Bu Aniar

40 22 2
                                    

HALLO ALL😵‍💫💗
Tinggalkan saran dan kritikan kalian terhadap chapter ini di kolom komentar ya!
Please tekan vote untuk support karya aku😋

HAPPY READING


Aletha menatap ke arah handphone milik Reyhan tanpa berniat untuk mengambilnya dari tangan sang pemilik, Reyhan terus saja menunggu Aletha agar segera mengambil alih handphone miliknya.

Kedua insan yang berbeda jurusan itu terus saja berada di posisi yang agak canggung dengan Reyhan yang berdiri tepat di depan bangku yang tersedia di taman sekolah dan Aletha yang masih duduk dengan tenang di bangku tersebut tanpa berniat untuk menyuruh Reyhan agar duduk di sampingnya sehingga-

"Halo, Nak? Kamu dimana?" terdengar jelas suara Aniar yang berasal dari handphone milik Reyhan yang membuat kedua mata Aletha membola karena tak percaya bahwa Reyhan telah menghubungi wali kelasnya terlebih dahulu.

Reyhan mengarahkan letak handphone-nya ke telinga kanannya, ia menatap ke arah Aletha sebelum menjawab pertanyaan dari pembina ekskul yang sedang ia pimpin sekarang.

"Halo selamat sore, Bu Aniar. Maaf jika Reyhan menganggu waktu istirahatnya, Bu," Reyhan menjeda perkataannya untuk melihat reaksi Aletha yang sedang melototinya seakan-akan mengatakan 'jangan berani-beraninya!'

Reyhan menurunkan handphone-nya lalu duduk tepat di samping Aletha tanpa meminta izin, lalu ia menekan tombol pengeras suara sebelum bertanya. "Maaf, Bu. Namun sepertinya ada salah satu peserta yang Ibu masukkan namanya ke dalam list perwakilan lomba puisi sekolah kita yang tak terima dengan keputusan Ibu selaku PEMBINA EKSKUL KEPENULISAN ini, Bu," ucap Reyhan dengan sengaja menekan beberapa akhir kalimatnya.

Aletha mendelik tajam ke arah Reyhan, ia memukul lengan pemuda yang lebih tinggi darinya dengan sangat kuat hingga membuat sang empu merintih kesakitan. "Aiss... Sakit, Aletha!" erang Reyhan sambil mengusap-usap lengan kanannya yang merasa perih setelah dipukul oleh gadis pemalas namun pintar di kelas itu.

"Reyhan? Halo? Nak? Kamu kenapa?" Aniar memberikan pertanyaan secara bertubi-tubi dari seberang telefon ketika ia mendengar suara rintihan Reyhan setelah itu hanya bunyi hening yang membuat Aniar yang berada dirumahnya dilanda rasa cemas terhadap siswa yang sangat ia percaya sejak dua tahun yang lalu.

"Maaf, Bu. Reyhan nggak papa, kok," ujar Reyhan setelah mendapatkan delikan tajam dari Aletha.

"Syukurlah, oh ya! Tadi kalau Ibu nggak salah dengar kamu menyebutkan nama, Aletha?" pertanyaan yang dilontarkan oleh Aniar berhasil membuat Reyhan menerima tatapan lebih tajam dari sebelumnya oleh Aletha. Tatapan itu seolah bisa membunuhnya kapan saja sangking tajamnya.

Namun, Reyhan tetaplah seorang Reyhan yang dikenal akan sifat tak gentar miliknya, malah dirinya menampilkan seringai kepada Aletha sebelum menjawab pertanyaan dari Aniar.

"Iya, Bu. Ada Aletha di sini."

"Oh! Ibu ingin berbicara dengannya?" seru Reyhan dengan nada yang dibuat-buatnya sambil menghadap sepenuhnya ke arah Aletha yang terdiam karena terkejut setelah mendengar seruan Reyhan.

Aletha memberi kode kepada Reyhan menggunakan mulutnya tanpa mengeluarkan sepatah suara. 'Katakan kalau gue sudah pulang!' Kira-kira begitulah kata-kata yang Juneera eja tanpa mengeluarkan suaranya dengan harapan Reyhan dapat memahaminya.



To Be Continued

THANK YOU FOR READING MY FIRST STORY
Tolong berikan saran dan kritikannya di kolom komentar.
Dan jangan lupa VOTE karya akuu
Thankss😵‍💫💗
Published: Sabtu, 6 April 2024

Viraa

Tulisan atau Abah? [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang