Bab 36

899 28 1
                                    

"Hallo mom"

"Sayang kenapa kamu menangis hm? Kamu baik baik saja kan sayang?"

"Mom, rehan mengalami kecelakaan dan saat ini rehan sedang di urus"

"...."

"Mommy, pasti tidak percaya kan? Sama mom aku juga tidak percaya kalau rehan kita masih hidup tapi bsru saja kami ketemu dia harus pergi meninggalkan kita lagi mom" ucap Riana dengan sedih. Dia tidak membendung air matanya dan rasa sedihnya.

Saat ini mereka sedang menunggu rehan yang sedang di urus oleh perawat setelah itu mereka bisa membawa jenazah rehan ke kediamannya.

"Rianaaa..!!" Teriak seorang wanita paruh baya memanggil putrinya.

Nyonya Tifani raharja datang bersama dengan suaminya Rion raharja. Rion sebenarnya ingin memaafkan putranya setelah mengetahui kalau Putra nya masih hidup bahkan dia akan membawa putranya pulang. Tapi hari ini dia mendapatkan kabar kalau sang putra sudah menghembuskan nafas terakhirnya karena kecelakaan.

"Dimana rehan sayang? Dia bukan rehan kan nak?" Ucap Tifani kepada sang putri.

"Dia beneran rehan mom, karena dia memegang liontin Foto aku dan rehan kecil bahkan di liontin itu ada foto kalian" Riana menjelaskan kepada orang tuanya saat seorang perawat memberikan liontin itu kepada keluarganya. Dan hal itu membuat Riana semakin sedih.

Kedua orang tuan rehan menangis mendengar apa yang di katakan oleh Riana membuat Tifani pingsan didalam dekapan suaminya.

"Sayang"

Kedua sahabat Riana yang sebagian seorang dokter langsung menyuruh tuan rion membawa ke ruang pemeriksaan agar mereka bisa memeriksa Tifani.

Sasa dan Kayla hanya diam saja tapi air mata tak bisa diam, karana terus saja mengalir dari matanya membuat matanya sembab.

"Kay, aku masih tidak menyangka kalau rehan sudah nggak ada bersama kita"

"Iya sa kamu benar, aku saja masih tidak percaya dengan ini semua, aku mengira kalau rehan cuma ngeprank kita saja, tapi ini asli" ucap Kayla.

"Kita harus katakan apa kepada anak anak jika tau kalau daddy-nya sudah pergi untuk selama-lamanya" ucap Sasa.

"Aku nggak tau sa, aku nggak tega jika harus mengatakan kepada anak anak bahwa Daddy nya sudah tiada."

Sementara itu berita tentang kematian rehan raharja atau di kenal dengan Leon Panduwinata pemilik perusahaan terbesar terlah mengalami kecelakaan dan korban sudah meninggal di tempat.

Dan kabar meninggalnya rehan sampai di telinga ke empat sahabatnya.

Degh...

"Nggak, nggak ini nggak mungkin, rehan nggak mungkin meninggal lagi, nggakkkkk rehan nggakkk mungkin meninggal kan ku" teriak seorang pria dengan tangisnya.

Galih yang melihat tuannya berteriak pun berjalan mendekati nya dan bertanya kepada tuannya.

"Tuan ada apa kenapa tuan seperti ini?"

"Lih, nggak mungkin rehan meninggal lih, kau tau kan aku sangat mencintai rehan, bahkan. Aku sampai menantang keluarga ku sendiri" ucap sedih seorang pria yang tak lain adalah sagar.

"Sabar lah tuan, kita pastikan dulu kebenarannya kita segera pergi ke rumah sakit tempat rehan di larikan"

Sagar tanpa berkata pun langsung berdiri dan segera bergegas meninggalkan ruangannya dan dia mengendarai mobil agar segera sampai di tempat.

***

Begitu juga dengan seorang pria yang hari ini ada latihan renang namun sebuah Berita mengejutkan dia sampai terdiam.

"Nggak rehan nggak mungkin kecelakaan, dia pasti orang lain pasti rehan masih hidup." Gumam Gilang, namun hatinya sakit mendengar itu, dan tanpa berlama-lama dia bergegas meninggalkan latihan dan dia langsung ke ruang ganti, setelah ganti Gilang segera pergi dari tempat ini.

***

"Rehan? Bukannya rehan sudah meninggal berapa tahun yang lalu lantas ini? Atau jangan jangan?" Gumam berian Bondowoso yang langsung ninggalin pekerjaan nya dan segera bergegas menunju ke rumah sakit.

***

"Apa dia rehan yang sama? Atau jangan jangan rehan benar masih hidup dan dia orang aku temui waktu itu? Rehan raharja? Enggak ini nggak mungkin, aku harus memastikan kabar ini aku tidak ingin seperti waktu itu" gumam darius yang belum sepenuhnya percaya akan hal ini. Dia segera pergi ke rumah sakit.

****

Saat ini jenazah sudah siap di antarkan ke rumah duka, namun ada sedikit sebatan kecil yang membuat tertunda membawa pulang ke kediaman.

"Maaf buat korban mau di bawa ke mana?"

"Pak sebaiknya rehan kita bawa ke kediaman Raharja karena kediaman Rehan ada di sana" ucap ucap Tifani kepada perawat yang akan membawa rehan.

"Tidak bisa nyonya karena rehan akan kami bawa ke kediaman Rehan." Sasa menolak jika rehan di bawa oleh keluarga.

"Siapa kamu yang berani mencegah ku membawa rehan ku pulang?"

"Kami adalah sahabat rehan yang sudah di anggap saudara sama rehan, jadi kami berhak membawa rehan ke kediaman kami" ucap Kayla dengan sinis.

"Kamu itu hanya sahabat nya bukan saudaranya, dan yang berhak atas rehan adalah aku ibu kandungnya" ucap Tifani kepada Kayla dan Sasa.

"Benar, kami adalah keluarga dari rehan jadi kami tidak akan membawa rehan ke kediaman kamu dia akan pulang ke kediaman kami" timpal Riana,, namun langsung di tenangkan oleh Rian.

"Keluarga ya? Lantas apa yang di sebut keluarga jika kalian mengusir rehan dari kediaman kalian tanpa membawa sebuah fasilitas apa itu pantas di sebut keluarga? Kalian pasti bahagia kan kalau rehan sudah tiada karena tidak ada lagi orang yang merusak nama baik keluarga kalian bukan begitu?" Sasa sudah kehilangan kendali karena mereka menyebut diri mereka KELUARGA.

"Dan saya tidak akan pernah sudi Rehan di bawa ke kediaman kalian, jika kalian menolak itu tidak masalah bagi kami, karena apapun yang terjadi rehan akan di bawa ke kediaman kami, "

PLAKKK

"Kenapa kamu begitu keras kepala hah? Aku hanya ingin membawa kembali putraku walau itu untuk terakhir kalinya, aku adalah seorang ibu"

"Kamu anggap seorang ibu, lantas kemana berapa tahun ini di saat rehan membutuhkan kalian hah? Kalian palah membiarkan dia terusir karena takut nama baik keluarga kalian tercoreng"

"Walaupun aku hanya kenal dia berapa tahun ini tapi aku tau betul apa yang rehan rasakan selama ini, bahkan kalian hidup bahagia tanpa adanya rehan"

"Mommy, Daddy, sebaiknya kita ikuti apa kata mereka, jika mereka ingin rehan di pulangkan ke kediaman mereka kita ikut saja, nggak ada salahnya, kasian rehan jika terus begini" ucap Rian yang memberikan pengertian kepada mertuanya.

"Tapi nak?"

"Mom, tau kan jika rehan. Sudah benar benar pergi bahkan dia tidak menginginkan kembali ke kediaman kita? Bahkan dia lebih menginginkan pulang ke tuhan, dari pada pulang ke rumah kita? Karena rehan masih sedih atas perlakuan kalian terhadap rehan berapa tahun yang lalu" ucap Rian lembut kepada kedua orangtuanya yang membuat mereka terdiam tak bersuara.

"Jadi bagaimana kita akan bawa jenazah ini kemana?"

"Ke kediaman panduwinata!!" Ucap Kayla dan Sasa bersamaan.

"Baiklah kalau begitu kamu kamu memimpin jalan agar memudahkan kami"

"Ya"

Par perawatan pun menggotong peti jenazah rehan ke halaman rumah sakit namun saat akan mereka masukkan ke dalam ambulans...

"TUNGGU...!!"



Sahabat Jadi Cinta  ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang