My Lovely Dongsaeng

918 78 16
                                    

"Bibi Younghee, kenapa Cheolie selalu tidur? Dia hanya bangun untuk minum susu lalu tidur lagi. Padahal Hannie suka sekali melihat dimplenya saat ia bangun dan tersenyum!"

Younghee tersenyum saat mendengar celotehan anak tetangga yang berusia enam tahun itu. Gadis kecil yang cantik yang rutin berkunjung setelah pulang sekolah kerumah, dan intensitasnya kunjungannya bertambah saat ia melahirkan putra pertamanya dua bulan lalu.

"Bayi memang begitu sayang. Karena dengan banyak tidur mereka akan cepat besar"

Gadis berkucir dua itu mengerucutkan bibirnya lucu, dahinya berkerut tanda berfikir, "tapi bibi, aku ingin Cheol tetap menjadi bayi karena lucu"

Lagi-lagi ucapan polos itu mampu membuat ibu muda itu tertawa, "tapi Seungcheol ingin cepat besar agar bisa bermain dengan Hannie"

"Benarkah?"

"Tentu saja sayang..."

"Kalau begitu tak apa Cheol tidur terus, agar dia cepat besar dan bersepedah bersamaku!!"

😇🍒😇🍒😇🍒

"Noona ayo naik sepedaku saja. Kau akan kehujanan sampai rumah jika berjalan kaki"

Jeonghan menghentikan langkahnya dan menatap pada bocah tujuh tahun yang masih bertengger di sepedahnya. Dengan malas gadis tiga belas tahun itu berucap, "tidak usah. Aku akan berlari saja"

"Tetap saja! Sudah naik saja, sebentar lagi hujan turun"

"Tidak usah"

"Yoon Jeonghan!"

Jeonghan mendelik saat bocah yang enam tahun lebih muda darinya itu menyebut namanya tanpa sopan santun. "Yak!! Dimana sopan santunmu Choi Seungcheol!"

Bocah berlesung pipi itu sontak nyengir saat tau kesalahannya, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Habisnya, Noona tidak mendengarku sih"

Jeonghan berdecak,  "kau ini memang tak sadar jika sepedahmu itu terlalu kecil  untuk memboncengku ya?"

Seungcheol lalu melihat kondisi sepedanya memang yang kecil untuk membonceng anak JHS.

"Eyyy, ini tidak terlalu kecil kok. Lagian Noona juga kecil, pasti bisa aku bonceng"

Duarrr!!!!!

Baru saja Jeonghan akan membalas perkataan Seungcheol. Petir terdengar memekakan telinga. Dirinya yang memang takut dengan petir pun beringsut mendekat pada Seungcheol. Ia lalu dengan terpaksa menaiki boncengan sepeda Seungcheol saat gerimis mulai turun.

"Ayo cepat kayuh sepedahnya Seungcheol! Jika sampai tas sekolahku basah aku akan memukul kepalamu karena menahanku untuk berdebat tadi!"

Dan si bocah lelaki itu hanya bisa meringis saat punggungnya dipukul oleh Jeonghan. Kakinya dengan sekuat tenaga ia gunakan untuk mengayuh sepeda dengan kecepatan penuh agar sampai di rumah sebelum hujan menjadi deras.

😇🍒😇🍒😇🍒

Tok... Tok...

"Ah, Jeonghan, kau datang?"

Gadis yang tengah berada di akhir tahun pertamanya di universitas itu membungkuk sopan saat Yoonghee membukakan pintu utama.

"Kau ingin bertemu Seungcheol?"

Short story JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang