BAGIAN 10 : JANJI OM YUDHA

24 11 0
                                    

the best revenge is to makeyourself better

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

the best revenge is to make
yourself better

🪷

"Ini gaji kalian" Sarah menyerahkan beberapa lembar amplop pada sejumlah karyawan yang berbaris di hadapannya. "Cukup kan?"

Pertanyaan tersebut memancing atensi karyawan di sana untuk saling berpandangan setelah melihat nominal uang yang diberikan.

"Maaf bu, bukan saya bermaksud lancang tapi kenapa gaji kami masih 50% dari gaji awal ya? Bukannya ibu sudah janji akan menormalkan gaji kami kembali jika sudah ada beberapa karyawan yang pergi?"

"Memang. Tapi setelah pengurangan karyawan, bukan berarti pemasukan perusahaan langsung bertambah. Saya juga harus membayar uang pesangon mereka sebelum pergi, kalian pikir saya tidak rugi?" wanita berpakaian kantor tersebut berkacak pinggang

"Kami tau bu, kami juga sangat paham akan hal itu. Makanya kami terima ketika ibu menurunkan gaji kami demi keberlangsungan perusahaan tapi tidak sampai 50% bu. Ini di luar ekspektasi kami semua" ucap salah satu karyawan

"Apa kalian tidak membaca surat perjanjiannya? Bukankah di sana sudah tertulis dengan jelas jika kalian tidak boleh memprotes apapun yang saya putuskan? Ini sudah keputusan saya dan kalian sudah tanda tangan, jadi terima saja. Toh jika perusahaan kembali sukses, kalian juga yang enak" cetus si wanita seraya meraih tas di atas meja

"Oh ya, satu lagi. Untuk hari ini kalian saya pulangkan tiga jam lebih awal. Anggap saja sebagai ganti setengah dari gaji kalian yang kurang" lanjut Sarah

Karyawan dan karyawati tersebut hanya menunduk dengan wajah pahit nan lesu, salah mereka juga tidak membaca lebih dulu surat perjanjian yang diberikan, secara menyeluruh. Mereka langsung tanda tangan saja karena Sarah memintanya secara buru-buru.

"Apa ini artinya kita sedang ditipu?" salah seorang karyawan bertag name Ryan bertanya di ruang khusus pekerja

"Sepertinya sih begitu"

"Haah haruskah kita melaporkan hal ini ke pak Yudha? Aku pikir bu Sarah sudah kelewatan" sahut karyawan lain dekat jendela, Angga

"Percuma, mereka berdua itu sama saja. Kita juga tidak ada bukti konkret tentang kelicikan bu Sarah, ingat jika kita semua sudah tanda tangan? Nanti bukannya bu Sarah yang ditegur, malah kita yang di gusur"

"Ya, kembali ke pasal pertama dimana bos selalu benar" cetus Ryan

"Kalau begini terus bukan cuma perusahaan dong yang rugi tapi kita juga. Apalagi investor besar sudah mulai menarik semua saham mereka tanpa bersisa" laki-laki lain di sebelah Angga ikut menyahut, Fatir

"Aku sih tidak heran, perusahaan ini awalanya bukan milik mereka, wajar jika banyak investor yang mengundurkan diri bukan? Kinerjanya tidak seperfect sebelumnya, bahkan karyawan yang kompeten di masing-masing bidang diganti semua. Makanya perusahaan bisa bangkrut begitu mudah" sinis karyawati yang sedang mengoleskan gincu merah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I AM YOU BUT NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang