Bab 25. Sesak

141 18 1
                                    

Saka begitu gelisah, saat dia melihat Aluna yang diam saja. Sudah jelas gadis itu marah padanya, marah karena nilainya yang jelek atau karena dia yang tidak mau belajar.

"Tantrum...ya udah gue minta nomor hp lo, nanti gue hubungin lo kalau urusan gue udah kelar! Kita bisa belajar bareng, oke?" Saka berusaha sebaik mungkin untuk membujuk Aluna.

"Hmm.."

Tanpa banyak bicara, Aluna langsung mengambil bolpoin dari tempat pensilnya, lalu dia menuliskan nomornya pada secarik kertas kecil. Dan dia memberikan kertas kecil itu pada Saka.

Saka menelan salivanya sendiri, dadanya terasa sesak dan tidak nyaman melihat Aluna diam seperti ini.

'Nggak bisa kayak gini nih, kayaknya dia marah banget. Apa gue batalin aja balapannya ya? Atau gue bisa ajak dia ke tempat balapan. Estoge Saka, lo jangan ngaco' maki Saka pada dirinya sendiri.

'Tapi patut di coba kan?' Tanyanya lagi dalam hati kepada diri sendiri.

"Tantrum, gimana kalau lo sama Rhea sama si Tiara juga ikut gue sama teman-teman gue, ke tempat gue pergi nanti?" tanya Saka.

"Kalian mau kemana emangnya?" tanya Aluna sedikit cuek.

"Ke tempat balapan. Udah dari balapan itu, kita bisa langsung belajar!" saran Saka.

"Kamu suka balapan liar?" Aluna terkejut mendengar Saka mau ke tempat balapan.

Saka menggeleng ribut.

"Ini bukan balapan liar kok, ini balapan motor resmi. Lo nggak usah cemas Lun!" sahut Riki yang ada dibelakang Aluna dan Saka.

"Syukurlah.." Gadis itu menghela nafas lega.

"Lo khawatir sama gue, tantrum?" tanya Saka dengan tatapan mata memicing seraya menggoda gadis itu.

"Idih, siapa yang cemas sama kamu dasar cogil!" ketus Aluna menyangkal. Dia kembali ke mode cuek dan galaknya. Namun Saka malah senyum-senyum melihat Aluna mengkhawatirkan dirinya.

"Gue tau lo peduli sama gue kan, tantrum?" Goda Saka dengan senyuman jahilnya.

"Aku nggak peduli sama kamu, yang aku peduliin itu ya nilai kamu tuh!" alibi Aluna sebal.

'Imut banget sih lo tantrum, lagi cemberut aja masih bisa secantik ini. Emang boleh?' Saka tampak memandangi wajah cemberut Aluna, dia menikmatinya.

Riki dan Rhea hanya tersenyum, seraya menggelengkan kepala melihat perdebatan kecil antara Aluna dan Saka. Setiap hari selalu saja begini.

"Lihat tuh Rhe, mereka mulai lagi!" kekeh Riki.

"Iya dasar haha," sahut Rhea sambil tertawa kecil.

****

Ting tong...

Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua siswa dengan raut wajah bahagia mulai bubaran dari kelas mereka masing-masing, bersiap untuk pulang. Namun ada sebagian dari mereka yang masih harus tetap tinggal di kelas, karena ada jadwal piket.

Kini Aluna, Rhea, Riki dan Saka sudah berada didepan kelasnya. Rhea dan Aluna sedang mengobrol sambil tertawa-tawa, membicarakan personil EXO favorit mereka. Entahlah, Saka dan Riki tidak paham dengan pembicaraan mereka berdua yang menurutnya diluar nalar kedua pria itu.

"Tantrum, gue mau-" Belum sempat Saka menyelesaikan ucapannya, seseorang datang menghampiri Aluna dan menyapa gadis itu.

"Siang Lun!"

"Siang Rhe!"

Tak hanya menyapa Aluna, dia juga menyapa Rhea. Mereka memiliki keterkaitan di sekolah lama dan sekarang mereka satu sekolah lagi. Ya, Rhea, Aluna, Raka, dulu mereka satu SD sampai saat SMP, Rhea pindah ke Yogyakarta dan Raka sempat pindah ke Bogor. Kini mereka satu sekolah lagi sebagai adik dan kakak kelas.

"Hai kak Raka!" sahut Aluna dan Rhea bersamaan. Sedangkan Saka terlihat tidak senang dengan kehadiran Raka di sana, salah satu cowok menyebalkan dan sama menyebalkannya dengan Alex. Pria yang selalu berusaha mendekati Aluna dan jelas niatannya, bahwa Raka menyukai Aluna.

"Lun, kalian siang ini free nggak?" tanya Raka tanpa mempedulikan Saka yang menatapnya tajam disana, fokusnya hanya pada Aluna.

"Ciye, yang mau diajakin ngedate tuh," bisik Rhea seraya menyenggol lengan Aluna.

"Rhe apaan sih?" desis Aluna.

Saka terbakar cemburu mendengar bisikan Rhea pada Aluna, dia merasa Rhea sudah mengkhianatinya. Padahal sebelumnya Rhea mendukungnya dan Aluna, sekarang gadis itu seperti berpindah haluan kepada Raka.

"Rhe, lo tega khianati gue!" bisik Saka pada Rhea, dia tak kuasa menahan rasa kesalnya.

"Apa maksud kamu Saka?" tanya Rhea berbisik lagi.

"Katanya lo mau dukung gue sama si tantrum, tapi lo malah dukung si Raka juga. Gimana sih lo?" omel Saka dengan posisi yang dekat dengan Rhea tanpa dia sadari.

"Maafin aku Sak. Tapi aku terlanjur udah janji sama kak Alex, aku nggak bisa dukung kamu. Aku sekarang netral aja," jelas Rhea yang membuat Saka kecewa.

"Plin-plan banget sih lo.Tapi iya sih, dimana-mana bini pasti nurutin lakinya," ucapan Saka sontak saja membuat Rhea salah fokus.

"Apaan? Bini nurutin laki?" Rhea terkejut mendengarnya.

Sedangkan disisi lain ada dua orang yang panas melihat Saka dan Rhea tampak dekat dan mengobrol berdua. Riki dan Aluna bahkan mengabaikan Raka yang sedang berbicara dengan Aluna.

'Bener kan, emang si cogil suka sama Rhea. Tapi kenapa aku kesel ya? Harusnya aku dukung mereka' kata Aluna dalam hatinya. Ada yang sakit di dadanya, entahlah kenapa.

"Lun, kamu free nggak?" tanya Raka sekali lagi. Kali ini Aluna melihat ke arahnya dan langsung merespon pertanyaan Raka.

"Iya kak, ayo kita jalan." Aluna langsung setuju dengan ajakan Raka tanpa pikir panjang.

"Serius? Kamu lagi free?" Raka tersenyum senang dengan persetujuan Aluna. Dia sudah merencanakan jalan bersama dengan Aluna siang ini.

"Iya. Tapi kakak udah minta izin belum sama kak Alex? Aku nggak mau kak Alex marah," ucap Aluna memberitahu.

"Udah kok. Alex malah yang nyuruh aku nganter kamu pulang sekalian. Katanya Alex bakalan pulang telat, jadi kamu bareng aku!" kata Raka dengan lembutnya.

"Ya udah ayo!"

Saat Aluna akan melangkah pergi, tangan Saka memegang tangan Aluna dan menahannya. "Apaan sih?"

"Lo nggak bisa gitu dong. Kita kan ada janji belajar bareng," ujar Saka kepada gadis itu.

"Kamu kan mau balapan."

'Entah perasaan gue aja, si tantrum tiba-tiba ketus ya?' tanya Saka dalam hatinya.

"Udah balapan, kita belajar bareng. Lo nggak bisa jalan sama dia, kita udah janji." Saka sungguh tidak rela melihat Aluna jalan bersama Raka.

"Aku nggak janji, dan masalah belajar...kamu bisa belajar sama Rhea," kata Aluna seraya melihat ke arah Rhea.

"Tapi gue maunya sama lo!" serka Saka dengan cepat.

"Tapi aku nggak mau. Aku mau jalan sama kak Raka," tolak Aluna dengan senyuman sinis dibibirnya. "Rhe, Rik, aku duluan ya!" Aluna pamit kepada kedua temannya itu seperti biasa. Sedangkan kepada Saka, dia mengacuhkan cowok itu.

"Ayo kak Raka!"

Hati Saka semakin terbakar, melihat Aluna tersenyum kepada Raka. Tangannya mengepal menahan emosi, melihat Aluna dan Raka melangkah pergi bersama-sama.

"Gue nyium bau gosong disini," sindir Riki seraya mengipasi wajah Saka dengan tangannya.

"Bacot lo!"

***

Me, My Brother and My Badboy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang