"Mereka hanya berbohong, tidak ada yang peduli denganmu"
"JANGAN BERTERIAK MEMINTA TOLONG PADA MEREKA!"
"Sadarlah! Mereka salah tentangmu,
minum saja itu lalu kau akan
melupakan semuanya"》♧《
Dengarkan musiknya,
maka kamu akan merasakan hal yang sama dengan mereka》♧《
"Happy Reading"
》♧《
Mentari senja mulai terlihat, burung - burung berterbangan menghiasi langit sore.
Kicauannya terdengar merdu, saling bersahutan dengan burung lainnya. Seakan tengah menyapa satu sama lain.
Gelak tawa masih terdengar dari teras rumah bertingkat dua minimalis, ke empat remaja laki - laki saling menertawai satu sama lain.
Melempar jokes atau tebak - tebakan yang harus di jawab, jika tidak bisa menebak maka yang kalah akan di hukum untuk mengikuti kebiasaan orang lain.
"Giliran aku, tanaman apa yang jalannya engga pernah belok?" ucap Blaze dengan cengirannya.
Ke tiga saudaranya yang lain mulai berpikir, terlihat dari dahi mereka yang berkerut.
Thorn yang baru sadar langsung memukul lengan Blaze kuat, "Blaze bodoh ya, mana ada tanaman berjalan?".
Taufan mengangguk, menyetujui perkataan adik hijaunya. "Eh tapi ada engga sih beritanya, Gemgem pasti tahu soalnya sering nonton berita".
Gempa menatap kedua adiknya bergiliran, ia sendiri tidak tahu apakah ada tanaman berjalan atau tidak.
"Mungkin tanaman rambat?" tebak Gempa bingung.
Blaze menggoyangankan jemarinya, "Oh tentu tidak Gemgem".
"Nyerah nyerah" sahut Taufan cepat.
Cengiran Blaze kembali mengembang, ia bangun dari duduknya lalu mengambil pot tanaman yang ada di dekat jendela rumah.
"Jawabannya ini, Kak-terus hahahaha" timpal Blaze sambil memaju mundurkan pot kaktusnya.
Thorn mendengus kesal, ia melempar sandalnya ke arah kakaknya yang masih bergerak maju mundur dengan kaktus di tangannya.
"Hahaha bener lagi, kak-teruss lanjut kak lurus aja bhuahahaha" Taufan tertawa puas, ia juga mengikuti tingkah konyol Blaze.
Gempa menutup mulutnya dengan telapak tangannya, menertawai tingkah konyol saudara - saudaranya.
"Karna kalian engga bisa jawab, cepat salah satu dari kalian buat gaya seseorang" pinta Blaze jahil.
Taufan langsung mengangkat tangannya, "Aku aku, coba tebak ini siapa?".
Blaze kembali duduk di sebelah Gempa, melihat Taufan yang melepaskan topinya dan mengacak - ngacak rambutnya.
Gempa sepertinya mulai menebak siapa yang akan di tirukan oleh kakaknya, terlihat saat Taufan mulai menata rambutnya kembali dengan rapi.
Selesai dengan urusan rambutnya, Taufan berdeham beberapa kali. Berusaha memberatkan suaranya, raut wajahnya mulai terlihat mirip seseorang.
"Tak apa, biarkan mereka berdikari"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Lullaby | Season II Elemental Daily
FanficKisah berlanjut setelah kejadian masa lalu yang mencekam, mengupas habis siapa pelaku dibalik semua penculikan Gempa. Akankah berakhir dengan hasil yang baik? atau berakhir dengan sedih yang begitu pilu? "Semuanya akan terungkap, apabila kalian memp...