Misi rahasia ayah ibu

17 3 0
                                    

Saat Alsa sampai di rumah,dilema Alsa semakin mengrogoti pikirannya,sabar dan sabar selalu menjadi makanan harian Alsa,ia ingin membenci takdir yang ia miliki, tapi ia juga sadar bahwa itu juga tidak baik,ia harus tetap kokoh di depan orang tua dan temannya walaupun sejatinya,ia sudah rapuh batinnya, bayang-bayang masa kecilnya terus berdatangan.

Mimpi-mimpi akan masa kecilnya yang enggan pergi, membuat diri Alsa seakan tidak bisa pergi dari masa lalu yang terus menghantui.

Semakin Alsa mencoba untuk baik-baik saja,semakin tertusuk batinnya. Hari demi hari ia lalui, berharap ada secercah cahaya datang membawa kabar bahagia yang ia nantikan,namun nyatanya tak kunjung juga datang.

Dengan membawa beberapa tangkai bunga di tangannya, Alsa pun langsung pergi menuju kamarnya tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Yah, ibu jadi merasa bersalah sama Alsa,apa kita kasih tau aja ya". Ucap ibu Alsa sembari memperhatikan putrinya itu.

"Udah gapapa bu, pasti Alsa masih kuat dengan sabar yang ia genggam. Ucap ayah Alsa menenangkan istrinya.

Hari pun berlalu, Alsa yang sudah terbangun pagi-pagi sekali, kemudian ia bergegas pergi ke sekolah.

"Pagi yah,bu,Alsa berangkat ya". Ucap Alsa seraya menyalami kedua orang tuanya.

"Iya, hati-hati ya dek". Sahut kedua orang tuanya.

Saat Alsa sudah berangkat,ayah dan ibu Alsa pun mulai menjalankan misinya.

Entah apa yang kedua orang tua Alsa lakukan, yang pasti ini akan mengejutkan Alsa nantinya.

Di sisi lain, Alsa pun sampai di sekolahnya,ia kembali berpapasan dengan Erlangga yang sedang menertibkan para siswa di depan gerbang.

"Pagi kak". Ucap Alsa sambil tersenyum dan berjalan menuju kelasnya.

"Iya,pagi". Ucap Erlangga sembari terus memantau siswa yang tidak tertib pakaiannya.

"Alsa". Teriak Nizar yang kini berada di belakang Alsa.

"Ehh Zar,kirain siapa". Ucap Alsa.

"Tadi aku ga liat kamu udah berangkat, jadi aku samperin ke rumah dehh,ehh udah gada orang, tinggal bi Inah". Ucap Nizar sembari memberikan case handphone titipan Alsa.

"Wahh bagus banget Zar,makasih ya".

"Iya sama-sama,oh ya kembali lima puluh ribu nih". Ucap Nizar yang mengeluarkan uang kertas berwarna biru itu.

"Kan aku udah bilang,kalo sisa, uangnya buat kamu,buat ongkos". Ucap Alsa menolak uangnya tersebut.

"Emm yaudah deh, thanks ya,
yaudah yuk ke kelas,keburu bel". Ucap Nizar yang tanpa sadar memegang tangan Alsa.

Saat di kelas, mereka berdua pun di hampiri ekspresi shock dari teman-temannya.

"Kalian?". Ucap Diego terkejut.

"Ehh,sorry Al". Ucap Nizar gagu,seraya melepaskan genggamannya.

"Aduhh mampus nih , mana pake acara ga sengaja pegangan tangan lagi". Ucap Nizar dalam hati.

"Ehh iya guys,kaki ku kan kemarin lagi sakit, jadi di pegangin sama Nizar, takut di jalan tiba-tiba ga kuat jalan". Ucap Alsa memberikan alasan.

"Lohh masih sakit Al? kenapa berangkat sekolah kalo gitu,sini sini biar aku yang bantu". Ucap Maya meraih tangan Alsa.

"Iya kemarin aku di rumah juga ga sengaja jatuh". Ucap Alsa.

"Kalo aku jadi kamu Al,aku udah buat SIS". Ucap salah satu murid yang bernama Refandra.

"SIS apaan Fan?". Tanya Diego.

"Surat Ijin Syakitt". Ucap Refandra sambil tertawa terbahak-bahak.

"Hadeuhh ada-ada aja
lagian aku masih bisa jalan kok ,jadi buat apa ijin". Ucap Alsa.

"Ya maklum Al, si Refan kan sukanya ga berangkat sekolah,di kelas aja kerjaannya tidur". Ucap Nizar.

"Ahh ga seru Alsa,ijin tuh enak tau,bisa rebahan di rumah,bisa ngapain aja". Sahut Refandra lagi.

"Yee Alsa mah rajin Fan,ga kaya kamu". Ucap Maya.

Tiba-tiba terdengar suara bel,yang menandakan pelajaran jam pertama segera di mulai.

Saat para siswa sudah duduk di bangku masing-masing, disitulah Alsa melontarkan pertanyaan kepada Maya.

"May, selamat ya jadi juara pertama,
weekend jadikan tampil?,aku mau dokumentasi kamu buat tugas sekolah". Ucap Alsa kepada Maya.

"Iya makasih Al, jadi kok,owh tugas itu kamu mau dokumentasi penampilan tari,bagus tuh". Ucap Maya lirih.

"Sudah jangan berbicara dulu anak-anak,ibu mau memberikan informasi, bahwasannya minggu depan tepatnya hari jum'at kita akan ada acara jum'at seni, yang akan di tampilkan oleh kelas sepuluh IPA 1 sampai IPA 7. Jadi ibu mohon kerjasamanya,demi kelancaran acara tersebut. Apa ada pertanyaan?". Ucap bu Bianca yang sedang mengajar di kelas mereka.

"Bu,itu kita bebas mau nampilin apa? atau ditentuin apa yang mau kita tampilin?". Tanya Diego mewakili teman-temannya.

"Owh iya,kalian itu kebagian untuk drama musikal, temanya terserah kalian". Jelas bu Bianca.

"Tuh denger ya ,ada acara lagi,awas aja kalian bayar kas nunggak-nunggak ,di pikir beli peralatan pake daun apa". Ucap Ciara.

"Aduhh ampun ibu bendahara,siap deh siap". Ucap Refandra.

"Jangan siap-siap aja kamu Fan, yang semester satu juga kamu masih nunggak banyak ini". Balas Ciara lagi.

"Wahh ternyata Ciara galak juga ya May". Ucap Alsa lirih.

"Kamu baru tau aja Al,makanya kita milih dia buat jadi bendahara, soalnya dia yang paling tegas dan galak hhe". Sahut Maya.

Jam pelajaran pun berakhir,Alsa dan Maya pun keluar kelas dan hendak ke kantin.

"Ehh Alsa, Maya,jangan pergi dulu,aku mau ngomong sebentar
jadi temen-temen berhubung jum'at itu kita perform jadi nanti malem kita diskusiin ya di grup kelas,oh iya Al kamu belum masuk grup ya,minta tolong Maya ya,dia juga admin kok". Ucap Diego.

"Owh oke, yaudah kita ke kantin dulu ya". Ucap Alsa.

/Saat di kantin.

"May,minta nomer kamu dong,nanti sekalian masukin nomerku di grup ya". Ucap Alsa.

"Owh iya,scan aja Al,nanti aku masukin,save ya nomerku juga, namanya MAYA CANTIK,oke". Ucap Maya sambil tertawa.

"Baik nona Maya yang cantik tiada tara". Balas Alsa seraya menirukan pelayan kerajaan.

"Udah nih,pesen yuk, udah laper nih". Ucap Maya.

Saat Alsa dan Maya di kantin,lain hal dengan Nizar yang justru melamun di kelas.

"Woyy, ngelamun aja,kesambet ntar". Ucap Diego sambil menepuk pundak Nizar.

"Kalo mau ke kantin, berangkat sendiri sana,lagi males mau ke kantin". Ucap Nizar.

"Lemes amat Zar, kayanya tadi pagi pas sama Alsa baik-baik aja,kok sekarang murung sih hha". Ledek Diego.

"Apasih, orang ga sengaja kok". Ucap Nizar.

"Zar,kalo suka itu bilang,jangan diem aja,nanti keduluan orang lain sakit loh Zar". Ucap Diego mengompori Nizar.

"Ngomong apasih,sana sana". Sahut Nizar.

"Dihh Nizar,kaya cewe sensi aja". Ucap Diego.

Jam demi jam pun berlalu, saatnya waktu pulang.

"Al jangan lupa ya kita chatingan nanti malem". Ucap Maya.

"Oke dehh May". Sahut Alsa.

"Mari non". Ucap pak supir kepada Maya.

"Iyaa pak". Ucap Maya seraya melambaikan tangan kepada Alsa.

Berdiri Tak Menyendiri || FomalhoutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang