut pedas dalam setiap pembicaraan, seketika dapat berubah menjadi gadis lugu nan pendiam, lalu menjadi dingin dengan aura mengintimidasi banyak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the best revenge is to make yourself better
🪷
PANTI ASUHAN HARAPAN BUNDA 📆 Jakarta, 25 September 2019
"Kiran, bangun sayang. Udah pagi" suara lembut bunda Rosa mengusik tidur gadis yang hampir menutupi seluruh badan dengan selimut tebal
"Ng~ Bunda? Makasih bun"
"Iya, cepat mandi terus kita sarapan ya"
Kepala gadis itu mengangguk lemas, masih mencoba mengumpulkan nyawa sebelum beranjak menuju kamar mandi di luar ruangan.
15 Menit Kemudian
Srak
Gadis yang dipanggil Kiran menutup kembali tirai yang sempat dibuka bunda Rosa. Mengganti pakaian yang ia kenakan, lantas berdiri menghadap cermin panjang dekat meja belajar, mengamati dirinya sebentar kemudian berjalan keluar kamar menuju ruang makan.
"Ini sarapan kamu, habiskan ya. Bunda mau bikin jus buat kalian" Bunda Rosa menyajikan sepiring nasi goreng kepada Kiran lalu kembali ke dapurnya
"Hai Kiran" seorang gadis berkaus hitam menyapa ketika melewati meja makan. "Mau makan bareng kita?" tanya dia
Yang diberi pertanyaan hanya melirik sekilas sebelum menggeleng pelan. Semenjak kecelakaan yang menimpa dia tiga hari lalu, gadis itu menjadi lebih pendiam dan tidak ingin ditemani siapapun. Termasuk bunda Rosa. Kiran merasa dirinya pembawa sial, setiap orang yang dekat dengannya pasti akan pergi dengan mengenaskan. Tidak. Kiran tidak mau semua terulang. Orang yang ia sayang tidak boleh lagi menghilang.
"Maaf"
"Eh? Engga apa-apa, santai aja. Teman-teman, kita duduk di meja seberang ya. Selamat makan, Ran"
"Hm" gadis itu menjawab seadanya, menyantap makanan dalam diam sampai giliran suara Raya yang mengintrupsi telinga
"Udah tiga hari semenjak mereka pergi, kenapa lo masih ada di sini?"
Menjengkelkan
"Kenapa? Emang ada aturan yang bilang kalau mereka pergi, aku juga harus ikut pergi?"
"Ada" Raya duduk di kursi samping kanan Kiran yang kosong. "Itu aturan baru yang gue buat barusan"
Kiran menghela nafas. "Engga ada alasan buat aku ninggalin panti ini, Raya. Kalau kamu engga suka, kenapa engga diem aja? Atau.. Kamu yang pergi dari sini sekalian, biar aku tenang" balas si gadis tak terduga
"Waah dua hari ngurung diri di kamar, ternyata lo jadi berani ya? Apa kemarin lo abis semedi buat belajar ngomong kaya gitu? Mau sok-sokan cuek kaya Karina biar keliatan keren huh?! Engga bisa" Raya terdiam sejenak sebelum mengambil air minum milik Kiran
