Secret Archive's Report no: 12, date October 1st

31 1 4
                                    

Tengah malam, sesampainya di apartemen Zeta, Nine disambut dengan tatapan cemas dari Zeta dan Kaela yang sudah berkumpul. siap untuk mendiskusikan langkah selanjutnya dalam penyelamatan Kobo dan anak-anak lainnya.

"Nine, apa yang terjadi di luar sana?" tanya Kaela dengan nada khawatir.Nine menghela napas berat, masih merasa terpukul atas kegagalannya. "Mereka berhasil lolos. Van itu menghilang di tengah keramaian, dan pelacak Kobo pun rusak."Zeta menepuk bahu Nine dengan lembut, mencoba menenangkannya. "Ini bukan salahmu, Nine. Kita semua tahu risiko dalam misi ini. Sekarang, kita harus fokus untuk menemukan mereka kembali."Kaela mengangguk setuju. "Aku sudah mencoba melacak sinyal terakhir dari pelacak Kobo sebelum hilang. Mungkin kita bisa mempersempit area pencarian."Zeta berjalan ke arah meja, di mana sebuah peta besar terbentang. Ia mulai menandai beberapa lokasi yang mungkin menjadi tempat persembunyian para penculik.

"Aku sudah memindai plat nomer van yang menyerang kami, kalau mereka bekerja dengan orang yang sama seharusnya kita dapat menemukan tempat persembunyiannya" ujar Zeta dengan nada serius. Kaela yang berada di depan Komputer yang berada di ruang tamu Zeta berusaha melacak keberadaan Van yang digunakan. "aku punya kabar buruk, seri kendaraan Van yang dipindai zeta ini adalah kendaraan umum di kota ini, banyak penduduk yang meggunakan kendaraan ini....." Kaela yang sedang fokus di depan komputer tiba-tiba berseru, "Tunggu sebentar! Aku menemukan sesuatu yang menarik."

Semua perhatian langsung tertuju pada Kaela. Nine dan Zeta mendekat ke arah komputer, penasaran dengan apa yang ditemukan oleh rekan mereka."Ada beberapa van dengan plat nomor yang sama yang tertangkap kamera lalu lintas di sekitar area industri tua di pinggiran kota wolval," jelas Kaela sambil menunjuk beberapa titik di peta digital. "Mereka terlihat bergerak secara terorganisir, seolah-olah menuju ke satu tempat yang sama." Zeta mengamati pola pergerakan van-van tersebut dengan seksama.
"Ini bisa menjadi petunjuk penting. Kita harus memeriksa area industri itu secara menyeluruh." Nine mengangguk setuju. Zeta menyusun rencana dengan hati-hati. "Kaela, teruskan pelacakan dan pantau pergerakan mereka dalam satu hari ini, make sure semua van itu memang menuju ke tempat yang sama bahkan yang membawa kobo" Kaela menyeringai, "huh jadi aku bartender sekaligus hacker, will be good on my CV of course" Zeta tertawa kecil mendengarkan lawakan Kaela. Kaela melanjutkan pencariannya Zeta yang menoleh kesamping melihat Nine yang masih merenung di depan jendela, Zeta pun mendekati dan menyentuh pipi Nine dengan lembut. 

"Hai, kau baik baik saja?" tanya zeta, dengan nada khawatir, Nine yang tidak menyadari keberadaan zeta, terkejut mendengar pertanyaannya. "Senpai!!, owh umm tidak ada masalah kok aku cuma khawatir dikit saja kok" mendengar jawaban Nine itu tidak membuat Zeta puas ia malah menunjukkan wajah cemberut, Nine yang melihat seniornya atauu apapun hubungan mereka sekarang ini malah bingung melihatnya, "aku kira sekarang bukannya kau hanya memanggilku Zeta yaa?" tanya Zeta, Nine yang mendengarnya langsung tersipu. Benar dia hanya menggunakan panggilan senior itu jika ia sedang berada dengan kobo atau kaela tapi jika dia hanya berbicara dengan Zeta seharusnya dia langsung menyebut Namanya, perlahan Nine mengulangi perkataannya kembali. 

"Aku baik baik saja Zeta, cuma sedikit keguncang saja. aku memikirkan banyak hal hari ini" ujar Nine dengan jujur, Zeta terlihat khawatir perlahan ia memegang Tangan Nine dan meremas pelan tanggannya membuat Nine menatap langsung ke arah Zeta tepat di matanya. "mau cari udara segar, aku tau tempat yang bagus disini." kata zeta dengan senyuman manisnya, sesaat itu membuat Nine tenang dan ia pun mengangguk. perlahan mereka berdua meninggalkan Kaela yang juga melihat mereka dari kejauhan dan terkekeh sendiri.   

Zeta membawa Nine ke sebuah taman yang terletak tidak jauh dari apartemennya tepatnya ada taman kecil diatas apartemen Zeta. Taman itu tampak sepi dan tenang, dengan pemandangan lampu perkotaan kota wolval yang indah. Mereka berjalan berdampingan, menikmati keheningan yang nyaman di antara mereka. Nine merasa sedikit lebih rileks, seolah-olah beban di pundaknya sedikit terangkat dengan kehadiran Zeta di sisinya. Akhirnya, mereka menemukan sebuah bangku taman didekat sana. Zeta mengajak Nine untuk duduk di sana.

97 Days - A Vestia Zeta x OC FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang