***
Mendapatkan godaan teman-temannya tentang Aluna, membuat Saka jadi memikirkan gadis itu. Gadis yang sejak awal kemunculannya, membuat huru-hara dalam hidup Saka. Namun, Saka tidak mungkin mengungkapkan bahwa ia memikirkan gadis itu. Gengsi dan egonya, terlalu besar untuk ia mengakui itu. Apalagi didepan teman-temannya.
'Sial! Kenapa gue jadi mikirin dia?' maki Saka pada dirinya sendiri dalam hati.
"Hayo... ngelamun kan lo? Pasti lo mikirin cewek itu kan?" goda Sandi seraya tersenyum kepada Saka.
"Apaan sih? Mana ada gue mikirin dia! Udah ah, gue mau balik. Disuruh nyokap beli kue," ucap Saka berpamitan kepada ketiga teman baiknya itu.
"Tumben lo mau beliin kue buat nyokap lo? Biasanya juga enggak kan?" tanya Riki terheran-heran.
"Hari ini ulang tahun kakek gue. So, gue harus beli kue. Kalau enggak, nyokap gue bisa tantrum," ucap Saka sambil terkekeh.
"Oke deh. Gue sama Sandi juga harus buru-buru balik ke kelas. Ada kelas tambahan," kata Calvin.
"Bener, nanti keburu si KM nyebelin ngadu sama guru. Bisa-bisa kita tinggal kelas," timpal Sandi kepada Calvin.
"KM? Jangan bilang kalau kalian sekelas lagi sama si genius songong?" tanya Saka dengan kening berkerut dan alis yang naik ke atas. Pria yang dimaksud sejenis songong Ini adalah Alex. Dan kedua teman baik Saka yang lumayan rajin sekolah ini, masih bisa naik kelas ke kelas tiga. Sedangkan Saka dan Riki harus tinggal kelas di kelas satu selama 2 tahun karena mereka banyak membuat ulah dan nilai mereka jeblok. Berbeda dengan Calvin dan Sandi, yang kenakalannya masih bisa dimaafkan.
"Ya, kita sekelas lagi sama tuh orang!" seru Sandi jengkel.
"Sialan! Beruntung banget jir kalian," ucap Riki sambil tersenyum dan bertepuk tangan. Sandi dan Calvin sudah tau, bahwa Riki mengejek mereka berdua. Geng Saka, semuanya tidak menyukai Alex karena Alex suka mengadu pada guru. Mereka jengkel pada pria yang menjadi idola dan ikon siswa baik populer di SMA Galaksi. Ibaratkan minyak dan air mereka tidak akan bisa bersatu.
"Cih, lo ngeledek kita?" decih Calvin sebal pada Riki.
"Ini pujian woy. Bukannya kalian rekor satu kelas sama tuh cowok songong tiga tahun?" kali ini Saka yang menggoda Calvin dan Sandi. Kedua pria itu pun terkekeh.
"Ternyata kalian ada disini."
Keempat pria yang tadinya sedang tertawa dan bercanda itu, sontak saja menoleh ke arah belakang saat mereka menyadari ada seorang pria berseragam putih abu dan berwajah dingin berada di tengah-tengah mereka.
"Dia panjang umur," bisik Riki pada Calvin dan Sandi.
"Dia kayak jelangkung jir. Diomongin langsung dateng," kata Calvin pelan.
"Gue manusia bukan jelangkung." Alex berkata dengan ketus dan wajahnya tampak dingin. Alex memandang keempat pria itu dengan sinis dan tajam.
Calvin dan Riki langsung menelan salivanya secara kasar. Begitu perkataan ketus Alex keluar lagi dari bibirnya.
"Balik ke kelas. Atau gue lapor sama bu Bertin," ancam Alex yang tertuju pada Calvin dan Sandi yang satu kelas dengannya.
"Cih...apaan sih? Dikit-dikit ngadu, dikit-dikit ngadu, kayak banci aja!" ujar Saka dengan sarkas. Pria itu tersenyum menyeringai dan memberikan tatapan permusuhan pada Alex. Dari Alex kelas 1, ia sudah tidak menyukai pria itu.
Alex menatap Saka dengan kesal, namun ia memiliki pengendalian diri yang baik dan bisa menahan emosi.
"Cecunguk yang tinggal kelas 2 kali, nggak pantas ngomong sama gue."
"Lo ngomong apa barusan sama Saka,hah?" sentak Calvin yang emosi dengan ucapan pedas Alex kepada temannya. Calvin pasang badan dan bersiap untuk memukul Alex.
"Mau mukul gue? Silahkan! Geng kalian emang selalu menggunakan kekerasan untuk beresin masalah.Gue nggak heran," sinis Alex pada keempat sekawan pembencinya itu. Alex tidak peduli, mau siapapun yang membenci dan menyukainya. Selama itu tidak mengganggu hidupnya, tidak masalah.
"Anj*ng lo!" geram Sandi yang juga ikut kesal pada Alex.
"Gue cuma mau kasih tau ada kelas tambahan. Terserah kalian mau ikut atau enggak. Atau mau nggak lulus ujian sekalipun, bukan urusan gue. Intinya gue cuma kasih tau," jelas Alex yang lalu pergi dari sana meninggal Saka and the geng.
Saka, Calvin, Riki dan Sandi menatap Alex dengan tatapan yang tajam dan penuh kekesalan.
"Sebel banget gue sama dia! Kok bisa ya, dia jadi kesayangan guru-guru?" tanya Calvin heran.
"Udah jelas karena dia pinter. Katanya dia juga lompat kelas waktu SD." Celetuk Riki yang sedikit insecure dengan prestasi Alex.
"Btw, gue denger dia punya adik cewek. Kira-kira adiknya sekolah dimana ya? Gue denger sih dia udah SMA. Apa dia sekolah disini ya?" tanya Sandi penasaran, ia pernah mendengar dari gosip, bahwa Alex memiliki seorang adik perempuan yang sangat disayanginya.
"Memangnya kalau lo tahu siapa adiknya, lo mau apa? Macarin dia?" tanya Riki asal jeplak.
"Kalau cantik, boleh juga dipacarin. Kalau jelek gue mau bully dia, haha!" tawa Sandi pecah. Kemudian Calvin menoyor bagian belakang kepalanya.
"Woy sakit!" pekik Sandi.
"Sialan lo! Mana mungkin adik si songong itu jelek. Lo lihat aja mukanya si songong, songong songong gitu dia cakep lah. Adiknya pasti cakep juga tuh," oceh Calvin berpendapat, bahwa wajah Alex itu tampan dan adiknya juga pasti cantik.
"Teori darimana tuh? Kakaknya cakep belum tentu adeknya cakep," sahut Riki tak setuju dengan persepsi Calvin.
"Udah ah, ayo balik ke kelas. Keburu guru killer datang!" ujar Sandi mengajak Calvin pergi. Akhirnya keempat orang itu bubaran dengan tujuan masing-masing.
****
Di sebuah toko kue, seorang gadis berseragam putih abu dengan rambut yang diikat satu, sedang asik memilih-milih dessert untuk cemilannya. Gadis itu memilih kebanyakan dengan rasa coklat dan keju, dessert yang dipilihnya mode lumer.
"Yang mana lagi ya."
Gadis itu adalah Aluna, ia membeli kue sendiri dari uang jajannya. Meskipun berasal dari keluarga kaya, Aluna tidak mencirikan semua itu dan ia tidak boros. Bahkan jika ada uang lebih, Aluna selalu menyisihkan uangnya untuk orang yang tidak mampu.
Ketika sedang asik memilih-milih, tanpa sengaja tubuhnya menyenggol seseorang disampingnya. "Maaf, saya nggak senga-"
"Kamu?" kedua mata Aluna terbelalak saat melihat pria yang disenggolnya barusan.
"Lo?" Saka terkejut melihat Aluna berada disampingnya.
"Lo lagi lo lagi? Di dunia yang luas ini, kenapa gue harus ketemu sama lo lagi?" gerutu Saka, ia merasa sial merasa bertemu Aluna lagi.
"Dih! Emangnya aku mau ketemu sama kamu? Wajah kamu aja udah ganggu pemandangan indah di sini. Bikin aku gak mood buat beli kue, sampai aku harus mandi kembang tujuh rupa ish..." ejek Aluna kesal.
"Apaan sih? Wajah gue ganteng gini, dibilang ganggu pemandangan indah. Dasar cewek gila!" keluh Saka yang lalu pergi dari sana, meninggalkan Aluna di sana.
Aluna mengerucutkan bibir dan mendengus kesal, ia melihat punggung Saka dengan gemas.
"Dasar cowok preman!"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Brother and My Badboy [TERBIT]
Novela Juvenil"Gue mending pacaran sama zombie, daripada pacaran sama cewek gila itu!" Begitulah kata seorang pemuda bernama Arshaka Delano yang dijuluki sebagai si nol besar di sekolahnya yang juga ketua geng motor SRCS Phanter. Ketika dia bertemu dengan seorang...