Dear Lord - V×M [18+]

998 33 7
                                    

Langit yang awalnya oren kemerahan, sudah menjelang gelap.. Terlihat pria berambut merah nyentrik itu, sedang memandang langit sambil membayangkan sesuatu..

Minu yang dari jauh, sudah memandang Vinny.. Ia mengeluarkan ponselnya dan memotret Vinny dari kejauhan, ia tersenyum.

Minu's Pov : "Aku tidak menyangka, dia akan pindah ke kru Sabbath.."

Minu berjalan pelan-pelan ke arah Vinny, ya karna kakinya masih belum stabil.. Dia dari kemaren udah nyari kesempatan buat bicara berdua dengan Vinny, cuman yaa.. baru kali ini dapet kesempatan.

"Vinny..!"

Vinny otomatis terkejut, tapi dia sembunyikan dengan muka datar. Matanya tidak memiliki perasaan apapun, ia menatap ke Minu dan akhirnya membuka mulutnya.

"Apa yang kau mau?"

"Mengapa.. kau keluar.?" - Tanya Minu yang tangan kanannya memegang alat bantu dan tangan kirinya memegang jaket HummingBird Vinny.

"Ini terlalu besar untukku, kau tidak akan pergi lama.. Kan.?" - Tanya Minu, dengan senyuman kecil di mulutnya.

Sebenarnya Vinny sudah terdorong disitu, teman dekatnya mengatakan itu.. Yang sekarang sudah menjadi musuh balapannya, meski Minu masih belum bisa balap.

Vinny menatap ke bawah lantai, tingkahnya berbeda didepan Kru Sabbath. Pria berambut merah nyentrik itu tidak berkata sepotong kata-pun, ia masih ragu untuk menjawab..

"Kau ingin mengobati ibumu, kan.?"

"Tutup mulutmu, bajingan."

"Aku mengatakan fakta, seora-"

"Ku Bilang.. TUTUP MULUTMU." - Bentaknya dengan tegas pada Minu, yang sekarang terdiam. Tubuh Minu mendapat merinding di seluruh tubuhnya..

"Mari kita bicarakan baik-baik.?" - Tanya Minu, dengan suara kecil pada Vinny..

"Tidak. Gua gamau ngebahas itu."

"V- vin.. emangnya lu tau apa yang mau gua bahas?"

"Tentang ibu.. gua.?"

Minu melempar jaket HummingBird itu kemuka Vinny, dengan dendam dimatanya.

"Tentang apa yang lu sama Sung perbuat, ke gua."

Vinny terdiam, dia mau ngaku salah awalnya.. Tapi, dia mau ngasih tau kalau Dia udah ada perasaan ke Minu. Yang buat dia ragu, cuman tatapan Minu ke dia.. Tatapan penuh emosi, dendam..

"Lu gamau tanggung jawab.?" - Kata Minu kecil, lalu dia mendorong bahu kanan Vinny.

"Gua udah malu jadi cowo, dilecehin terlebih lagi lunya gamau tanggung jawab." -

"Emangnya.. Lu kenapa.?"

"Gua kenapa.? gara-gara kejadian kemaren, gua ga abis mikir. Harga diri gua lu taruh kemana, Vin?"

Senyap.. Rasanya langit udah makin gelap, angin udah makin kencang, dan bentar lagi udah mau hujan.

"Jawab gua, brengsek." - Minu udah ngepalin tangannya, mau siap-siap numbuk mata ni anak..

Tapi, Vinny tetap diam aja. Karna dia emang lagi nyusun kata buat minta maaf. Cuman, ya.. mana bisa gitu, Minu udah abis kesabarannya, di tonjok pipi kanan Vinny.

"Anj-ng.!" - Rengek Vinny, yang sekarang nutupin pipi kanannya. Lalu ditatapnya Minu dengan dalem

"Bicara."

"Gua mau minta maaf. Tapi, mana seri kalo cuman lu yang gebukin gua.?" - Vinny udah keluarin serangannya, kena ke bawah dagu Minu.

Hari udah gelap, Udah turun hujan. Mereka bukannya baikkan, Tapi malah berantem disitu berdua sampai hujan jadi deras.

Vinny sengaja nga kasar-kasar banget, soalnya Kaki Minu juga masih ga stabil.. Cuman, tiba-tiba..

- BRAK!!.

Minu terjatuh karna air hujan, kepalanya hampir terbentur dilantai keras itu. Untungnya Vinny ngodokkin kakinya ke kepala Minu.

Minu terdiam, dia natep ke atas.. Baju mereka udah basah-basah, nembus. Minu gatau apa yang dipikirknnya, dia gabisa bangun sama sekali..

Jadi setelah beberapa saat diposisi gitu aja, Vinny akhirnya ngangkat Minu di belakangnya. Tangan kanannya ngambil alat bantu Minu sambil megang gagang sepedanya.

"Vin.. Maaf ya.?" - Bisik Minu, pada Vinny yang sekarang lagi gendongin Minu.

"Kenapa?"

"Gua yang mulai mukul.."

"Ya."

"Vin."

Vinny berhenti, lalu dia ngecoba buat ngeliat Minu. Minu tangannya ngak diem aja, tangannya ngangkat dagu Vinny baru dicium-nya bibir Vinny.

Mereka tetap diposisi gitu ampe beberapa detik, lepas ciumannya. Hujan makin deras juga, Vinny aslinya salting brutal tapi dia tuh.. 'The Master Of Hiding Feelings'

"Lari cepet, hujannya makin deres.!"

Vinny nurut-nurut aja, lari lah Vinny entah kemana. Mereka neduh di kamar mandi tenpat ngisi bensin. [Awokaowk..]

Minu diturunin tuh, duduk dia di kloset.

"Ngapa disini? padahal disitu ada tempat pemberhentian bus.."

"Bentar lagi disitu rame, gaenak bicara." - Jawab Vinny yang sekarang lagi nyuci tangannya.

"Jadi kita disini aja terus.?"

"Nunggu hujan redah.."

Vinny sebenarnya udah ngaceng dari tadi, cuman dia gamau kayak kemaren. Tapi, Minu nyadar itu..

"Vin, coba lu kesini" - Vinny jalan kedepan Minu yang lagi duduk di kloset, lalu ngeliat ke bawah biar bisa liat muka Minu

- Zziiip.. Cklack.

"Tutup pintunya~" - Kata Minu, yang udah ngebuka Zip celana Vinny..

"H-hah.?"

"Udah tegang lo kan? gua tidurin lagi, soalnya gua kan bertanggung jawab."

Ya.. kesempatan nga datang dua kali, Vinny tutup pintu kamar mandinya baru dipegangnya kepala Minu

Minu udah bukain Zip celananya Vinny, sekarang di gesernya pelan-pelan sempak Vinny..

- Deg..! Deg.!

Minu's Pov : "Gua nyesel dah.. gede bet lagi.."

Minu pelan-pelan jiletin kepalanya, lubangnya.. lidahnya ngikutin urat-uratnya..

"Aaah.. Lidah lu hanget.."

"Mmn..?" - [Beneran.?]

*Ngangguk-ngangguk*

Minu mulai ngulum Kepalanya ampe setengah, lalu dimainin bola kembarnya.. Entah kenapa, Vinny malah merinding, dan Dïçknya ngedut-ngedut didalam mulut Minu..

"H- aah.. Nggh.." - Desahnya kecil.

Setengah Dïçk Vinny udah di dalam mulut Minu, setengahnya lagi digosok Minu pake jarinya.

"Haa.. ahh.. Belajar dari mana lu.?" - Tanya Vinny yang sekarang kakinya udah ga kuat..

"Lganghit Bhiruh~" -> [Langit Biru..]

Vinny's Pov : "Langit biru apaan sih.."

"Phunya Dohm, Dhohm bhanndar bhokhep.." -> [Punya Dom, Dom bandar b×kep..]

"Haa.. Anj-ing, jangan bicara dulu.. Gigi lo kena batang gua!"

- Disisi Dom ~

"Yuna lagi ngapain yah.?"

Tanya Dom pada anjingnya Jordan

"Eh.. telinga gua kok tiba-tiba gatel.."

-  Udah abis.

IVuseful gatau mau buat se×-nya kek mana :'I

IVuseful gatau mau lanjutin

Dear Lord - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang