• 14

17 2 0
                                    

"Mah, Ana takut banget!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mah, Ana takut banget!"

Ana tengah persiapan lahiran, ia ditemani oleh Lana sejak tadi. Ana juga menunggu orang-tua nya yang lagi di jalan menuju kesini, begitu pun dengan Jaya yang berada di luar negeri langsung balik demi Ana.

"Rileks sayang, Raga kapan datang?" Tanya Lana,

"Gak tau, tadi katanya dia gantiin Papah buat rapat di kantor." Jawab Ana dengan cuek, pasalnya mereka sempat berdebat tadi malam karena Raga menolak menemani Ana lahiran.

"Jadi, kamu gak mau nemenin aku lahiran?" Tanya Ana, sedikit menaikkan suara nya. Setelah melihat perkelahian saat 2 bulan lalu, dimana Ana yang mengeluarkan isi hati nya, kini mulai berani membantah ucapan Raga.

Raga mengacak rambutnya dengan frustasi, "Na, aku besok ada rapat pertama aku, bisa ngerti gak sih?" Ucapnya,

"Kenapa harus kamu? Bukannya, masih ada Kak Mahen yang notabe nya jadi ketua divisi utama. Harus nya bisa gantiin kamu," Cetus Ana,

"Papah gak mungkin minta kamu yang gantiin, secara aku mau lahiran." Lanjutnya,

Raga hanya bisa bersabar, sifat mereka seperti tertukar. Ia memilih diam, karena kalau ngejawab pasti gak ada habisnya.

Karan datang membawa buah-buahan untuk Ana yang nitip tadi. Ana sudah tau kenapa Ibu nya tidak datang, setelah ketemu Raga saat itu, Shafa jadi sakit-sakitan, juga sering dirawat inap. "Semangat ya sayang, semoga kamu dan bayi mu sehat!" Ucap Karan, yang mencium kening putri nya itu.

"Lan, anak mu mana?" Tanya Karan, terdengar akrab karna Karan juga berteman baik dengan Lana saat masih jaman muda apalagi Lana dulu 'kan berpacaran dengan Jaya.

"Eh, gak tau nih, aku telpon daritadi gak diangkat." Jawab Lana,

Ana berjalan mondar-mandir, sedikit gugup karena yang dia tonton di drakor, melahirkan itu sakit nya luar biasa. "Permisi, Anaa!" Itu, Rose datang dengan Jenny, sementara Lisa nyusul nanti. Janji nya sih mereka emang mau nemani Ana lahiran.

"Loh, Mamah??"

Rose menunjuk Lana yang duduk di sofa, "Hah? Mamah?" Tanya Ana dengan bingung, ini tidak salah dengar 'kan?

"Ini anak perempuan Mamah, yang Mamah cerita ke kamu." Ucap Lana, justru tidak tau sama sekali kalau Rose udah sahabatan lama dengan Ana.

Kejutan sebelum lahiran, sih ini.

"Eh, berarti lo saudara nya Bang Raga, Jeh??" Celetuk Jenny,

Rose makin dibuat bingung, "Maksud?" Tanya nya, mendengar itu Karan tersenyum karena dia yang tau semua cerita nya.

"Kamu itu terpisah sama Raga sejak kecil, saat Raga berusia 5 tahun? Kamu masih di dalam kandungan Mamah mu, makanya Papah mu sampai sekarang gak tau kalau dia ada anak perempuan." Jelas Karan,

RAGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang