- Aku adalah kamu, kamu adalah kamu -
》♧《
Suasana sendu di sore hari sangatlah menenangkan, aroma dedaunan basah setelah hujan, cukup merilekskan badan yang lelah bekerja.
Senandung kicauan burung - burung terdengar merdu, berterbangan pulang ke sarang mereka. Kembali berkumpul dengan keluarganya.
Gempa meletakkan cangkir tehnya, kembali fokus dengan barisan kalimat pada novel yang sedang ia baca.
Menikmati siluet kejinggaan yang mulai timbul, "Tenangnya hari ini" gumamnya pelan.
Disebelahnya terdapat Blaze yang duduk tenang, jemarinya perlahan membalikkan halaman ensiklopedia dengan tenang.
Sungguh hal yang aneh, bukan suasananya yang tenang ataupun Gempa yang bersantai.
Keanehannya ada di Blaze, anak yang keterlaluan hyperaktif bisa tenang membaca ensiklopedia tanpa malas.
Gempa melirik adiknya yang tenang, ia tersenyum melihat keteguhan Blaze membaca buku.
Ia akhirnya meletakkan novelnya, cukup tebal dengan cover berwarna hitam. Berjudul "The criminal is your mind, not your heart"
Ia mengelus surai Blaze tanpa topi, "Udah nemuin sesuatu Blaze?",
Blaze menggeleng, ia lalu menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa.
Menutup wajahnya dengan ensiklopedia tentang ayam, kepalanya berdenyut pening.
"Sebenarnya kamu nyari apaan sih Laze? Tumben banget nginjekin kaki ke perpustakaan" ujar Gempa.
Blaze membuang bukunya, menatap wajah kakaknya dengan sedih. Sekali gerakan, Blaze telah berlabuh di pangkuan Gempa.
"Gemgem" ucap Blaze manja.
Gempa hanya tertawa kecil, sesuai dugaannya. Tak ada yang bisa bertahan dengannya di perpustakaan, kecuali Solar.
"Kenapa Laze, mau Gem bantu?" usul Gempa selagi mengusap punggung adiknya.
Blaze semakin menenggelamkan wajahnya di perut Gempa, mengusal hidungnya pelan.
Blaze membalas ucapan Gempa, tetapi suaranya teredam.
"Ah? Blaze ngomong apa sih?" Gempa langsung menjauhkan jidat adiknya dari pelukannya.
"Jesika engga mau makan Gem, aku kasi jagung juga engga mau. Nanti kalau sakit kan bahaya" ucap ulang Blaze.
Gempa menatap wajah adiknya aneh, sesayang itukah Blaze dengan ayamnya sampai overthingking dan rela ke perpustakaan.
'Ngga waras' batin Gempa nelangsah.
Blaze semakin merengek, ketika membaca pola pikir kakaknya. "Whoaa, aku masih waras Gem",
Gempa menepuk jidatnya, ia lupa semua saudaranya bisa membaca pikirannya.
Tak tega melihat kekhawatiran adiknya, ia menyenderkan pundak adiknya pada sandaran sofa.
Mengambil cangkir baru dari bawah meja, menuangkan teh cammelia hasil buatan tangannya.
"Minumlah, tenangkan pikiranmu" ujar Gempa selagi memberikan secangkir teh hangat.
Tanpa basa basi, Blaze langsung mengambil teh hangat buatan kakaknya.
Aroma teh itu mulai memasuki hidungnya, lumayan membuat perasaannya menjadi tenang.
Gempa tersenyum tenang, "Sejak kapan jesika tidak mau makan?",
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Lullaby | Season II Elemental Daily
Fiksi PenggemarKisah berlanjut setelah kejadian masa lalu yang mencekam, mengupas habis siapa pelaku dibalik semua penculikan Gempa. Akankah berakhir dengan hasil yang baik? atau berakhir dengan sedih yang begitu pilu? "Semuanya akan terungkap, apabila kalian memp...