"Dokter Yoon, ku mohon anda segera ke igd. Dia kembali meminta anda merawat lukanya"
Seorang perawat wanita datang ke ruang prakteknya di poli kandungan yang sebenarnya sudah diluar jam kerja. Dan ia mendesis saat tau siapa yang perawat itu maksud.
"Katakan padanya, aku dokter kandungan. Dan dia tak memiliki rahim" Ketusnya sambil kembali memakai kacamata nya.
Perawat itu tampak menggigit bibirnya, "tapi dokter Yoon, dia masih menolak. Dokter bedah senior bahkan sudah datang untuk menjahit lukanya, tapi dia masih menolak dan mengatakan akan tetap menunggu anda"
"Kenapa tak kalian panggilkan saja dokter Choi sih, biar dibedah sekalian kepala putra pembuat onarnya itu!" Marah Jeonghan. Namun begitu, gadis itu tetap bangkit berdiri dan memakai jas dokternya. Berjalan ke gedung igd diikuti perawat tadi.
"Lain kali katakan saja padanya jika aku sedang tak bertugas" Ucapnya malas sambil melangkahkan kakinya menyusuri lorong yang menghubungkan gedung poli dan igd.
"Tapi anda tau jika dia hafal jadwalnya dok"
Jeonghan berdecak, sambil memasuki ruangan igd "harusnya aku meminta perombakan jadwal"
Keduanya lalu sampai di IGD dan segera ke bilik di mana pria yang dimaksud berada. Mata Jeonghan membelalak saat menyadari jika luka pria itu lebih parah daripada luka terakhir kali. Darah segar membasahi kaos putih bagian perutnya. Wajah pria itu juga berhias lebam di beberapa titik.
"Oh, dokter Yoon" seorang dokter jaga memperlihatkan raut leganya saat dokter langganan pria di pembaringan itu akhirnya datang.
Sedang pria yang semula memejamkan matanya sontak membuka matanya dengan senyum seratus watt. Seakan luka di tubuhnya tidaklah sakit.
"Hai Han" sapa pria itu ceria.
Jeonghan berdecak sambil mendekat. "Dokter Hwang, kau sudah memeriksa lukanya?"
"Sudah, luka di perut bagian kiri agak dalam dan butuh di jahit. Yang lainnya hanya lebab dan luka goresan"
Gadis itu menatap jengah pada pria yang masih menampakan dimplenya. "Sekarang apa?"
Pria itu tertawa kecil, "hanya orang iri karena aku memenangkan race malam ini"
"Berhenti membuat onar Seungcheol!" Omel Jeonghan sambil mengusapkan hand sanitizer di kedua tangannya dan memakai sarung tangan medis.
"Kalian keluarlah, aku akan mengurusnya" ucapnya kemudian pada dokter Hwang dan perawat yang masih ada di sana.
"Baik dokter Yoon"
Sepeninggalan dua rekannya itu, Jeonghan menarik troli yang berisi alat medis steril dan beberapa obat-obatan. Dan duduk di hadapan luka pria bernama Seungcheol itu.
Tangannya membuka baju berlumuran darah itu untuk melihat lukanya dan mulutnya refleks mendesis. "Pisau?"
Seungcheol mengangguk sambil bergumam, sedang matanya sibuk menatapi Jeonghan.
"Aku akan menjahitnya, jadi bisa kau buka bajumu?"
Seungcheol memberengut, "hei aku terluka. Bukakan untukku, hitung-hitung simulasi malam pertama kita... Hehehe"
Jeonghan sontak mengangkat tangannya hendak memukul pria yang bicara sembarangan itu. Tapi ia urungkan mengingat lukanya yang butuh segera di urus. Ia lalu mengambil gunting dan menggunting baju putih itu hingga terbuka sempurna di bagian depannya.
Setelah selesai, mata bulat Jeonghan memindai perut dan dada terbentuk sempurna itu memastikan tak ada luka atau lebam lainnya. Ia mendesah lega karena tak ada luka berarti disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story Jeongcheol
FanfictionHanya Seungcheol yang tampan dan Jeonghan yang cantik