Lembar 7

25 4 7
                                    

"Meow." (Kau serius mau tinggal di tempat yang banyak manusianya?)

Si kucing hitam itu melihat Leedo yang tengah memasukkan buku-buku ke dalam tas lusuhnya. "Ya, aku yakin. Kalau kau mau ikut, silakan."

"Meow?" (Tapi bagaimana jika mereka mengetahui bahwa kau adalah seorang Blood Demon?)

"Itu tidak akan terjadi, Kawan. Baiklah, aku sudah selesai. Aku akan terbang menuju kota," ujar Leedo pada si kucing. Tanpa basa basi ia berjalan ke arah balkon kastil, "Tolong jaga kastil ini. Seminggu sekali aku akan mampir kembali."

"Meow."

Leedo membentangkan kedua sayapnya, sembari membawa tas dalam genggamannya. Kemudian dalam sekali kepakan sayap, Leedo terbang meninggalkan kastil Twilight Hill.










Leedo mendarat di perbatasan antara hutan dengan pinggir kota. Daerah tersebut merupakan daerah yang jarang dilewati oleh warga.

Kemudian Leedo mengeluarkan sihirnya dan mengubah tampilannya menjadi manusia biasa. Kedua sayapnya lenyap, telinganya yang runcing seperti elf berubah layaknya telinga manusia biasa, dan pupil matanya berubah warna dari merah menjadi hitam.

"Lebih baik," gumam Leedo memperhatikan dirinya sendiri. Ia pun berjalan ke kota, entah ke mana. Mungkin ia akan mencari makanan terlebih dahulu.

***

Sudah cukup lama Leedo berjalan, daerah yang ia lewati sekarang tampak lebih ramai oleh warga yang berlalu lalang. Meskipun gedung-gedungnya tidak setinggi seperti di pusat kota, tempat apartemen Hwanwoong berada.

Saat tengah berjalan, tak sengaja mata Leedo menangkap seorang wanita lanjut usia yang tengah berdiri di pinggir jalan. Wajah wanita tersebut nampak lelah dan kebingungan. Kedua tangannya memegang kantung-kantung besar yang Leedo sendiri tak yakin apa isinya.

Leedo pun menghampirinya.

"Halo, Nyonya. Sepertinya Anda tampak kebingungan, mungkin saya bisa membantu Anda," sapa Leedo sembari tersenyum, mencoba untuk meninggalkan kesan yang baik terhadap manusia di depannya.

Wanita itu pun membalas senyuman Leedo dengan ramah, sedetik kemudian raut wajah bingungnya kembali tergambar.

"Aku hendak menyeberang jalan ini. Bisakah kau membantuku, Nak?" tanya wanita tersebut.

Leedo mengangguk dan tersenyum. Ia merasa tak keberatan dengan panggilan 'Nak' yang ditujukan kepadanya, meskipun Leedo yakin umurnya jauh lebih tua dibanding wanita tersebut. Perlu dicatat bahwa umur Leedo saat ini sudah 298 tahun, kaum Blood Demon memang memiliki umur yang panjang dan paras yang awet muda.

Selanjutnya, Leedo pun membantu wanita itu untuk menyeberang jalan. Namun, rupanya tak sampai di situ saja. Saat wanita tersebut berterima kasih karena telah dibantu menyeberang, Leedo justru menawarkan diri untuk membantu membawakan barang-barang wanita itu sampai ke rumahnya. Tentu saja wanita itu tak menolak. Mereka pun berjalan dan diselingi percakapan ringan.

Dari yang Leedo ketahui, wanita ini bernama Lilian. Ia merupakan seorang nenek yang saat ini tinggal sendirian tanpa anak dan cucu. Ia tinggal di sebuah desa yang cukup jauh dari kota.

Sementara Leedo sendiri mengatakan bahwa dirinya berasal dari tempat yang sangat jauh, saat ini sedang merantau dan hendak memulai kehidupan baru di kota ini. Tak banyak yang dapat Leedo ceritakan soal dirinya, mengingat identitas aslinya sebagai Blood Demon harus disimpan rapat-rapat.

Into The Blood Moon •ONEUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang