Completed💐
Berkisah tentang perasaan sebelas pria yang sedang jatuh cinta namun, perasaan itu berubah menjadi sebuah kehilangan atas perpisahan dengan seseorang yang amat dicintai dan memori tentangnya terus menyiksanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enjoy Reading!
•••
Aku memberhentikan sepeda tepat didepan sebuah toko bunga. Hujan kala itu turun dengan derasnya, membasahi seragam sekolah dan juga tas di pundak. Berjalan mendekat untuk melihat ke dalam lewat pintu kaca yang tertutup. Tulisan 'Open' di sebelahnya menyambutku untuk segera masuk.
Seorang wanita berdiri menyapa, "Ada yang bisa saya bantu?"
***
Kring, kring.
Sore masih dilanda mendung. Hujan masih menyelimuti udara yang dingin, membawa sepedaku melaju masuk ke dalam gang berisi kubangan becek berlumut. Meski lembab sekitarannya, daerah rumahku begitu bersih. Tak ada sampah--orang-orang disekitaran memang suka menjaga lingkungan mereka.
Tak peduli hujan dan angin menerjang, aku tetap melaju dengan semangat dalam genggamanku. Kulihat setangkai mawar yang baru saja aku beli di toko bunga barusan, dia--bunga mawar itu merosot masuk ke dalam keranjang sepeda tua yang aku pakai.
Derit sepeda terdengar nyaring ketika ban sepeda mencapai pudunan jalan. Membawa tubuh condong ke depan, bersamaan bunga yang ikut bergerak ke bawah.
Di jalanan ini teringat aku dengan seorang gadis. Dia Nam Haera. Haera menyukaiku sejak lama, aku pun sudah tahu hal itu.
Kami memang sering bertemu di sekitaran rumah karena berada di daerah yang sama, tapi tak pernah sedekat sekarang. Dia selalu bercerita padaku kalau dia selalu melihatku pulang sekolah dengan sepeda semenjak SMP. Dan karena itulah dia merasa kagum padaku. Dia merasa aku adalah orang yang menarik. Hal itu membuatku malu sedikit. Karena sebelumnya, tak ada yang pernah mengatakan itu padaku.
Pernyataan Haera saat itu sepulang sekolah membuat kami dekat. Ah tidak, hal itu membuat aku tahu soalnya. Haera ternyata gadis yang menarik. Dia cantik, manis, dan pintar. Tak ada yang tak suka padanya. Tapi pertanyaannya, kenapa dia bisa menyukai orang sepertiku?
"Kau juga lumayan menarik, asal kau tahu," katanya halus ketika itu.
Diam-diam aku tersenyum ketika punggungnya berjalan menjauhi sepeda yang aku naiki.
Sudah dua tahun aku mengenalnya, dan ketika itu dia tak segan memberikan segala perhatiannya. Sunwoo mengatakan padaku kalau aku selalu menggantung hubunganku dengan Haera. Dia sampai bertanya-tanya, "Hubunganmu dengannya itu sebenarnya apa, sih?" Tapi pertanyaan itu hingga saat ini masih menggantung di udara. Aku bingung.
