S-E-B-E-L-A-S

158 10 8
                                    

Glosarium:

Makrohematuria = kondisi spesimen urine yang nyata tampak merah karena darah

Ren sinistra = ginjal kiri

Corpus pancreas = bagian tengah dari kelenjar pankreas

Gastrointestinal = sistem pencernaan

Costa 9-10 = tulang iga 9-10

Takikardi = peningkatan frekuensi denyut jantung melebihi batas normal

Tekanan sistolik = tekanan darah pada saat terjadi penguncupan jantung.

Ruptur lien = robekan pada limpa

***

"Apaan? Nggak denger."

Dengan menyebalkan Rama pura-pura tidak mendengar perkataan Nirina.

"Ayo kita putus, Mas."

"Nggak." Rama menggeleng tak terima. "Nggak mau, nggak bisa, nggak boleh."

Nirina tersenyum kecut. "Mas, kalau dipikir-pikir, nikah kontrak aja ada masa kontraknya lho. Saya kan pacaran sama Mas Rama karena dipaksa, ya. That means our relationship is only a conditional commitment, right?"

"Kamu mau bilang kita pacaran bukan karena cinta sama cinta?"

Nirina mengangguk. "Emang Mas cinta sama saya?"

"Memangnya kurang jelas gimana perasaanku ke kamu?"

"Ya, tapi saya nggak cinta sama Mas Rama."

"Karena itu kamu ngajak putus?" Rama menangkup pundak Nirina dengan kedua tangan, memutar tubuh gadis itu supaya menghadap ke arahnya. Ia merasa harus membuat semuanya jelas. "Nirina, tatap mataku."

"Apaan sih, Mas?" Nirina mencoba menepis, tapi Rama kembali merengkuh bahunya.

"Aku cinta sama kamu. Aku nggak lagi main-main sama kamu. Memang kita pacaran atas paksaan dari aku, tapi bukan berarti aku nggak serius sama kamu." Keyakinan terpancar dari netra hitam Rama. "Kalau kamu ngajakin putus dengan alasan nggak cinta, oke, aku akan ambil cuti PPDS biar bisa fokus mengejar cinta kamu."

Nirina berdecih karena merasa gertakan Rama sungguh tidak masuk akal. Tidak mungkin pria itu mengorbankan sekolah spesialis yang hampir selesai hanya demi gadis seperti dirinya.

Reaksi Nirina membuat Rama merasa diremehkan. Rama tertantang. Sejurus kemudian, dia menghubungi seseorang melalui telepon.

"Halo, Mi." Sengaja Rama menempelkan ponselnya di telinga kanan, supaya Nirina yang berada di samping kiri tak bisa mendengar jelas ucapan lawan bicaranya.

[Ape Ram? Kau lagi off, ngapaen masih ngerusuh temenmu yang lagi jaga ini?]

"Dengerin baik-baik ya, Mi. Jangan marah, jangan jantungan." Ekor mata Rama mencoba memperhatikan reaksi Nirina. Gadis itu masih mematung dengan wajah datar.

[Woy, apaan dah? Jangan aneh-aneh, deh!]

"Aku suka sama seorang cewek, tapi cewek itu mau buang aku."

[Syukurin, mamam tuh! Akhirnya ada juga cewek yang nggak silau sama muka kinclong kau.]

"Mami izinin aku cuti, ya?" lanjut Rama. Nirina langsung mencubit perut Rama. Memberi kode agar Rama berhenti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dikerjain Mas DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang