'Sialan banget nih cewek! Beraninya dia ngetawain gue!' ucap Dina dalam hatinya kesal pada Aluna. Dia mengira Aluna sedang menertawakannya.
"Setidaknya dengarkan alasannya dulu kenapa dia bisa terlambat, jangan asal menghukumnya." Alex menegur Dina, lalu dia pun mengulurkan tangannya pada Aluna untuk membantunya berdiri. Aluna menerima uluran tangan Alex, tapi ia tetap memasang wajah pura pura seolah tak kenal dengan cowok itu.
"Iya maaf Lex."
Nyali Dina menciut, suaranya yang tadi keras pada Aluna berubah jadi lembut. Tentu saja Dina tak mau terlihat buruk dimata Alex.
"Ehem, makasih ya kak senior," ucap Aluna berdehem, sembari memalingkan wajahnya.
'Kak Alex keren juga' Aluna memuji kakaknya dalam hati.
"Minta maaf sama adik--"
Sontak saja Aluna langsung melirik tajam pada kakaknya itu yang hampir mengatakan sesuatu yang bisa berakibat fatal untuk kehidupan sekolahnya yang damai kali ini. Lantas Alex pun menyadari arti tatapan adiknya itu, dia menghela nafas.
"Adik? Siapa Lex?" tanya Dina bingung, apa maksud Alex tentang adik?
"Ehem, minta maaf sama adik kelas ini, bukan sama gue. Itu maksudnya!" jawab Alex tegas.
'Huft.. hampir saja'
Aluna terlihat lega.
Aluna pun mendapatkan permintaan maaf dari Dina. Entah karena kelamaan jongkok, atau karena lelah, Aluna merasakan tulang di kakinya itu kaku. Bahkan dia tidak bisa berdiri dengan stabil dan hampir jatuh, jika bukan karena Alex yang memeganginya.
"Uh...." Aluna meringis, ia berjalan terhuyung-huyung, kakinya benar-benar lemas.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Alex sambil memegang kedua tangan Aluna, guna menopang tubuh adiknya itu.
Semua perempuan langsung memasang atensi mereka pada Aluna dengan tajam. Seolah Aluna adalah musuh dari sebuah negara. Gawat!
'Aku merasa seperti sedang di serang' Aluna merasakan tatapan para wanita itu padanya. Tajam dan dingin. Menyeramkan.
"Ha ha ha..makasih kakak senior, hati-hati ya nanti kesandung lagi." Aluna tertawa beralibi pada kakaknya itu, seolah ia tersandung dan Alex tak sengaja menolongnya. "Kakak, jangan buat aku dalam masalah dong," bisik Aluna pada kakaknya.
"Sorry, aku lupa Lun," jawab Alex berbisik pada adiknya.
Tatapan tajam para siswi itu tidak berhenti bahkan setelah Aluna melepaskan tangan Alex yang memegang tangannya. Lalu Rhea pun menghampiri Alex dan Aluna. Ia bermaksud menolong Aluna keluar dari situasi ini. Rhea yang notabenenya sahabat Aluna dari SD, tentu saja mengenal Alex dan Aluna dengan cukup baik.
"Lun, kamu nggak papa?" tanya Rhea cemas sambil memapah Aluna.
"Iya, cuma kakiku agak sedikit kaku aja, Rhe," jawab Aluna.
Alex melihat ke arah Rhea, mereka saling menatap beberapa saat, lalu melemparkan senyuman satu sama lain.
'Kak Alex nggak berubah. Dia masih tetap tampan dan keren. Kehadirannya seperti artis saja. Dia tetap bersinar' batin Rhea kagum dengan sosok kakak dari sahabatnya itu.
"Kamu masuk SMA ini juga?" tanya Alex pada Aluna, ia tak menyangka bahwa gadis itu akan satu sekolah dengannya lagi.
Setahu Alex saat kelulusan SD, Rhea pindah ke Yogyakarta dan sekolah di sana. Namun, melihat Rhea kembali satu sekolah dengannya, Alex merasa senang bisa bertemu lagi dengan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Brother and My Badboy [TERBIT]
Teen Fiction"Gue mending pacaran sama zombie, daripada pacaran sama cewek gila itu!" Begitulah kata seorang pemuda bernama Arshaka Delano yang dijuluki sebagai si nol besar di sekolahnya yang juga ketua geng motor SRCS Phanter. Ketika dia bertemu dengan seorang...