•••
Setelah kejadian kemarin, semuanya berbeda. Dan Angkasa bisa merasakan itu. Angkasa sekarang merasa kehilangan..
Seperti contoh nya pagi ini. Berkali-kali Angkasa mengirim pesan pada Chiara, tapi tak satupun di balas. Jangankan di balas, di baca saja tidak.
Huft... Angkasa ingin menjelaskan pada Chiara. Tapi sedari kemarin, Chiara sudah tak bisa di hubungi.
Demi tuhan... Angkasa sangat menyesal. Ia ingin Chiara kembali padanya.
"Masih ga di bales?" Tanya Jidan. Angkasa hanya mengangguk sekilas dengan tatapan yang masih tertuju pada room chat nya dengan Chiara.
"Lo ga nyamper lagi gitu ke rumahnya?" Lanjut Jidan.
Jujur saja, Jidan dan kedua temannya itu sangat kasihan pada Angkasa. Tapi bagaimana lagi.. ini salahnya sendiri.
"Nanti abis kelas, gue mau kerumahnya lagi. Gue mau nemuin dia."
"Emang lo nemuin dia mau apa?" Saut tiba-tiba dari Ethan yang datang bersama Hajendra.
"Gue mau jelasin lah. Lo pikir mau apaan emang?" Jawab Angkasa sinis.
"Dih? Terus lo pikir abis di jelasin gitu Chiara bakalan percaya dan luluh gitu? Ga inget lo sama kata-kata nya kemaren?" Sarkas Ethan yang mengundang tatapan tak suka dari Angkasa sedari tadi.
"Lagian udah di bilang ga usah lo pake gitu gituan sa, masih aja ngeyel. Ga perlu lah lo kemaren kemaren ngambek sama si Chiara cuma gara-gara dia di anter pulang sama bang Haza, sedangkan lo bebas kemana-mana sama cewe lain. Sekarang lo di ambekin balik, terus sampe putus kaya gini kan, lo juga yang ga enak hati." Ujar Hajendra.
"Lagian logika aja sa. Kalo pun lo ada di situ waktu Chiara sendirian malem-malem, ga akan lah dia nerima dan mau di anter pulang sama bang Haza. Ga akan lah dia mau di anter pulang sama bang Juan. Lo harusnya mikir ke situ sa. Bukan malah ngambekin dia berminggu-minggu tanpa ngasih kabar apapun. Masih untung si Chiara nungguin lo kemaren kemaren buat denger penjelasan lo yang sekarang udah jadi basi buat dia. Kalo udah kaya gini kan lo juga yang uring uringan." Timpal Jidan.
Kan... Benar lagi apa yang di katakan ketiga temannya ini. Seharusnya memang ia tak usah pakai segala merajuk pada Chiara kemarin-kemarin.
Dan sekarang Chiara sudah jauh dari pandangannya.
"Terus gue harus gimana? Iya tau ini salah gue banget. Gue cuma mau dia paham aja kenapa gue diemin dia. Bukan malah jadi kaya gini. Dan kenapa jadi begini.." ucap Angkasa frustasi sambil mengacak-acak rambut hitamnya.
Ketiga nya menghela nafas. Bingung juga mereka harus seperti apa dan bagaimana dalam menyelesaikan masalah seperti ini. Memaksa Chiara pun, itu bukan hal yang bagus. Yang ada nanti Chiara malah ikut membenci mereka.
"Tapi lagian sa.. lo nya juga kan yang udah jadi toxic buat dia? Dari awal juga lo tuh cuma manisnya doang. Karena lo penasaran doang sama dia kan? Jadi gue rasa ga usah lah lo uring uringan kaya gini."
Jidan dan Hajendra otomatis setuju dengan ucapannya Ethan. Benar... Angkasa itu hanya penasaran dengan Chiara. Angkasa tak mencintai Chiara dari sejak mereka berpacaran.
Tapi kenapa sekarang Angkasa mendadak seperti ini jika tak mencintai Chiara?
"Gue rasa lo udah balik jatuh hati sama dia sa. Dan gue rasa, lo juga udah dapet karma dari dia." Ujar Hajendra.
"Awalnya emang gue cuma penasaran aja sama dia. Tapi seiring jalannya waktu, rasa itu tumbuh tiba-tiba. Chiara selalu ada di saat gue susah. Dia ga pernah tinggalin gue, mau se salah apapun gue. Dia selalu dengerin gue, dia selalu turuti maunya gue, dan dia juga yang selalu ngalah buat gue. Gue mulai cinta sama dia sejak 1 tahun hubungan kita di rayain. Dan alesan gue bikin kaya gitu tuh, gue cuma pengen tes dan pengen tau sedalem dan sebesar apa Chiara cinta sama gue." Jelas Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MEMORIES || THE BOYZ
RomansaCompleted💐 Berkisah tentang perasaan sebelas pria yang sedang jatuh cinta namun, perasaan itu berubah menjadi sebuah kehilangan atas perpisahan dengan seseorang yang amat dicintai dan memori tentangnya terus menyiksanya.