One Side Love Pt.2

244 19 0
                                    

"Gladys.."
Jantung Gladys berdetak cepat mendengar Haikal memanggil namanya. Gladys berusaha tenang saat laki-laki itu  berjalan ke arahnya.

Haikal hanya menggaruk kepalanya ketika sudah tiba di hadapan Gladys. Tiba-tiba ia merasa bingung harus bicara apa pada gladys. Padahal sejak diberitahu Shania bahwa Gladys izin sakit 3hari lalu, ia tidak bisa berhenti memikirkan teman masa kecilnya itu. 3 hari yang lalu adalah saat Gladys mengiriminya pesan untuk bertemu di rooftop. Tapi haikal tidak datang karena di paksa teman-teman sekelasnya untuk bermain futsal.

"Belum pulang, dys?" Bukan Haikal, tapi laki-laki lain yang bertanya dari balik tubuh Gladys.

Gladys menatap bingung laki-laki yang ia tahu adalah salah satu teman Haikal. Adhiya. Gladys tidak ingat mereka pernah berkenalan.

"Kamu gladys kan? Temennya Shania. Yang waktu itu kekunci di rooftop?" Gladys semakin bingung, darimana kakak kelasnya itu tahu?

"Waktu tante kamu ke sini kebetulan aku juga lagi di sekolah soalnya hp aku ketinggalan di ruang osis" jelas Adhiya membuat Gladys mengerti.

Haikal mematung di tempatnya. Gladys terkunci di rooftop 3hari lalu? Dan seingat Haikal, Adhiya kembali ke sekolah untuk mengambil ponselnya yang tertinggal adalah jam 8 malam, setelah hujan reda. Itu artinya Gladys terkunci di rooftop karena menunggunya hingga malam dan berakhir sakit.

"Makasih ya kak, maaf aku ga tau kalau kak Adhiya yang nolongin aku" jujur Gladys merasa bersalah. Ia akan bertanya pada tante cantika nanti, kenapa tante cantika tidak pernah mengatakan tentang Adhiya yang menolongnya.

"Iya dys, ga apa-apa. Yang penting kan sekarang kamu udah sehat, udah bisa sekolah lagi. Lain kali kalau mau main di rooftop jangan lewat jam 5, soalnya jam 5 pintu ke rooftop di kunci pak satpam" jelas Adhiya lagi. Gladys mengangguk dan izin pamit karena tante cantika sudah menunggu di depan.

"Tunggu.." Haikal menahan bahu Adhiya yang hendak pergi.

"Tadi lo bilang Gladys kekunci di rooftop?" Adhiya mengangguk.

"Lo nolongin dia jam berapa?" Lanjut Haikal.

"Jam setengah 9an kayanya. Jam 8 lewat lah. Kenapa emangnya?" Adhiya balik bertanya.

"Terus keadaan Gladys gimana? Kok dia ga tau lo yang nolongin dia?" Haikal menelan ludah gugup menunggu jawaban temannya.

"Pas gue sama pak satpam sama tantenya Gladys ke rooftop itu Gladys udah pingsan terus langsung di bawa ke rumah sakit. Tantenya juga kayanya panik jadi lupa ngasih tau Gladys soal gue. Ya udahlah ga apa-apa, gue ikhlas kok nolongin dia" terang Adhiya membuat Haikal tercekat.

Nafas Haikal terasa berhenti di kerongkongan. Ia tiba-tiba ingat dengan pesan yang dikirim Gladys hari itu. Gladys meminta Haikal datang ke rooftop karena ada sesuatu yang ingin gadis itu sampaikan padanya.

Haikal buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor gladys.

Tuut.. tuut..tuut..
Gladys tidak mengangkat teleponnya. Haikal kembali menekan tombol call tapi tetap tidak ada respon dari Gladys.

Haikal berlari menuju tempat parkir meninggalkan Adhiya yang kebingungan. Hari ini Haikal harus bicara dengan Gladys. Ia harus meminta maaf pada gadis itu dan menanyakan apa yang ingin dikatakan Gladys padanya tempo hari.

Haikal menggedor gerbang rumah Gladys tapi tidak ada yang keluar. Ia berlari ke rumah tante Cantika tapi juga tidak ada orang. Mobil tante cantikapun belum ada di sana. Saat Haikal berniat pulang dan menunggu Gladys di rumahnya, mobil tante cantika tiba. Haikal bisa melihat Gladys duduk di samping tante cantika.

Gladys turun bersama tante cantika setelah mobil yang mereka tumpangi terparkir rapi di garasi rumah tante cantika. Haikal sedikit terkejut dengan penampilan baru Gladys. Rambut panjang Gladys yang sudah hampir mencapai bokongnya kini hanya sampai setengah punggungnya. Gladys juga tampak berbeda dengan model rambut sedikit bergelombang.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang