28.Daftar kuliah

8 3 0
                                    

Masuk kampus.

Setelah kepergian Kevin dari dalam hidup Xio, Xio mulai menata kembali hidupnya.

Kini pagii mulai menghiasi dirinya, kicauan burung terdengar sangat merdu, seperti ingin memberikan semangat pada Xio.Setelah melakukan kewajibannya dengan sang Pencipta, Ia mengawalinya dengan berolah raga. Kini ia mengenakan pakaian olah raga tidak lupa membawa tumbler minumnya.

Xio melakukan pemanasan sejenak, kemudian berkeliling komplek dengan berlari sembari mendengarkan lagu kesukaannya.

****
Telepon genggam milik Xio berbunyi, terlihat jelas nike name si penelepon itu adalah Rea.tidak banyak fikir panjang Xio menganggkat telepon itu.

"Morning Xio" ucap Rea dari seberang sana.

"Morning, kenapa?" Tanya Xio.

"Siang ini lu jadikan mau daftar kuliah?" Tanya Rea

"Jadi kok, berkas berkasnya juga udah gue siapin, ucap Xio.

"Okay, gue tunggu jam 11 di cafe biasa ya?"

"Iya, bawel"

Xio menutup sambungan teleponnya sepihak.

"Lebih baik aku mandi segera." Monolog Xio.

Setelah selesai mandi dan juga rapih dengan pakaiannya tidak lupa sedikit memoles wajahnya dengan make up tipis tipis serta rambutnya yang sudah tertata rapi, tidak lupa dengan farfum kesukaannya ia semprotkan juga.

"Cantik bangett gue," gumam Xio sembari tersenyum indah.

*****

"Ayah, mama Xio pergi dulu ya," tutur Xio

"Kamu makan dulu la, nanti magh kamu kambuh gimana?" Mita khawatir pada anak gadisnya itu.

"Mah, nanti ketemu rea di cafe kok, tenang aja yaa, lagian tadi Xio juga udah makan buah kok"

"Yaudah, hati hati ya Nak" ucap Narendra.

"Siap, Ayah," balas Xio

Butuh waktu sekitar 30 menit menuju cafe yang menjadi tujuan Xio dan juga Rea, Namun Siang ini Xio Terjebak oleh macetnya Jalanan kota.

Dring handphone Xio berbunyi.

"Xio lu dimana?"

"Iya ini gue lagi di jalan, macett nih, ntaran yak."

"Iyauda, gue tunggu gue udah di cafe nih,"

"Iya, yaudah gue lagi di jalan," ucap xio

"Iya, iya,"

Sambungan telepon terputus.

"Ayolahh, cepet udah telat bangett ni," gumam Xio.

****
Setelah akhirnya terbebas dari macetnya jalanan kota, xio akhirnya sampai di cafe, segera Xio mencari Rea.

"Aduh, sorry banget yaa tadi macett tauk, panjang bener macetnya," ucap Xio.

"Iye dah, makan dulu tuh udah gue pesenin" Rea menawarkan.

"Baik banget lu, udah di bayarin juga kan?" Tanya Xio iseng mengerjai Rea.

"Kaga, ntar bill nya nyampe kpk ke elu, sekalian yaa bill punya gue bayarin,"

"Yeee, semprull" celetuk xio.

"Hahaha, cepet habisin, sini gue chek berkas berkas elu dulu." Rea mengambil mam berwarna merah itu, dan mengotak atiknya.

Xio sibuk menghabiskan makanannya dan Rea memeriksa kembali berkas berkas milik Xio.

Setelah lima belas menit kemudian.

"Gue udah kenyang," ucap Xio sembali menepuk perutnya.

"Yaudah, ayo ke fakultas."

"Lima menit dong, nasi gue baru sampe ke tenggorokan nih,"

HAHAHAHA

suara khas ketawa Rea mendominasi cafe.

"Ehh rea, ya ampun suara elu bused, bikin malu aja elu ah." Xio menegur Rea.

"Ya maaf gue kebablasan tadi, ehehe." Rea menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal sama sekali.

Yaudah ayok, ke fakultasnya." Xio bangkit dari tempat duduknya di ikuti oleh Rea.

****
Sesampainya di depan fakultas

"Gue kok deg deg kan yak," ucap Xio.

"Santai aja, semuanya akan lancar kok, yaudah ayok tinggal ngasih berkas berkas ini doang," tutur Rea.

"Yaudah, ayok." Xio keluar dari mobil.

Rea dan Xio memasuki fakultas dan menyerahkan berkas berkas itu secepatnya,

*****

"Engga se seram yang elu kira kan?" Ucap Rea pada Xio.

"Engga sih, tapi tadi gue gugup" Xio mengutarakan apa yang di rasakannya.

"Gapapa, lain kali elu harus lebih berinteraksi sosial lagi, biar engga introvet banget" Rea memberi saran

"Iya iya, makasih ya Re lu udah bantuin gue ehehe" Xio tersenyum hingga lesung pipinya terlihat sangat jelas.

"Yaudah, ayo balik deh, udah mau hujan juga" kata Rea.

"Ayok"

Mereka akhirnya pulang, Xio merasa bahagia sebab ia memiliki teman yang selalu ada di saat ia membutuhkannya.

soul transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang