****
Sekitar 1 jam yang lalu, Alex tidak bisa menghubungi Aluna. Alex mencari Aluna, karena dia belum pulang ke rumah dan dia mencari Aluna bersama dengan Rhea. Teman dekatnya yang mungkin tahu dimana Aluna berada. Akan tetapi, Alex malah melihat Aluna bersama dengan
"Biasa aja ngomongnya dong, nggak usah pake bentak-bentak segala kan?" tanya Saka dengan nada sinis dan tatapan tajam pada Alex penuh peringatan. Saka tidak suka Alex membentak Aluna.
"Siapa lo ikut campur? Mending lo balik, sebelum gue hajar lo!" ancam Alex dengan berang. "Lun, balik sama aku!" Alex masih memegang tangan Aluna dengan erat.
"Kak, lepas... sakit!" keluh Aluna yang merasakan sakit pada tangannya itu. Pegangan Alex begitu kuat.
"Sialan!" desis Saka.
Bugh!
Alex terjatuh setelah Saka memukul wajah pria itu, Aluna dan Rhea kaget melihatnya. Mereka sontak menjauh, karena takut dengan perkelahian Alex dan Saka.
"Brengsek!" Alex balas memukul Saka dengan emosi, wajah Saka terhuyung bahkan sudut bibirnya terluka.
Mereka saling pukul di pinggir jalan dekat komplek perumahan Aluna. Kedua gadis itu mencoba menghentikan perkelahian Saka dan Alex. Akan tetapi, mereka seperti sudah terbawa ke alam lain saja dan tidak mendengarkan Aluna dan Rhea.
"Rhe, gimana ini?" tanya Aluna gelisah.
"Aku juga nggak tahu."
"Beraninya lo deketin Aluna! Sekarang gue peringatkan sama lo, jauhi dia kalau lo nggak mau berurusan sama gue!" sentak Alex emosi. Dia benar-benar marah, karena Aluna bersama dengan Saka. "Dan kamu Luna, kakak udah peringatin sama kamu berkali-kali untuk jauhin dia. Kamu cuma iya-iya aja, tapi kamu nggak nurutin kakak!" ujar Alex marah, dia menatap Aluna marah.
"Lo siapa marahin dia? Baru pacar doang, berasa jadi suami istri aja hah?" sentak Saka yang lalu kembali memukul Alex.
Alex, Rhea dan Aluna terkejut mendengar ucapan Saka. Jadi selama ini, Saka mengira Alex adalah pacar Aluna?
"Stop! Please! Jangan berantem lagi." Aluna mendorong Saka, agar menjauh dari kakaknya. "Cowok preman, makasih kamu udah nolongin aku. Tapi kamu bisa pergi sekarang," ucap Aluna yang membuat Saka kecewa.
"Lo ngebelain dia?"
"Padahal dia nggak ada buat lo disaat lo dibully tadi dan gara-gara dia lo dibully juga! Lo masih aja belain dia?" tanya Saka dengan suara meninggi pada Aluna.
"Hey, apa maksud lo? Dibully apa?" Alex bertanya seraya mendorong-dorong tubuh Saka.
"Lo pacarnya tapi lo nggak tau apa-apa. Dia tadi-"
"Saka jangan!" sela Aluna cepat, dia tidak mau kalau Alex sampai tau apa yang terjadi padanya di sekolah.
"Luna diam! Kakak suruh kamu diem," ucap Alex tegas dengan mata menyalang tajam dan membuat Aluna terdiam, tak berani bicara. Rhea juga sama, gadis itu terlihat takut melihat bagaimana perangai Alex dan Saka saat ini. Dua pria yang sedang berada dalam lautan emosi, kepala yang panas dan hati panas juga.
Alex lantas menatap kembali Saka. "Lanjutin. Dia kenapa tadi?"
"Dia dikunciin ditoilet, badannya disiram air cucian pel. Dan tadi gue yang nemuin dia disana. Oh ya, gue juga nemuin ini di sana!" Saka melempar gulungan kertas yang ada didalam sakunya ke wajah Alex. Pria itu menahan emosinya atas ketidaksopanan Saka, dia pun memilih mengambil kertas itu lalu membaca tulisan yang ada di sana.
"Kak..."
"Aku bilang juga apa Lun. Lebih baik nggak usah sembunyi-sembunyi, sampai bikin orang-salah paham dengan hubungan kita. Besok, kita kasih tahu semua orang kalau kita adik kakak!" putus Alex tegas, dia juga bersumpah akan menemukan pelaku, dan menghukum pelakunya yang sudah membully Aluna.
What? Gue nggak salah denger kan? Adik kakak? Dia sama si genius, adik kakak?
Saka tercengang, bibirnya menganga tanpa dia sadari, karena dia baru tahu kalau Aluna dan Alex adalah kakak adik. Sialnya,dia tidak salah dengar.
"Tunggu, kalian adik kakak? Bukan pacaran?" tanya Saka seraya menatap ke arah Aluna dan Alex. Jika dilihat dari dekat, memang Aluna dan Alex memiliki kemiripan, terutama pada bagian mata mereka yang sama-sama memiliki iris mata biru muda. Ayah mereka adalah blasteran sunda-belanda dan memiliki mata yang sama.
"Iya, kak Alex kakak aku." Aluna yang menjawab.
"What?"
"Thanks lo udah nolongin adik gue. Tapi cukup sampai disitu aja, jangan sampe gue lihat lo deket-deket adik gue lagi." Alex berkata ketus pada Saka, lalu ia pun memegang tangan Aluna.
"Sorry, nggak bisa bro." Saka tersenyum sinis dan langsung menolak peringatan Alex
"Apa maksud lo?"
"Gua sekelas sama dia, sebangku sama dia, terus gue juga bakal satu kelompok belajar sama dia. Jadi gue nggak bisa jauh-jauh dari dia," ucap Saka menjelaskan.
Alex langsung melihat ke arah Aluna dengan tajam. "Kamu nggak bilang kamu sebangku sama dia?" tanya Alex.
"Eungh-itu dipilih sama wali kelas kak. Aku..."
"Ayo pulang!" ucap Alex menyela, tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Aluna lagi.
"Rhea gimana? Mending kakak antar Rhea pulang dulu. Aku bisa pulang sendiri." Aluna melirik ke arah Rhea. Alex juga melirik ke arah gadis yang sudah membantunya mencari Aluna. Bahkan tadi Alex sempat mengobrol banyak dengan gadis cantik itu.
"Nggak usah Lun. Aku bisa pulang sendiri kok! Nggak usah dianterin!" ucap Rhea menolak.
"Biar gue aja yang anterin si Rhea," tukas Saka tiba-tiba.
"Gue aja."
"Oh, terus lo maunya gue yang nganterin adik lo balik?" tanya Saka yang membuat Alex menohok. Dia mana mungkin membiarkan adiknya bersama Saka lagi. Tapi dia juga tidak mau kalau sampai Rhea diantar oleh Saka.
Rhea menganggukkan kepalanya, sembari melihat ke arah Saka. "Aku balik sama Saka aja, nggak apa-apa."
"Iya, tenang aja. Gue bakal bawa pacar lo balik dengan selamat," kata Saka sambil tersenyum. Kata pacar itu, sontak saja membuat Rhea dan Alex terkejut, bahkan Rhea sampai tersedak ludahnya sendiri.
'Harusnya gue sadar, kalau si es batu ini sukanya sama si Rhea. Bisa-bisanya gue ngira dia sama si cewek gila pacaran' kata Saka senang, karena Aluna ternyata bukan pacar Alex.
****
![](https://img.wattpad.com/cover/364944164-288-k729145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Brother and My Badboy [TERBIT]
Genç Kurgu"Gue mending pacaran sama zombie, daripada pacaran sama cewek gila itu!" Begitulah kata seorang pemuda bernama Arshaka Delano yang dijuluki sebagai si nol besar di sekolahnya yang juga ketua geng motor SRCS Phanter. Ketika dia bertemu dengan seorang...