HALLO ALL😵💫💗
Tinggalkan saran dan kritikan kalian terhadap chapter ini di kolom komentar ya!
Please tekan vote untuk support karya aku😋HAPPY READING
"Kepiting rebus, Neng?" seloroh Rehan disela-sela tawanya.
"Sok tau kau, dasar orang gila!"
Trang!!
Aletha menendang kaleng soda yang berada di dekatnya dengan sangat keras ketika mengingat pertemuannya dengan Rehan tadi saat di sekolah.
Aletha menghentakkan kakinya sebagai pelampiasan kekesalannya terhadap seorang pria yang telah membuatnya malu setengah mati.
Rehan.
Orang-orang yang berlalu-lalang di pasar memandang Juneera dengan tatapan bingung ketika melihat seorang anak SMA yang sedang menggerutu sendirian.
Tang!
"Aduh..." erang Aletha ketika dia tidak sengaja menabrak sebuah pohon karena tidak fokus.
Sial sekali hidupnya pada hari ini. Tadi pagi saat di sekolah dia harus berhadapan dengan anggota osis sekaligus ketua ekskul kepenulisan yang sangat menyebalkan dan saat pulang sekolah dia harus merasakan nyeri di dahinya yang baru saja bertabrakan dengan sebuah pohon.
Gadis yang malang.
Namun, kesialan Aletha hari ini sepertinya terbalaskan karena senyuman langsung terukir di wajahnya setelah dia menyadari keberadaan sebuah surat yang tertempel pada pohon yang ditabraknya itu.
"Kok bisa sih gue ga tau ada toko buku yang baru buka?" gumam Aletha.
Aletha merobek kertas yang tertempel di pohon tersebut dan segera melanjutkan perjalanannya ke toko grosiran milik ayahnya dengan hati yang berbunga-bunga.
"Kamu sakit ya, Nak?" tanya Darma yang keheranan melihat tingkah laku anaknya yang begitu aneh hari ini.
"Nggak kok, Abah. Aletha sehat kok," jawab Aletha tanpa meluputkan senyumannya.
"Oke? Kalau ada apa-apa ngomong sama Abah, ya?" pinta Darma.
"Iya, Abah," jawab Aletha.
"Abah mau keluar beli barang yang sudah habis," ujar Darma.
"Lalu?"
"Kamu mau menitip sesuatu?" tawar Darma.
"Sesuatu?" ulang Aletha yang kebingungan. Dia tidak pernah ditawarkan untuk menitip sesuatu oleh ayahnya sebelum ini.
"Ya, seperti adem sari?" saran Darma.
Juneera menatap abahnya dengan tatapan bingung. "Untuk apa?" tanya Aletha."Mana tau kamu lagi panas dalam makanya jadi aneh begini," balas Darma.
•••
Aletha memutuskan untuk pergi ke toko buku yang baru dibuka itu pada akhir pekan, karena selain dia tak mempunyai waktu dia juga tidak bisa memberi alasan kepada abahnya untuk pulang lebih lambat dari sekolah.
Disinilah dia. Di depan pintu toko buku yang saja di buka minggu lalu. "Akhirnya, setelah penantian yang lama," ucap Aletha kepada dirinya sendiri.
Aletha melangkahkan kakinya untuk masuk ke sebuah toko yang desain semenarik mungkin. Di luar toko terdapat berbagai macam buku-buku keluaran terbaru dan berbagai diskon.
Para maniak buku seperti Aletha pasti akan tertarik dengan toko tersebut.
"Kenapa nggak dari dulu aja sih bukanya?" gumam Aletha. Mengingat jika toko ini adalah toko buku yang paling dekat dengan desanya.
Baiklah! Mari kita memburu para novel yang bergenre fantasi, batin Aletha.
"Permisi kak, dimana ya letak novel dengan judul ini?"
Aletha akhirnya menyerah dan memutuskan untuk menghampiri pegawai toko buku tersebut sambil menunjukkan judul-judul buku yang telah dicatatnya di sebuah buku.
"Kaka tinggal lurus saja sampai mentok nanti belok ke kiri ya kak," jawab pegawai tersebut dengan senyuman yang ramah.
"Oh baiklah dan terima kasih ya kak," ucap Aletha.
Setelah itu, Aletha langsung menuju ke arah yang ditunjukkan oleh pegawai toko tersebut.
"Oh astaga! Surga dunia yang tak ada tandingnya!" seru Aletha saat matanya menangkap sampul-sampul buku yang mempunyai beragam macam warna, dia tau bahwa segala judul buku yang sedang ia cari berada di antara buku-buku tersebut hanya melalui warna sampulnya.
Dia tidak sabar akan melahap segala isi dari buku-buku tersebut.
Tolong selamatkan maniak novel fiksi yang satu ini!
Aletha bergerak menuju ke rak-rak buku yang berisikan novel-novel khusus genre fantasi itu.
Namun, matanya segera meredup ketika tangannya tak cukup panjang untuk menggapai buku yang diinginkannya.
Akan tetapi, Aletha bukanlah tipikal yang mudah putus asa, dia akan mencoba segala cara agar dapat menjangkau buku yang telah menyita perhatiannya sejak beberapa bulan yang lalu melalui handphone miliknya.
Setelah beberapa menit, akhirnya Aletha menyerah. Segala cara telah ia lakukan, dari menjinjitkan kedua kakinya, melompat-lompat, bahkan menaiki kursi. Namun, hasilnya nihil, tidak ada satupun dari caranya yang berhasil.
Maka dari itu, jangan salahkan Aletha yang pendek itu. Tapi, salahkan kepada orang yang telah membuat rak buku setinggi harapan orang tua itu!
"Butuh bantuan, Nona?"
To Be Continued
THANK YOU FOR READING MY FIRST STORY
Tolong berikan saran dan kritikannya di kolom komentar.
Dan jangan lupa VOTE karya akuu
Thankss😵💫💗
Published: Rabu, 27 Maret 2024Viraa
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan atau Abah? [TERBIT]
Teen FictionTELAH TERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING "Tulisan tidak akan membuahkan hasil di saat kau dewasa, lebih baik kau jadi PNS!" "Menulis tak akan bisa membuatmu sukses!" "Di zaman modern sekarang, penulis jarang dilirik!" Tidak sedikit orang memiliki sud...