HALLO ALL😵💫💗
Tinggalkan saran dan kritikan kalian terhadap chapter ini di kolom komentar ya!
Please tekan vote untuk support karya aku😋
HAPPY READING
"Maaf Bu, saya terlambat," ucap Aletha yang baru tiba di ambang pintu.
"Alasan apa lagi yang akan kamu berikan, Aletha?" tanya guru matematika yang terkenal akan kedisiplinannya, Siti.
"Bulan ini sudah empat kali kamu terlambat!" bentak Siti.
Aletha menunduk. "Maaf Bu," ucapnya.
"Biasalah Bu, sifat pemalas di pelihara," ejek musuh bebuyutan Aletha, Ayda.
"Paling dia begadang Bu!"
Dalam hitungan detik kelas yang tadinya sunyi kini menjadi berisik karena dipenuhi dengan
berbagai prasangka buruk terhadap Aletha.Brak!!
Bunyi gebrakan meja yang cukup keras itu sukses membuat suasana menjadi mencekam.
"DIAM!" bentak Siti.
"Saya hanya bertanya kepada Aletha! Kenapa jadi kalian yang heboh?" tanya Siti dengan nada yang mengintimidasi.
"Dan kamu Aletha! Cepat pergi menghadap ke wali kelasmu!" titah Siti.
"B-baik Bu," jawab Aletha.
Aletha meninggalkan kelas dengan hati yang gelisah dan cemas. Kali ini sudah terhitung sebanyak dua kali dia menghadap ke wali kelasnya dengan alasan yang sama. Dia tidak takut dengan hukumannya yang akan dia dapatkan. Dia hanya takut jika akan ada surat dari sekolah yang akan menghampiri ayahnya.
Kini, Aletha telah tiba di depan pintu ruangan wali kelasnya, tangannya enggan untuk mengetuk pintu tersebut namun batinnya memaksa dirinya agar tidak memperpanjang masalah.
Tok
Tok
Tok
"Masuk!" titah seseorang dari dalam. Aletha membuka pintu ruangan itu dengan sangat pelan.
"Permisi Bu," sapa Aletha.
"Aletha? Ada apa kamu kesini, Nak?" tanya Aniar selaku wali kelas Aletha.
"Ibu Siti menyuruh saya untuk menghadap kepada Ibu karena-"
"Karena kamu terlambat lagi," potong Aniar.
Aletha menunduk, kini dia merasa bahwa sepatunya lebih menarik daripada wajah kecewa wali kelasnya itu."Aletha..." panggil Aniar lembut.
Aletha memberanikan dirinya untuk menatap Aniar. "A-apa Bu?" tanya Aletha terbata-bata.
"Ayo duduk dulu." Ajak Aniar sambil menuntun Aletha untuk duduk di sofa yang berada di ruangannya.
"Jadi Aletha, kenapa kamu terlambat lagi?" tanya Aniar.
"Aletha minta maaf Bu," sesal Aletha.
Aniar tersenyum lembut kepada Aletha. "Kamu ada masalah di rumah?" tanya Aniar.
Aletha menggeleng. "Nggak ada, Bu," jawabnya.
"Bagaimana dengan teman sekelas mu?" tanya Aniar.
"Mereka semua baik kok, Bu," kilah Aletha.
"Aletha, apakah kamu mempunyai jawaban yang tepat untuk memberitahu Ibu mengapa kamu sering terlambat?" tanya Aniar.
"Aletha sering begadang, Bu," ungkap Aletha.
"Kenapa kamu begadang, Nak?" tanya Aniar.
"Aletha suka baca novel sebelum tidur, Bu," jawab Aletha.
"Kadang-kadang sampai jam dua pagi karena ceritanya yang terlalu menarik perhatian Aletha, Bu," sambungnya.
"Oh! Jadi Aletha tertarik dengan sastra, Nak?" tanya Aniar.
"Iya Bu, Aletha suka banget sama sastra. Apalagi sastra fiksi," ucap Aletha dengan semangat, entah kemana perginya perasaan takut dan gelisah nya tadi.
Aniar menganggukkan kepalanya pelan. "Aletha, baca novel boleh kok. Tapi harus ada batasnya ya, Nak," pesan Aniar.
"Sekarang kembalilah ke kelas dan berikan surat ini kepada Bu Siti," titah Aniar.
"Dan ingat satu lagi, Aletha. Jangan sampai nama kamu terpanggil lagi kalau nggak Ayah kamu yang akan terpanggil ke sekolah," pesan Aniar.
To Be Continued
THANK YOU FOR READING MY FIRST STORY
Tolong berikan saran dan kritikannya di kolom komentar
Dan jangan lupa VOTE karya akuu
Thankss😵💫💗
Published: Rabu, 20 Maret 2024Viraa
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan atau Abah? [TERBIT]
Teen FictionTELAH TERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING "Tulisan tidak akan membuahkan hasil di saat kau dewasa, lebih baik kau jadi PNS!" "Menulis tak akan bisa membuatmu sukses!" "Di zaman modern sekarang, penulis jarang dilirik!" Tidak sedikit orang memiliki sud...