Jeonghan membuka matanya perlahan setelah alarm di otaknya memerintahkan tubuhnya untuk segera terbangun. Matanya kemudian melirik pada jam digital di atas nakas yang bersebelahan dengan bingkai berisi foto empat pemuda tampan yang dipuja oleh semua orang di penjuru Seoul.
Helaan nafas pelan ia keluarkan saat merasakan berat pada pinggangnya dan hembusan nafas hangat di kepalanya. Ia lalu membenarkan posisi tidurnya yang semula berbaring miring menjadi terlentang. Kepalanya menoleh pada sumber nafas hangat dari seorang pemuda yang nampak masih terlelap sambil mendekapnya.
Jeonghan menatap lekat wajah yang menyiratkan lelah itu. Bulu mata yang panjang, lingkar hitam samar di sekitar matanya, serta rambut legamnya yang mencuat berantakan tak mengurangi nilai ketampanan pemuda itu yang sempurna.
Gadis itu kemudian mengalihkan perhatian pada langit-langit kamar yang bukanlah kamarnya. Wajahnya memerah saat mengingat apa yang terjadi semalam. Tangannya lalu menarik selimut untuk menutup bahunya yang terbuka.
"Wajahmu merah"
Celetukan bersuara rendah itu membuat Jeonghan sedikit berjengit. Ia menatap pada pemuda yang sebelumnya sedang terlelap kini telah membuka matanya dengan malas. Senyuman manis juga nampak disana. Jeonghan yang malu menarik selimutnya semakin tinggi hingga menutupi hidungnya.
Pemuda itu tertawa kecil oleh reaksi malu si gadis. Ia beringsut semakin mendekat dan menarik tubuh ramping itu merapat pada tubuhnya. "Aku sungguh merindukanmu Yoon Jeonghan"
"Aku juga," balas Jeonghan menyamankan dirinya dalam pelukan.
"Apa yang membuatmu akhirnya mau datang ke konserku? Bahkan sampai menyusup di backtstage?" Elusan lembut Seungcheol berikan pada rambut panjang sang kekasih hati. "Jika kau bilang dulu padaku, aku akan memberimu tiket VVIP"
Jeonghan bergumam sambil semakin merapat, "Seungkwan yang memaksa, dan aku tidak menyusup. Seungkwan yang mengajakku, dia berbohong ingin ke toilet tapi ternyata malah ke backtstage"
Mendengar cerita dari suara serak sang kekasih membuat Seungcheol tertawa kecil. Pria itu merenggangkan pelukannya demi dapat melihat wajah Jeonghan yang memberengut karena kenyamanannya diganggu.
Ia membelai wajah Jeonghan yang masih tampak mengantuk, "bagaimana jika Boo Seungkwan tau teman kerjanya ini adalah kekasih dari idolanya?"
"Ck, dia mengidolakan Vernon. Bukan kau," jawabnya masih Deng mata terpejam menikmati usapan.
"Hey... Semua fans kami mengatakan jika Scoups adalah everyone bias wraker"
Jeonghan membuka matanya hanya untuk mendelik, "itu karena kau selalu tebar pesona dan sok gaya di atas panggung"
Seungcheol menyengir lalu mengecup kecil bibir mencebik itu dan berkata, "maafkan aku, fans service adalah bagian dari pekerjaanku"
"Itulah kenapa aku tak pernah mau datang ke konser kalian"
Pria itu kembali menarik tubuh Jeonghan untuk ia peluk. Menikmati kebersamaan yang sangat sulit mereka dapat mengingat sibuknya kegiatan groupnya.
"Sudah dua tahun sejak pertunangan kita. Aku sudah siap go public jika kau mau"
Jeonghan menggeleng cepat diatas dada Seungcheol, "tidak. Kita tak bisa egois. Akan banyak hal buruk akan terjadi jika public dan media sampai tau. Begini saja aku tak apa-apa"
"Setidaknya pada member? Sejauh ini hanya manager pribadiku dan CEO perusahaan yang tau"
"Tidak Seungcheol... Sekarang bukan waktu yang tepat"
Seungcheol memanyunkan bibirnya manja, "lalu kapan waktu yang tepat?"
"Emm, mungkin saat kalian tak lagi terkenal"
Seungcheol tertawa kecil, "padahal di ment semalam kami berjanji pada fans akan terus dipanggung bahkan sampai usia 40 tahun"
Jeonghan mendongakkan kepalanya bertumpu pada dada Seungcheol dan mengetuk-ngetuk pipi sang kekasih pelan. "Sepertinya aku masih cukup cantik dan kau masih cukup tampan untuk menikah diusia itu, hehee...."
Seungcheol berdecak, dengan gemas ia menelusupkan tangannya kedalam selimut dan membawa tubuh ringan Jeonghan tengkurap di atas tubuhnya.
"Bagaimana kalau kita daftarkan saja pernikahan kita tahun depan?"
"Tidak"
"Kalau begitu, bagaimana dengan memiliki anak terlebih dulu?" Alis tebal Seungcheol bergerak-gerak jahil sambil tangannya meremas gemas bokong Jeonghan.
"Ish!" Jeonghan lantas memukul dada Seungcheol dengan kuat hingga empunya mengaduh. "Jangan bicara macam-macam!"
"Setidaknya kalau jika kau memiliki anak dariku, tidak ada alasan bagimu untuk meninggalkanku"
Mendengar ucapan itu, Jeonghan tersenyum lembut. "Kau sudah memiliki seluruh jiwaku, hatiku, bahkan tubuhku. Aku tak akan pergi kemanapun, jangan khawatir"
Seungcheol kembali tertawa kecil. Ia lalu mengguling tubuh mereka hingga ia mengungkung Jeonghan dibawahnya.
"Kupegang ucapanmu"
Kemudian pria itu menyatukan bibir mereka dengan ciuman romantis sarat akan pemujaan. Dalam hati Seungcheol berterimakasih pada kedua orangtuanya yang dua tahun lalu memaksanya untuk bertunangan dengan gadis asing yang tak ia kenal. Karena, sekarang Seungcheol sungguh sangat jatuh dan jatuh cinta pada gadis itu. Pada gadis berhati bak malaikat yang bernama Yoon Jeonghan.
*******
Sort ficlet😁
Just vote, comment and follow me guys....
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story Jeongcheol
FanfictionHanya Seungcheol yang tampan dan Jeonghan yang cantik