Kobo merasa ada yang aneh sekali dengan Pablo didepannya sebelumnya dia adalah orang yang dingin dan kejam kemudian berubah menjadi seperti anak kecil yang sedang memerkan mainan baru nya seakan dia punya dua kepribadiian.
"pria tua bangka itu berjanji akan membawakan ku banyak anak kecil yang penyakitan, tapii sepertinya otaknya yang kecil itu dikalahkan oleh hawa nafsunya dan yang aku dapatkan malah.... kalian anak anak sehat yang sepertinya sedang shok dan ketakutan karena sedang diculik, maaf yaa" kata pablo sambil membelai kepala Munana dan Funana yang mana itu tidak membuat mereka lebih baik, malah mereka semakin ketakutan, kobo yang melihat kelakuan Pablo membuatnya menahan pukulannya, Pablo disini malah terlihat menyebalkan menurut Kobo tapi ia tetap mengurungkan niat nya untuk menggali gali informasi soal organisasi penculikan anak ini.
Tiba tiba layar LCD berubah, layar memperlihatkan ada banyak anak kecil yang sedang terkurung dalam sebuah sel, Kobo yang melihat nya terkejut sampai tidak bisa berkata apa apa, melihat respon kobo, Pablo menyeringai kesenangan. "seperti yang aku bilang, disini aku berusaha untuk menyempurnakan ciptaan tuhan yang tidak sempurna yaitu anak anak ini. dimana mereka lemah, sakit, dan bahkan terlihat menyedihkan." Ujar Pablo dengan Nada sinis, ia berjalan mendekati salah satu layar memperlihatkan anak yang tidak memiliki kedua kaki,
"Coba kalian lihat nomer 17, dia tidak punya kaki kan? bagaimana jika kita membuat kaki baru yang langsung tumbuh dari tubuhnya bahkan kaki itu kuat untuk melakukan lompatan yang tinggi dimana dia mampu untuk mengangakat 10 kali berat badannya. atau disebelahnya kalian lihat nomer 29, dia adalah gadis penderita Porphyria dimana kulitnya akan merasakan sakit yang luar biasa jika terpapar sinar matahari. bagaimana jika kita melakukan sesuatu dengan kelemahannya itu bagaimana jika kita mengubah energi panas yang dia terima bisa ia pantulkan untuk menghasilkan panas yang luar biasa dari tubuhnya seakan ia adalah pengendali api" kata Pablo dengan bangga Pablo melanjutkan, berjalan perlahan mengelilingi ruangan penuh monitor yang menampilkan gambar-gambar menyedihkan dari anak-anak yang terkurung. "Setiap anak di sini adalah kesempatan. Kesempatan untuk dunia untuk melihat ke mana kemajuan teknologi bisa membawa kita. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam pencarian ilmiah kita."
Meskipun terkejut dan terhormat, Kobo berusaha keras untuk mengendalikan emosinya. Dia sadar bahwa apa pun yang dilakukan di hadapan Pablo bisa berakibat fatal bagi dirinya dan teman-temannya. Kobo melirik ke arah Funana dan Munana, mencoba memberi mereka kekuatan melalui tatapannya.
"ini... ini terasa salah dan tidak beretika. Kau tidak bisa hanya mengubah manusia sesuka hati. Ini bukan hanya eksperimen, ini kehidupan," kata Kobo dengan nada penuh keberanian, mencoba membangkitkan sedikit kemanusiaan dalam diri Pablo.Pablo tertawa, suara tawanya menggema di ruangan berdinding beton itu. "Oh, manis, kamu masih muda dan naif. Dunia ini tidak sehitam dan seputih yang kau pikir. Di sinilah masa depan diciptakan, dan di tangan-tangan inilah kekuasaan untuk mengubah dunia berada. Kau sebaiknya mulai membiasakan diri dengan itu."Mendengar itu, Kobo merasa mual. Dia tahu bahwa dia tidak bisa hanya berdiri dan menonton, tetapi juga sadar bahwa setiap langkah harus dipikirkan dengan matang."Tapi mengapa anak-anak? Mengapa mereka yang tidak berdaya?" tanya Kobo, mencoba untuk memahami logika Pablo.
"Karena mereka adalah kanvas yang paling murni,. Mereka belum tercemar oleh dunia, belum rusak oleh konsep-konsep kuno tentang moralitas dan etika yang kau sematkan di hatimu," jawab Pablo sambil melirik layar yang menunjukkan gambar anak-anak yang terkurung.Pablo berjalan mendekat ke sebuah panel kontrol dan mulai mengetikkan sesuatu. "Perhatikan ini," katanya sambil memutar sebuah tombol. Layar menunjukkan seorang anak kecil yang sedang duduk di kursi roda, lalu tiba-tiba, dari punggungnya muncul sepasang sayap organik yang pelan-pelan mengembang di punggungnya."Kami bukan hanya menciptakan kaki atau mengubah kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan sakit. Kami sedang memperluas batas-batas apa yang bisa dilakukan manusia. Bayangkan dunia di mana tidak ada lagi keterbatasan fisik. Di mana setiap kelemahan bisa menjadi kekuatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
97 Days - A Vestia Zeta x OC Fanfiction
RomanceKisah tentang orang yang menyesal telah mengabaikan perasaannya, kisah tentang suatu upaya untuk menghindari bencana besar, Kisah tentang mata mata yang sudah kelihangan keluarga, identitas, dan, masa kecil nya karena orang orang yang tidak bertangg...