FLASHBACK
Suasana di markas High Table A saat itu cukup ramai, Kobo yang berjalan seorang diri mengepalkan tangan nya sendiri, wajah nya terlihat merah padam dengan gigi yang mengerit. Kobo telah di Dikeluarkan dari The High Table Special Force.
Banyak saksi yang menyatakan bahwa, Kobo Kanaeru dianggap sangat berbahaya untuk keselamatan Special Force, dia dengan kemampuan komando nya yang ugal ugalan sering kali mengabaikan resiko besar, Dianggap tidak kompeten, tidak rasional, kualitas berpikir yang kurang matang menyebabkan banyak sekali arahan dia yang malah membahayakan. dan yang terparah Kobo Kaeru adalah pelaku dari brutalitas pihak berwajib karena tidak akan segan menghabisi pasukannya yang tidak mengikuti arahannya.
Selama berjalan sepanjang lorong markas, bagian terakhir yang mengaitkan dirinya dengan brutalitas nya paling membuat Kobo emosi karena itu adalah tuduhan tanpa dasar yang langsung memfitnah dirinya. dia mengerti kalau dia gegabah dan tidak berpikir cemerlang.
Namun tidak ada sekalipun nyawa yang tercabut karena perbuatan dia langsung. itu yang membuat Kobo sekarang menahan tangis nya menerima semua tuduhan itu karena tidak saksi yang berusaha membela dia. ini adalah akhir dari karirnya sebagai The High Table Special Force's Captain, posisi yang selalu di impikan Kobo sejak bergabung dengan Special Force.
"aku minta maaf bo itu terjadi di kamu" Kata Zeta dengan lembut,
saat ini mereka berdua sedang berada di kafetaria, sudah 2 minggu semenjak pemecatan Kobo dari posisinya itu tapi masih terlihat bahwa ia masih shook dan tidak bersemangat sama sekali, walaupun di depannya ada semangkuk bakso hangat favorit nya.
"iya makasi jet," kata kobo dengan nada lirih
Zeta menatap Kobo dengan prihatin, hatinya ikut terluka melihat sahabatnya terpuruk seperti ini. Ia tahu betapa berartinya posisi kapten bagi Kobo, dan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepadanya pasti terasa sangat tidak adil.
"Bo, aku tahu ini berat untukmu. Tapi aku percaya pada integritasmu. Aku tahu kau tidak akan pernah sengaja membahayakan nyawa anggota tim," ujar Zeta dengan tulus.
Kobo mengangkat wajahnya, matanya berkaca-kaca. "Tapi kenapa tidak ada yang percaya padaku, Zeta? Kenapa mereka semua begitu mudah menerima tuduhan itu tanpa bukti yang jelas?"
Zeta menghela napas, mengulurkan tangan untuk menggenggam jemari Kobo. "Kadang, orang lebih mudah percaya pada gosip dan fitnah daripada kebenaran. Tapi aku tahu siapa dirimu yang sebenarnya, Bo. Kau adalah prajurit yang tangguh dan setia. Mungkin caramu tidak selalu sesuai aturan, tapi aku tahu niatmu selalu baik."
Kobo tersenyum lemah, menghargai dukungan Zeta. "Terima kasih, Zeta. Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi semua ini tanpamu."
"Hei, aku akan selalu ada di sisimu, apapun yang terjadi. Kita adalah sahabat, ingat?" Zeta balas tersenyum, meremas tangan Kobo dengan lembut.
Kobo mengangguk, perlahan menyendok bakso ke dalam mulutnya. Meski tidak seenak biasanya, setidaknya ia merasa sedikit lebih baik dengan dukungan Zeta.
"Lalu, apa rencanamu sekarang, Bo? Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya Zeta hati-hati.
Kobo terdiam sejenak, pandangannya menerawang. "Entahlah, Zeta. Aku merasa seperti kehilangan arah. Special Force adalah hidupku, dan sekarang semuanya terasa hancur berantakan."
Zeta mengangguk penuh pengertian. "Aku mengerti perasaanmu, Bo. Tapi ingatlah, ini bukan akhir dari segalanya. Mungkin ini adalah kesempatan untuk memulai lembaran baru, untuk menemukan tujuan dan jati dirimu yang sesungguhnya."
Kobo menatap Zeta, secercah harapan mulai terlihat di matanya. "Kau benar, Zeta. Mungkin ini adalah kesempatan untuk membuktikan pada mereka semua, dan pada diriku sendiri, bahwa aku bisa bangkit dan menjadi lebih baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
97 Days - A Vestia Zeta x OC Fanfiction
RomanceKisah tentang orang yang menyesal telah mengabaikan perasaannya, kisah tentang suatu upaya untuk menghindari bencana besar, Kisah tentang mata mata yang sudah kelihangan keluarga, identitas, dan, masa kecil nya karena orang orang yang tidak bertangg...