Completed💐
Berkisah tentang perasaan sebelas pria yang sedang jatuh cinta namun, perasaan itu berubah menjadi sebuah kehilangan atas perpisahan dengan seseorang yang amat dicintai dan memori tentangnya terus menyiksanya.
Cast : Jacob Bae as Bian Girl as Anin Hyunjae Lee as Rian Choi Chanhee as Nathan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
════════ •『 ♡ 』• ════════
Bian dan Anin adalah sepasang kekasih yang sudah lumayan lama, yaitu 2 tahun. Mereka sangat manis, bahkan teman-temannya pun sering menjaili nya.
Seringkali mereka membicarakan hal serius untuk kelanjutan hubungannya. Namun banyak sekali hal-hal yang ditakuti, salah satunya restu dari orang tua. Siapa juga yang bisa tenang jika menyangkut soal 'restu'?
Hari ini langit terlihat cerah, seperti senyum manis dari wanita manis yang siapa lagi kalau bukan Anin. Bian selalu tersihir jika melihat senyuman Anin. Hahaha lucunya ya
"Mas, kamu nanti beneran mau ke rumah? Gapapa nih?" Anin mengkhawatirkan kekasihnya sebenarnya, tapi mau gimana lagi kalau Bian sudah bicara.
Mereka berdua sedang jalan pulang ke rumah Anin. Sedikit cerita, kalau Anin sedang menjalani bisnisnya sendiri, yaitu punya toko pernak-pernik lucu. Sedangkan Bian dia bekerja di sebuah perusahaan yang lumayan dikenal namun tidak terlalu besar juga.
"Iya, adek. Ayah kamu mau dibawain apa? Biar nanti kita mampir beli dulu."
Anin berpikir sejenak tidak yakin, "Umm kayaknya gausah deh, mas."
"Yaudah nanti mampir dulu aja, mas mau kasih oleh-oleh habis jemput anaknya yang manis ini." Ucap Bian sambil mengusak kepala Anin.
════════ •『 ♡ 』• ════════
"Mau apa kamu kesini? Masih berani juga datang ke rumah saya. Pulang sana!"
Bian sangat teringat kalimat dari ayah nya Anin. Apa karena ia cuma karyawan biasa? Atau karena ia seorang yatim piatu yang hidupnya menyedihkan?
"Mandi saja deh biar seger!"
Selesai mandi Bian masih harus mengerjakan kerjaan tambahan dari rumah. Dia memang bukan orang dengan harta berlimpah seperti Anin, namun tidak kekurangan juga. Hidup Bian sudah sangat cukup untuk 'hidup' sebenarnya.
Bukannya fokus untuk pekerjaannya, pikiran Bian justru sangat terganggu dengan obrolan singkat tadi sore. Mungkin tidak bisa dibilang obrolan, karena belum sempat Bian bicara sudah diusir.
"Haaah pusing banget! Aku harus gimana biar ayah nya Anin bisa percaya sama aku? Sebenarnya apa permasalahan disini?"
Daripada semakin pusing, Bian memilih untuk tidur.
════════ •『 ♡ 』• ════════
Seperti hari-hari biasanya, Bian bangun dari tidur lalu mandi, setelah itu sarapan dan bersiap, kemudian berangkat kerja.
