Sementara itu terlihat di depan sekolah, Alex baru saja turun dari mobilnya. Ia sengaja datang terlambat untuk memastikan adiknya masuk ke sekolah terlebih dulu. Alex sudah tau bahwa Aluna akan dihukum karena terlambat, jadi ia juga sengaja terlambat. Padahal Alex adalah ketua OSIS di sekolah itu, meskipun ia malas sebenarnya menjadi ketua OSIS jika bukan karena dia menang pemungutan suara. Apalagi jika bukan karena kepopulerannya yang membuat dia menang. Padahal dia selalu merasa dirinya biasa saja.
"Tuan muda, apa nggak apa-apa tuan muda jadi telat gara-gara nungguin non Aluna masuk duluan?" tanya Pak Iman cemas pada tuan mudanya ini. Tapi, disisi lain ia salut pada Alex yang selalu berusaha menjaga kenyamanan adiknya, meskipun Alex jarang memberikan perhatian dengan kata-kata kepada adiknya itu.
"Nggak apa-apa kok pak, aku nggak masalah kalau harus terlambat satu hari saja," jawab Alex dengan santainya.
'Tuan muda ini terlihat dingin di luar padahal dia baik banget dan sayang sama adik-adiknya' kata Pak Iman dalam hatinya terharu.
Saat Alex keluar dari mobil dan Iman pergi dari sana, ia melihat sesuatu di jalan, seperti kertas karton. Alex pun memungutnya, dan ternyata ada name tag dengan tulisan kucing imut di sana. Matanya membelalak melihat tulisan itu, dia sangat mengenalinya.
"Aluna Zevania...dasar ceroboh. Dia jatuhin name tag nya disini, gimana caranya aku ngasihnya?" gumam Alex sambil mengambil name tag yang ada di aspal sebelumnya dan membawanya. Alex menggeleng-gelengkan kepalanya.
Benar saja firasat Alex, Aluna sedang dihukum oleh seniornya. Ia dihukum jalan jongkok keliling lapangan 10 kali, sambil menaruh tangannya di atas kepala. Beginilah kalau buru-buru, jadinya ribet kan? Aluna memang ceroboh.
Rhea dan Tiara merasa kasihan pada Aluna yang dihukum oleh salah satu anggota OSIS itu.
"Rhe, gimana dong? Kasihan Luna," bisik Tiara pada Rhea, ia cemas melihat Aluna dihukum.
"Ya aku juga kasihan, tapi kita nggak bisa ngapa-ngapain," bisik Rhea pada Tiara yang juga mencemaskan Aluna yang dihukum.
"Yang lain juga jangan pada ngobrol! Kalau udah dapat nomornya, gabung sama orang yang nomornya sama. Cepetan......!!!!" teriak seorang siswi anggota OSIS dengan suara lantangnya.
Para murid baru yang lain berlarian setelah mengambil nomor yang disediakan oleh para anggota OSIS, mereka yang mempunyai nomor sama akan bergabung dalam satu tim.
Sedangkan Aluna masih dalam masa hukuman, gadis itu baru keliling 5 lapangan, kakinya mulai kaku dan lemas. Walaupun ia memiliki stamina yang bagus, tapi keliling lapangan yang luas itu sebanyak 10 kali, siapapun pasti akan lelah.
"Kak Dina yang baik dan cantik, kelilingnya lima kali saja ya?" ucap Aluna mencoba menawar dan merayu seniornya itu untuk mengurangi hukuman. Wajahnya sudah berkeringat, pertanda bahwa gadis itu memang sudah lelah.
"Sepuluh! Ini hukuman buat kamu yang sudah datang terlambat dan tidak mematuhi peraturan," ujar Dina sinis dan tegas. Sehingga Aluna hanya bisa menelan salivanya dan pasrah menerima hukuman itu.
"Berarti gue juga harus dihukum dong?" tanya Alex sambil menyilangkan tangannya di dada. Dia tiba-tiba sudah berada dibelakang adiknya.
Semua atensi para siswi di sana teralihkan saat Alex sang ketos datang kelapangan. Semua siswi di lapangan langsung melihat ke arah Alex, seolah melihat pemandangan yang indah di depan mata. Mereka terpesona melihat ketampanannya. Visualnya bak aktor Korea Cha Eun woo di film True Beauty, tampan sekali.
"Jir...gila ganteng banget, apa dia anggota OSIS juga?" bisik seorang siswi baru, sambil menatap Alex dengan tatapan terpesona.
"Bukannya dia itu Alexander Wiratama? Si jenius itu?" tanya seorang siswi kagum, memastikan bahwa pria tampan bak aktor itu adalah Alexander Wiratama. Nama yang terkenal famous di Jakarta dan sekitarnya.
"Woah.. yang bener? Ganteng banget..gila..rahim gue anget," ucap seorang siswi sambil menggigit lengan bajunya saking gemesnya melihat Alex.
"Nggak nyesel gue sekolah disini! Gue mati-matian belajar biar bisa masuk kesini!" celetuk seorang siswi yang juga adalah fans berat Alex.
"Visualnya nggak ada obeng dah! Nggak kaleng-kaleng, Baek Hyun aja kalah!" ujar seorang siswi yang tidak berkedip saat melihat Alex.
'Ya, aku sudah menduga sih, akan jadi seperti ini. Inilah sebabnya aku tidak mau sok kenal dengannya di sekolah, bukannya karena aku nggak suka. Kakakku ini emang si paling femes' gerutu Aluna di dalam hatinya saat mendengar keributan para gadis di sekitarnya yang terdengar jelas. Meributkan kakaknya yang populer itu.
Terjadi kegaduhan saat kedatangannya, namun ada beberapa orang yang juga segan padanya. Karena Alex memiliki aura seorang pemimpin yang kuat. Terutama anggota OSIS yang sudah lama mengenalnya.
"Jawab gue, sekretaris OSIS? Apa gue juga harus dihukum?" tanya Alex pada Dina dengan wajah datarnya.
"Kenapa kamu harus dihukum Lex? Memangnya kamu salah apa?" tanya Dina sambil memasang wajah ramah dan senyuman hangat pada Alex. Suaranya juga dibuat-buat, seperti gadis polos.
'Cih, tadi saja dia memasang wajah galak dan sinis sama aku. Tapi sama kakak, si galak ini langsung takluk' Aluna terlihat tidak terima Dina memperlakukannya berbeda dengan Alex. Kesannya itu kentara membedakan.
Alex memandang ke arah Aluna yang masih jongkok. Bibirnya menyunggingkan sedikit senyuman tipis. Seketika Aluna langsung memalingkan wajahnya, takut orang salah paham dengan senyuman Alex padanya.
'Tenang Lun, kakakmu akan bantu kamu kasih pelajaran sama cewek ini' kata Alex dalam hati.
'Dih! Apa-apaan kak Alex ngeliatin aku kayak gitu? Sana! Jangan kayak gitu, bahaya!' ucap Aluna dalam hati. Dia merasakan hawa dingin disekitarnya, padahal hari sedang panas-panasnya.
Sedangkan Dina, gadis itu terpesona melihat Alex yang dingin tersenyum, ia mengira kalau Alex tersenyum padanya. Padahal bukan, dia tersenyum pada Aluna adiknya.
"Kenapa gue harus dihukum? Kenapa lo masih tanya? Gue kan telat juga datangnya, Din," jelas Alex tegas.
"Tapi kamu kan ketua OSIS, kamu pasti punya alasan kenapa kamu terlambat. Dan aku nggak mungkin menghukum kamu Lex," ucap Dina dengan suara mendayu-dayu.
'Aduh aduh, kamu nggak lulus kak Dina. Kakak nggak mungkin suka cewek yang menye-menye sok baik kayak kamu'
Aluna diam-diam tersenyum menikmati apa yang ia lihat. Sekali lihat saja Aluna bisa tau bahwa seniornya ini menyukai kakaknya. Sayangnya, kakaknya yang dingin ini tidak mudah tertarik pada cewek modelan Dina yang punya sikap tebar pesona. Kakaknya itu dingin dan cuek pada wanita, apalagi wanita seperti ini.
"Kok lo gitu sih? Kenapa membeda-bedakan? Bukannya lo bilang kalau semua orang yang terlambat harus dihukum?" tanya Alex dengan tatapan tajamnya kepada Dina, hingga Dina jadi salah tingkah dan merasa tertekan dengan pria itu.
"Ta-tapi a-aku..."
Dina terlihat takut melihat tatapan Alex padanya, ia pun melirik ke arah Aluna yang sedang tersenyum.
****
![](https://img.wattpad.com/cover/364944164-288-k729145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Brother and My Badboy [TERBIT]
Teen Fiction"Gue mending pacaran sama zombie, daripada pacaran sama cewek gila itu!" Begitulah kata seorang pemuda bernama Arshaka Delano yang dijuluki sebagai si nol besar di sekolahnya yang juga ketua geng motor SRCS Phanter. Ketika dia bertemu dengan seorang...