HALLO ALL😵💫💗
Tinggalkan saran dan kritikan kalian terhadap chapter ini di kolom komentar ya!
Please tekan vote untuk support karya aku😋HAPPY READING
"Butuh bantuan, Nona?" Aletha yang terduduk di lantai toko itu mendongakan kepalanya untuk menatap orang yang memberinya tawaran tersebut.
"Ck, nggak usah. Gue bisa sendiri," tolak Aletha.
Orang yang memberinya tawaran tadi hanya mengangguk kepalanya. "Baiklah, sekarang cepat ambil buku itu," titahnya.
Aletha menyipitkan matanya. "Atas dasar apa lo nyuruh gue?" tanyanya.
"Kamu telah menghalangi jalan."
"Lo bisa kan lewat tempat lain, Rehan?"
"Coba kamu katakan kepadaku, jalan mana yang bisa aku lewati untuk mencapai kasir tersebut selain jalan yang sedang kamu halangi ini?" tanya Rehan.
"Mana gue tau, itukan derita lo," jawab Aletha cuek.
"Udah, minggir. Lo ngalangin jalan gue," titah Aletha.
Padahal dia yang ngalangin jalan tadinya, batin Rehan.
Rehan mundur beberapa langkah, ia kemudian memerhatikan Aletha yang jual mahal kepadanya sedang berusaha menjangkau buku yang diinginkannya.
Tak lama kemudian, senyum puas segera menghiasi wajah Rehan, ketika ia melihat Aletha tak kunjung bisa mendapatkan buku yang telah menjadi incarannya.
"Ayolah, Nona. Aku berniat baik untuk menolongmu," ucap Rehan.
Aletha memberikan tatapan tajamnya kepada Rehan. "Aku tak butuh bantuan mu!" bentak Aletha.
"Apa kau yakin? Nona Pendek?" goda Rehan.
Aletha segera menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan semburat merah yang menghiasi kedua pipinya.
Entah sebagai tanda bahwa dirinya marah karena telah diejek oleh pria yang berada di depannya ini atau karena salah tingkah?
Rehan menggigit bibir bagian dalamnya dengan kuat agar tak melepaskan tawa yang tengah ia tahan setengah mati ketika melihat seorang Aletha telah salah tingkah karena godaan miliknya.
Rehan kemudian membantu Aletha yang masih dilanda rasa malu untuk mengambilkan buku yang telah diincarnya. "Nih, bukunya," ujarnya sembari memberikan buku tersebut kepada Aletha.
Aletha diam tak bergeming matanya mendapati Rehan yang memberinya sebuah buku.
Rehan mengambil tangan kanan Aletha dan meletakkan buku tersebut di dalam genggaman Aletha, ketika ia melihat Aletha yang tak memberikan reaksi apapun.
"Lain kali, minum susu rasa vanilla," pesan Rehan.
Aletha mendongakan kepalanya sekali lagi untuk menatap langsung ke mata Rehan. "Untuk apa gue minum susu?"
"Pantes lo nggak tinggi-tinggi, dasar cebol," ejek Rehan sebelum lari meninggalkan Aletha yang akan mengeluarkan asap dari kedua telinganya.
Aletha tertegun ketika pertama kali mendengar seorang Rehan yang super formal ketika di sekolah, ternyata bisa berbicara santai, sebelum tersadar akan ejekan yang dilempari kepada dirinya.
"Gue tau, kalau gue ganteng, Aletha!" Teriak Rehan sembari keluar dari toko buku.
Aletha terpana akan senyuman yang ditunjukkan oleh Rehan kepadanya sesaat sebelum ia menghilang di balik pintu toko, senyumannya begitu mempesona sehingga Aletha lupa dengan amarah yang sedang menguap di dalam dirinya.
Malah senyuman yang terukir di wajahnya.
Tolong ingatkan kepada Aletha seharusnya dia marah karena telah diejek oleh seorang laki-laki sebentar tadi!
"Dasar tiang listrik gila!"
To Be Continued
THANK YOU FOR READING MY FIRST STORY
Tolong berikan saran dan kritikannya di kolom komentar.
Dan jangan lupa VOTE karya akuu
Thankss😵💫💗
Published: Kamis, 28 Maret 2024Viraa
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan atau Abah? [TERBIT]
Teen FictionTELAH TERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING "Tulisan tidak akan membuahkan hasil di saat kau dewasa, lebih baik kau jadi PNS!" "Menulis tak akan bisa membuatmu sukses!" "Di zaman modern sekarang, penulis jarang dilirik!" Tidak sedikit orang memiliki sud...