[Secret Lullaby IX]

865 69 42
                                    

》♧《

[Ketahuilah, chapter ini berlanjut karena ada beberapa reader yang berhasil menemukan clue nya, ada juga yang mencoba berkomentar tentang clue lainnya]

[Jika tidak ada yang berkomentar,
m_k_ ce_i__n_a t_da_k ber_la__ut -----]

[Te__k_n clue _ya]


》♧《

"Happy Reading"

》♧《


Ke semua elemental bersaudara menoleh ke sumber suara, mereka menatap kaget saudara mereka yang memaksakan dirinya untuk berdiri.

Taufan memekik kaget, ia langsung memapah pundak adiknya. Dahinya berkerut, terlihat ia sangat mengkhawatirkan Gempa.

"Abang udah bilang dari lama, panggil Abang atau yang lainnya. Jangan paksakan dirimu, Gem!" pekik Taufan.

Gempa tersenyum simpul, ia menatap wajah kakaknya yang terlalu khawatir padanya. "Hehehe".

Halilintar menghela napasnya panjang, menguraikan rasa khawatirnya yang berlebihan.

"Gem kuat kok Bang, jangan anggap Gem lemah ya" ujar Gempa parau.

Ia menggenggam tangan Taufan erat, menumpu sepenuhnya pada diri kakaknya.

Saat ini, seluruh tubuhnya berdenyut nyeri.

Ia memaksa dirinya untuk berjalan ke arah semua saudaranya, mengabaikan rasa sakit yang menyerang tubuhnya.

"Apanya yang kuat, kalau Gem bertumpu sama Abang?" cibir Taufan kesal.

Ia membalas pegangan tangan adiknya, menuntun Gempa untuk duduk di sebelahnya.

Halilintar menyambut tangan lunglai adiknya, menggenggamnya erat. "Kenapa bangun dari kasur Gem?".

Setelah terduduk nyaman diantara kedua kakaknya, Gempa berusaha untuk duduk tegap. "Gem mau bantu kalian".

"Kita masih bisa manfaatin si Solar, untuk apa dia mengaku otak pintar kalau engga di manfaatkan" ujar Halilintar selagi menarik pundak adiknya.

Menyenderkan tubuh lemah Gempa pada pelukannya, ia menjaga pundak adiknya agar tidak jatuh ke belakang.

Solar yang di ledek pun berdecih, jika bukan sandi ini berkaitan dengan Gempa. Ia tak mau memecahkannya.

"Tadi Gem bilang apa, pakai nama siapa?" tanya Blaze ulang.

Gempa mengambil kertas yang di coret oleh Thorn, masih bisa di pahami walau penuh coretan.

"Hm, kalau ini ada kaitannya denganku... coba pakai nama Gem" ucap Gempa kembali.

"Tapi kata Hali, sandi ini salah" balas Ice mengingatkan saudaranya.

Gempa mengangguk, meletakkan kembali kertas pencaharian Thorn di atas karpet.

Jemari lentik Gempa menunjuk tabel sandi yang telah di buat, "Coba susun dari awal, cari angka yang menyusun nama Gempa".

Mendengar itu, semuanya beralih menatap tabel sandi yang ditunjuk Gempa.

Mereka kembali terfokus, melihat serta mendengarkan penjelasan Gempa tentang tabel sandi dengan seksama.

"Menurut hasil pencaharian kalian, langkah pertama pembuatan sandi ini adalah barisan angka dari huruf yang ingin kalian buat"

Gempa berusaha menjangkau pulpen di dekat Thorn, "Ah, terimakasih Thorn" ucap Gempa saat diambilkan pulpen oleh Thorn.

Secret Lullaby | Season II Elemental DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang