29.Nomor misterius

6 2 0
                                    

bulan berlalu, semuanya berjalan dengan baik, kini Xio menjalani hari harinya dengan tenang dan damai, hari ini Xio berniat untuk bersantai ria, berhubung kuliah libur, Xio bersantai di balkon kamarmya sembari menikmati kopi hitam serta membaca buku buku kesukaannya.

"Bagus banget lagii nii buku, kira kira endingnya bakal gimana ya," ucap Xio penasaran dengan Novel yang dibacanya.

Saat temgah asik membaca buku Xio mendengar suara langkah kakii dari dalam kamarnya.ia menoleh kemudian mendapati abangnya sedang berjalan keEnamarahnya.

"Lagi apa kamu?" Tanya Zaki.

"Cuman nyantai doang," balas Xio.

"Turun yuk, mgumpul bareng Ayah sama Mamah," kata Zaki.

"Abang luan aja, nanti Xio nyusul," jawab Xio.

"Yauda kalo gitu,"

Zaki melirik ke arah kopi Xio.

"Kamu asam lambungan, minum kopi pagi pagi kaya gini" tegur Zaki.

"Iyaa, sedikit aja kok"

"Awas ngeluh sakit perut nanti," ucap Zaki sembari meminum setengah dari kopi Xio.

"Ihhh, Abangg kok diminum, sih." Celetuk Xio

"Gapapa, biar kamu ga banyak banyak minum kopinya," ucap Zaki lalu berlarii kecil menghindari adiknya itu.

****

Xio turun menuruni anak tangga, Xio menatap ke arah Zaki dengan tatapan tajam, seperti mengisyaratkan permusuhan di antara kedua Abang beradik ini,

"Biasa aja natapnya," ucap Zaki.

"Kalian kenapa lagi," tanya mita

"Abang tuh, mah, masak kopi aku di minum setengah," adu Xio pada mita.

"Kamu belum makan, pagi pagi udah minum kopi, ntar  sakit perut ngadu ngadu," celetuk Zaki.

"Ihkk, ini juga aku mau makan kalii" Xio menjulurkan lidahnya.

Zaki dibuat kepalang dengan tingkah adiknya itu

Xio pergi menuju dapur, membuka kulkas lalu melihat seisinya. Tanganmya kini meraih mie instan.

Segera ditutupnya kulkas lalu mulai merebus air niat hati memasak mie instan itu.

Xio tengah asik memasak di dapur, Zaki membuntutinya menuju dapur dan melihat Xio memasak mie instan lagi.

"Abang bilangin Mamah kamu ya, Xio. Ga baik makan mie instan terus lho dek, daei kemarin kamu makam mie terus, Mamah habis masak lho tadi, kenapa kamu malah masak mie instan hm?" Omel Zaki.

"Ihk, Xio mau makan mie instan"

Zaki merampas mie instan itu, kemudian mematikan kompor gasnya,

"JANGAN MAKAN MIE INSTAN!!" Zaki mulai marah.

"Abang balikin mie nya ah, ga seruu!!" Xio mencoba mengambil alih mie instannya.

"ABANG BILANG ENGGA YA ENGGA!! ucap Zaki.

Mata Xio mulai berkaca kaca, bukan karena Zaki tidak memberikannya makan mie instan, tetapi karena Zaki membentaknya.

"Abang jangan bentak Xio." Xio menunduk terdengar suaranya mulai bergetar.

"Maaf, dek. Abang gamau kamu sakit, maaf Udah berani bentak kamu.Maafin abang hm?"Zaki memeluk Xio.

Mita datang menghampiri kedua buah hatinya itu.

"Kenapa,sih, Mama dengar dari tadi kok ribut banget," tanya mita.

"Engga papa, mah. Tadi ada kecoa, Xio jadi takut," ucap Zaki mencoba melindungi Xio.

"Yaudah, kalo gitu. Xio cepet makan, nanti asam lambung kamu kambuh lagi," ucap mita kemudian kembali ke ruang tamu.

"Kenapa Abang bohong sama Mamah?" Tanya xio.

"Abang gamau kamu dimarahi sama Mamah, simpan lagi mie nya, kamu makan nasi jangan makan mie, kalau masih ngeyel makan mie instan, nanti Abang aduin Mamah,mau?" Ancam zaki.

Xio menggeleng lalu menyimpan kembali mie itu ke dalam lemari es.

Lima menit Xio mengahbiskan waktu untuk menghabiskan makanannya dengan lahap.

"Aku udah kenyang," ucapnya pada Zaki.

Zaki menjaga adiknya itu makan, sebab ia takut kalau Xio tetap nekad masak mie Instan.

Yaudah, kalo gitu." Zaki menyodorkan air minum pada Xio.

Dan di terima baik oleh adiknya itu.

*****

Kini semuanya berkumpul di ruang tamu, mereka menikmati moment keluarga ini, bertukar cerita, saling melempar candaan, dan menyanyi bersama,

Lalu berselang waktu, handphone milik Xio berdering.

"Siapa nih, nomornya engga di kenal," Ucap Xio.

"Angkat, coba" saran Zaki.

Xio menerima panggilan telepon itu.

"HALO" ucap Xio.

Namun, lawan bicaranya bergeming.

"Haloo??"

Tidak ada suara sama sekali.

Xio menutup teleponnya sepihak.

"Siapa?" Tanya Zaki.

"Engga tau"

"Yaudala, paling salah sambung, Nak"  ucap Narendra.

"Mungkin begitu," selah mita.

"Mamah, nyiram tanaman dulu deh," ucap mita beranjak dari tempat duduknya.

"Ayah, juga harus pergi kerja juga" narendra bangkit dari duduknya

"Abang latihan bola deh" ucap Zaki.

"Yaudah, aku balik ke kamar juga kalo gitu,"

Kini semuanya sibuk dengan aktivitas masing masing.

Begitu juga dengan Xio, ia mulai mengerjakan tugas kuliahnya.

Notifikasi hp Xio berbunyi.

Di lihatnya bar telpon itu dan tertera nomor yamg tidak ia kenal, nomor ini adalah penelpon yang tadi pagii tetapi si penelpon tidak merespon suara Xio.

'Segera ke danau!!' Tulisnya.

Xio menyerngitkan dahinya, ia bingung nomor yang tidak di kenal ini menyuruhnya untuk ke danau, apakah yang dimaksud oleh si penelpon misterius itu adalah danau yang selalu di kunjungi oleh Xio ketika sedang stres dan ingin menenangkan fikirannya. Pikiran Xio seketika memunculkan pertanyaan pertanyaan.

"Sebenarnya dia siapa, sih," ucap Xio.

Xio diam sejenak memikirkan apakah ia harus ke danau itu atau lebih memilih untuk mengabaikan pesan itu saja.

"Ku abaikan saja, lagian aku juga tidak tahu dia siapa, aku tidak akan ambil pusing atas pesan singkat ini."Monolog Xio

Ia memilih abaikan pesan itu dan mulai melanjutkan Tugas tugas kuliah yang di berikan oleh dosennya itu.

"Aku harus bikin laporan, banyak bangett nii tugas, lama lama pusing juga," keluh Xio.

****

soul transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang