"Pokoknya April tidak mau! Setelah sekian lama anda pergi sekarang datang hanya untuk kepentingan anda sendiri, egois!" Perempuan yang sangat amat dicintai oleh laki-laki bernama lengkap January Argantara itu pergi meninggalkan rumahnya dengan keadaan emosi.
🍂
Sudah beberapa hari April pun tidak menemui Janu. Perasaan Janu sangat tidak tenang, cemas, takut karena kekasihnya hilang kabar begitu saja. Ia menghampiri kediaman April, Ibundanya bilang bahwa April tidak pulang ke rumah beberapa hari ini.
Ibundanya menyangka bahwa anak perempuannya itu menginap di apartemen Janu seperti biasanya. Kabar dari Janu membuat Ibunda April sangat cemas namun, laki-laki itu terus menenangkannya untuk tidak terlalu cemas karena ia akan terus berusaha mencarinya. Setelah dari kediaman April, Janu pergi ke tempat kerjanya. April seorang pekerja biasa di sebuah kafe. Singkat cerita dahulu Janu sering sekali datang ke kafe tersebut untuk mengerjakan tugasnya atau sekedar menenangkan dirinya sendiri dari penatnya tugas kuliah dan ia pun memperhatikan April yang selalu tersenyum ramah menyambut pelanggan datang, Janu sangat suka senyumannya itu yang selalu membuat Janu merasa bahagia dan melupakan beratnya tugas kuliah hingga suatu ketika ia memberanikan diri untuk mendekatinya dan memang benar saja senyuman itu menggambarkan sosok yang positif dari seorang perempuan yang memiliki nama lengkap Amarylis Puspa April.
"Maaf, tapi April sudah ambil cuti beberapa hari ini."
DEG!
Mendengar kabar itu, Janu di hantam rasa cemas yang luar biasa. Ia tidak tahu harus mencari April kemana lagi, berbagai pesan pun sudah ia kirimkan tak lupa menghubunginya akan tetapi nomornya tidak aktif.
Setiap harinya Janu selalu pulang lebih awal karena berharap akan kehadiran April di apartemen miliknya, menyambutnya dengan pelukan hangat seperti biasa namun, harapan itu hanyalah sebuah harapan. April tidak ada disana membuat Janu memikirkan hal yang ia takuti.
"Engga Janu, mimpi itu gak akan terjadi. April pasti ada di suatu tempat." Gumamnya pada diri sendiri.
Tiba-tiba suara pintu terbuka, Janu berjalan cepat keluar dari kamarnya berharap seseorang yang ia tunggu benar-benar datang untuk kali ini.
"Hai, Janu." Sapanya.
Harapan Janu menjadi kenyataan, April kembali akan tetapi ada satu hal yang berubah darinya. Kebiasaan yang selalu mereka lakukan kali ini April tidak melakukannya, ia tidak membalas pelukan kekasihnya. Janu pun terdiam bingung dengan sikap dingin April untuk pertama kalinya.
"April, sayang. Kamu kemana saja, hm? Are you going somewhere? Ayo cerita sama aku." Sungguh, Janu sangat mencemaskannya.
"I'm so sorry Janu tapi aku capek, boleh aku istirahat?" Jawabnya dengan nada suara yang terdengar sangat dingin.
"Ah oke, kamu bisa istirahat di kamar."
"Iya, makasi."
Perasaan Janu tidak sepenuhnya lega karena sosok April yang ini bukanlah sosok April yang sesungguhnya pasti ada sesuatu yang tidak ia ketahui. Ia merogoh saku celananya mengambil ponselnya dari dalam sana dan menekan nomor Ibunda April untuk memberitahunya bahwa April sudah kembali dan sekarang berada bersamanya.
Baru saja mengakhiri panggilannya dengan Ibunda April, Janu mendapat panggilan yang mengharuskan dirinya untuk pergi ke luar kota dalam waktu satu bulan untuk sebuah project kerjanya.
"Pergi, Janu."
Suara itu mengagetkan Janu, April mendengar percakapannya. Ia duduk di sebelah kekasihnya.
"Tapi kamu baru aja datang dan bukankah kamu harus jelasin sesuatu sama aku, April?"
"Aku jelasin semuanya saat kamu pulang nanti."
"April, satu bulan itu bukan waktu yang sebentar."
"Kata siapa? Waktu pasti cepat berlalunya, Janu. Kamu jangan khawatir pokoknya fokus aja sama pekerjaanmu dan cepatlah pulang."
"Are you sure? If you don't ask me to go I won't go."
"Hush! Kamu mau nikahin aku atau engga? Kerja kok setengah-setengah sih. Mau kasih aku makan apa nanti, hah?"
"Will you marry me? I will make your wish come true for that surprise calla lily flower." Janu menarik pinggang April sehingga jarak keduanya sangatlah dekat, ia pun mendekatkan wajahnya pada wajah April dan membisikkan ucapannya.
Untuk pertama kalinya juga April bertingkah nakal seperti ini. Ia menarik kerah baju kekasihnya dan mencium bibirnya. Awalnya Janu terkejut dengan tingkahnya akan tetapi ia kemudian membalas ciumannya. Perasaan gelisah itu terhapuskan oleh ciuman April, Janu berpikir mungkin itu hanyalah perasaannya saja seakan April bersikap tidak biasa.
"April, tunggu aku pulang. Aku janji akan melamarmu." Janu berjanji kepada kekasihnya.
🍂
Karena suatu pekerjaan, Janu di haruskan untuk pergi ke luar kota dalam waktu satu bulan penuh. Maka dari itu kini keduanya sedang dalam hubungan jarak jauh. Jarak tidak menjadi penghalang untuknya. Sesibuk apapun, Janu selalu memberikan kabar kepada April.
Getaran ponsel April membangunkannya, terlihat notif panggilan dari sang kekasih. Dengan suara seraknya, April mengangkat panggilan tersebut.
"Kamu udah tidur, ya?"
Hanya mendengar suaranya saja sudah membuat April tersenyum bahagia.
"Kangen ya, kamu?"
"Apa perlu ditanyakan, hm?"
"Udah makan belum, makan sama apa? Gimana pekerjaannya, lancar? Ada perempuan cantik gak disana, awas yah."
Janu di serang oleh beberapa pertanyaan. Mungkin laki-laki di luar sana akan meraka sebal jika di serang banyak pertanyaan namun, berbeda dengan Janu. Janu sangat senang karena itu artinya April begitu mencintainya.
"Udah, sayang. Aku makan sama nasi padang dan pekerjaanku lancar. Hm, perempuan? Iya ada perempuan cantik, wah cantik banget pokoknya."
"Yasudah sana sama perempuan cantik itu aja, tutup teleponnya!"
"Loh jangan marah dulu, memangnya kamu gak penasaran siapa perempuan cantiknya?"
"Siapa?"
"Perempuan cantik itu sekarang lagi teleponan sama aku. Calon istri aku."
Benda persegi panjang itu di lempar begitu mendengar ucapan sang kekasih yang menyebutnya calon istri.
"Sayang, halo? Kamu lagi salting, ya? Hahaha."
Tahan April, ayo tahan. Cowok siapa sih ini hobi banget bikin orang salting. -batin April.
"Ekhm, a-apa? Kata siapa aku salting hahahaha salah besar. Ja-Janu udah malam, sekarang kamu tidur aja pasti capek. Oke dadah, Janu."
"Eh Ap-"
"Lucu banget calon istriku." Senyum Janu seraya menatap wallpaper ponselnya dengan foto April.
PRANG!!
Tangan besarnya tak sengaja menyenggol bingkai fotonya bersama April. Kacanya pecah berserakan. Perasaan Janu sangat tidak tenang setelah bingkai foto tersebut pecah. Banyak yang mengatakan bahwa hal itu terjadi sebagai pertanda buruk. Ia berusaha mengalihkan pikirannya untuk tidak berpikir negatif.
"Cuma kesenggol, iya cuma kesenggol." Tenangnya.
Tinggal beberapa hari lagi pekerjaan Janu selesai. Ia tidak sabar untuk segera pulang menemui kekasinya dan memenuhi janjinya. Setiap harinya Janu bekerja dengan penuh semangat karena ada seseorang yang menunggu kepulangannya. Akan tetapi sudah beberapa hari pesan Janu tidak di balas oleh April, ia masih bisa berpikiran positif bahwa mungkin saja April sedang tidak memiliki paket internet.
🍂
Satu bulan sudah berlalu, Janu tidak ingin berlama-lama. Ia langsung mengambil jadwal terbang malam ini juga supaya esok siang bisa segera sampai dan menemui kekasihnya.
•••>
By : Dandelionfr
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MEMORIES || THE BOYZ
RomanceCompleted💐 Berkisah tentang perasaan sebelas pria yang sedang jatuh cinta namun, perasaan itu berubah menjadi sebuah kehilangan atas perpisahan dengan seseorang yang amat dicintai dan memori tentangnya terus menyiksanya.