"Daleman lo warna pink!"
Aluna tersentak kaget, dia langsung menoleh ke belakang dengan mata yang melotot ke arah Saka. Bagaimana bisa Saka mengucapkannya tanpa filter dan dengan keras pula?
Gadis itu melihat-lihat ke belakang, depan dan sampingnya. Beruntungnya tidak ada orang disana selain dirinya dan Saka. Kalau ada yang mendengarnya bisa gawat.
"Kamu! Bisa-bisanya kamu ngomong sekeras itu? Dasar hentai!" Aluna mendengus marah dan mengejek Saka dengan sebutan hentai, atau bisa disebut juga mesum dalam bahasa Jepang.
"Gue cuma ngasih tau lo. Habisnya lo nggak mau pake jaket gue. Dan apa lo bilang? Gue hentai?"
Saka mendekati Aluna, dia menatap Aluna dengan tajam. Bahkan lelaki itu mendekatkan wajahnya pada wajah Aluna.
"Ka-kamu mau ngapain? Kenapa deket-deket? Sana jauh-jauh, hus hus!" usir Aluna meminta agar Saka menjauh darinya. Karena saat ini Aluna merasa detak jantungnya berdegup sangat kencang tak karuan manakala Saka berdekatan dengannya.
'Kenapa dia cantik sih? Makin cantik kalau dilihat dari deket' tanya Saka dalam hatinya, saat dia memerhatikan wajah Aluna dari dekat. Saka mengakui kalau Aluna memang cantik.
"Jauh-jauh sana!" ujar Aluna seraya mendorong dada bidang Saka, sembari memalingkan wajahnya ke samping.
"Ya udah, pake ini!" Saka memakaikan jaketnya pada tubuh Aluna. Menutupi bagian dalaman tubuh gadis itu yang terbuka.
"Makasih, aku pinjem dulu jaketnya."
"Btw, mending lo jauhin si Alex deh."
Tanpa Saka sadari, dia mengungkapkan isi pikirannya. Sebab, tanpa sengaja dia melihat kertas yang mengancam Aluna agar gadis itu menjauhi Alex.
Aluna menoleh ke arah Saka lalu dia menghela nafas panjang. "Aku nggak bisa jauhin dia."
"Sesayang itu lo sama dia?" tanya Saka dengan nada kesal, dan lirikan sinis kepada Aluna. Entah kenapa dia kesal, mengetahui Aluna memiliki hubungan spesial dengan Alex.
"Sayanglah, dia kan ka-"
'Ups...hampir aja aku bilang kalau kak Alex kakakku' Aluna langsung menutup mulutnya begitu dia menyadari akan salah bicara.
'Jadi benar dia pacarnya si Alex? Sial! Kok gue kesel ya?' umpat Saka dalam hatinya. Dia berpikir kalau Aluna dan Alex memang pacaran. Entah kenapa hati Saka menjadi sakit saat mendengar Aluna mengatakan bahwa dia sayang kepada Alex.
"Oke, lo emang sayang sama dia. Tapi dia sayang nggak sama lo? Dimana dia saat lo lagi seperti ini? Daripada lo makan hati, berhubungan sama cowok dingin dan kasar kayak dia. Lebih baik lo jauhin dia! Cowok nggak guna dan nggak bisa melindungi cewek yang dia sayang," tutur Saka yang kesal karena Alex tidak bisa melindungi Aluna, di saat gadis itu membutuhkan pertolongan dan dibully oleh fans Alex.
Aluna melotot, begitu dia mendengar ucapan Saka yang sudah dianggap menghina kakaknya.
"Kamu jangan sembarangan ngomong ya! Kak Alex memang cuek dan dingin di luar, tapi sebenarnya dia itu baik dan penyayang. Dan satu lagi, kak Alex bukan orang yang nggak guna! Selama ini kak Alex selalu melindungi aku dan berusaha yang terbaik untukku!"
Aluna meluapkan semua emosinya, memangnya ada? Seorang adik yang ingin kakaknya dihina. Tidak ada! Dan Aluna sangat menyayangi, menghormati Alex, tentunya dia tidak mau mendengar orang-membicarakan hal-buruk tentang Alex.
"Lo... segitunya sayang sama dia? Lo sampe marah-marah sama gue?" tanya Saka tak menyangka. Hatinya terasa sakit tanpa alasan yang dia sendiri tidak ketahui. Tapi, saat Aluna marah padanya demi membela pria lain.. hati Saka sakit.
"Tentu! Aku sayang banget sama dia, dia bagian dari hidup aku. Dan aku tidak akan membiarkan orang asing menghinanya!" seru Aluna mengingatkan.
"Fine! Terserah lo! Gue nggak peduli!" Saka yang marah dan kecewa, langsung berjalan mendahului Aluna, dan meninggalkan gadis itu di sana sendirian.
"Ish! Kenapa sih dia marah-marah terus?" geram Aluna yang kesal dengan kemarahan Saka yang dianggapnya tidak jelas.
Saka sudah tiba di tempat parkiran dengan kesar, dia hendak naik ke motornya. Akan tetapi, dia teringat Aluna yang sendirian.
"Sial! Gue pengen nggak peduli, tapi...ah sial!" Saka mengusak rambutnya dengan kasar, sebab pikirannya ingin tidak peduli kepada Aluna. Tapi hatinya masih peduli, walaupun dia kesal. Apalagi tadi pagi Aluna sempat pingsan, dia takut terjadi sesuatu pada gadis itu kalau pulang sendirian.
Tak lama kemudian, Saka melihat Aluna berjalan melewati tempat parkir sekolah. Saka pun memakai helm dan naik ke motornya. Begitu Aluna sampai didepan gerbang sekolah, gadis itu melihat Saka yang sudah berada disampingnya dan memberhentikan motornya di sana.
Aluna mengabaikan pria itu dan terus berjalan. Saka berdecak kesal, lalu dia memajukan motornya mendekati Aluna lagi.
"Naik!"
"Kayak ada yang ngomong? Tapi siapa ya?" tanya Aluna dengan melirik kesana kemari dan tampak membuat Saka kesal.
"Naik cepetan!"
"Makasih, tapi nggak usah. Aku bisa minta jemput sama-"
"Lo mau minta jemput sama Alex? Nggak bisa, ayo naik sini!" Saka langsung menyela dengan kesal, dia mengira Aluna akan meminta jemput pada Alex. Apa ini yang namanya cemburu? Entahlah, sepertinya dia masih belum sadar akan hal itu.
"Naik nggak? Atau gue bakal bilang ke anak-anak kalau daleman lo warna pink!" ancam Saka yang dengan mudahnya membuat Aluna ketakutan seperti anak kecil yang polos. Tanpa pikir panjang, Aluna langsung naik ke motor Saka.
"Awas kalau kamu sampe bilang-bilang!" tegur Aluna yang sudah ada dibelakang jok motor Saka.
Diam-diam Saka tersenyum tipis, melihat Aluna dari spion motornya. Bibir gadis itu mencebik, tapi terlihat sangat imut sekali.
"Sorry gue nggak bawa helm. Rumah lo nggak jauh kan dari sini?"
"Iya, nggak apa-apa."
"Oke, pegangan!"
"Nggak mau ih ogah." Aluna menolak titah Saka.
"Ya udah sih kalau lo gak mau. Tapi jangan nyesel!" kata Saka yang sudah bersiap menekan gas motornya.
Brum
Brum!
Aluna memekik kaget manakala motor Saka melaju kencang, dan tubuhnya tersentak ke depan. Tangan Aluna pun jadi terpaksa berpegangan pada baju seragam Saka.
"Jangan kenceng kenceng!" teriak Aluna yang malah membuat Saka semakin jahil dan melambat dan mempercepat laju motornya.
"COWOK PREMAN NYEBELIN!"
Saka malah tertawa melihat raut wajah Aluna yang tampak kacau dibelakang sana. Dia senang sekali menggoda gadis itu.
Beberapa menit kemudian, Aluna meminta Saka berhenti didepan gerbang masuk kompleks, karena dia akan berjalan dari sana menuju ke rumahnya. Bisa bahaya kalau Alex tau, dia diantar oleh Saka.
"Kenapa minta berhenti disini? Emang rumah lo yang mana? Udah deket dari sini?" tanya Saka heran. Dilihatnya Aluna sudah turun dari motor, dia merapikan rambutnya yang acak-acakan dan masih memakai jaket Saka.
"U-udah deket kok. Makasih ya, walaupun aku kesel sama kamu!" ucap Aluna tulus berterimakasih.
"Jadi kamu disini Lun? Aku cariin kamu dari tadi!" seorang pria yang baru saja turun dari motornya, terlihat cemas melihat Aluna. Dia mencari keberadaan adiknya dari tadi. Pria itu tidak sendiri, dia bersama Rhea yang juga turun dari motor.
"Kak Alex."
Alex melihat ke arah Saka yang ada di sana. Seketika rahangnya mengeras melihat Saka di sana, bahkan Aluna memakai jaket pria itu. "Kenapa kamu sama dia? Bukannya aku udah peringatin kamu buat jangan deket-deket sama dia, Luna! Kamu lupa?" bentak Alex yang membuat mata Aluna berkaca-kaca seketika.
"Hey santai dong, nggak usah pake bentak-bentak dia segala!" Saka turun dari motor, dia menatap tajam pada Alex dan tidak terima Aluna dibentak seperti itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/364944164-288-k729145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Brother and My Badboy [TERBIT]
Ficțiune adolescenți"Gue mending pacaran sama zombie, daripada pacaran sama cewek gila itu!" Begitulah kata seorang pemuda bernama Arshaka Delano yang dijuluki sebagai si nol besar di sekolahnya yang juga ketua geng motor SRCS Phanter. Ketika dia bertemu dengan seorang...