• 20

17 3 0
                                    

         "Udah beres, Na?" Tanya Raga pada Ana yang tengah membereskan pakaian nya di dalam koper, Ana mengangguk pelan.

"Besok jam berapa ke bandara?" Tanya Raga, dia duduk di sebelah koper Ana. Melihat Ana yang sibuk menyusun baju-baju nya.

"Jam 9 pagi, malam ini aku mau jalan sama anak-anak, Kak. Bisa antar?"

Raga tersenyum dan langsung mengangguk cepat, "Mau, ayok! Kemana?" Tanyanya,

"Ke Mall aja," Jawab Ana,

"Oke, aku siap siap dulu ya."

Raga langsung mengambil handuk untuk mandi, dan bersiap-siap sebelum pergi. Ana tersenyum, ia kembali menarik nafasnya dalam-dalam. Berusaha untuk tetap semangat, gimana pun Ana tidak mau anak-anak nya menjadi broken home  .

Setelah menyusun pakaian nya, ia keluar kamar dan masuk ke dalam kamar si kembar. Aruna, yang mengacak lemarinya karena pusing milih pakaian, sementara Arnan sudah anteng di atas kasur dengan pakaiannya yang sudah dikenakan sembari menggambar.

"Aruna? Belum siap-siap?" Tanya Ana,

"Mami!!! Ini hari, Minggu 'kan?" Tanya Aruna,

"Iya, kenapa?"

Aruna terus mengacak isi lemari nya, "Mi, hari minggu jadwal aku pakai warna pink." Ucapnya,

Ana menepuk kening nya, gimana ini mau ditinggal? Bisa-bisa Raga stress menghadapi keribetan Aruna setiap mau diajak jalan, daripada nunggu Aruna kelamaan? Ana ikut mencari pakaian berwarna pink.

Setelah 20 menit, akhirnya ketemu. Bersamaan Raga yang baru selesai bersiap-siap, dia masuk ke dalam kamar anak-anak nya dan heran melihat pakaian Aruna berserakan di lantai. Sementara, Aruna sibuk berkaca dan memilih gelang serta kalung untuk dipakai.

"Mi, ini warna pink manaaa???"

Ana yang berdiri di ambang pintu hanya pasrah, terpaksa dia ikut mencari warna gelang yang mau dipakai Aruna.

"Pi, ayok!"

"Udah selesai milih? Lama amat sih," Sindir Raga, mereka berempat berjalan menuruni tangga dan keluar rumah.

"Papi gak siap punya anak perempuan pasti!" Cibir Aruna, saat masuk ke dalam mobil.

"Dih, kata siapa?" Balas Raga tak terima,

"Papi 'kan tau, kalau perempuan itu memang lama siap-siap apalagi mau jalan!"

Raga mendelik malas, memang dasarnya perempuan itu ribet.

"Ya Allah, semoga jodoh Aruna gak cerewet kayak Papi. Tolong kasihanilah Aruna ini,"

Sontak Ana tertawa mendengar hal itu, lalu memukul pelan lengan Raga. Tak tahan melihat ekspresi Raga, "Heh, kayak kamu gak cerewet aja!" Kesal Raga,

"Loh? Wajar dong, kan perempuan."

"Gak lama Papi kasih masuk lagi kamu ke dalam perut Mami."

"Fiks, Papi lolos tes hukum jalur kedip mata 'kan?? Terbukti Papi kalah tiap berdebat sama Aruna,"

Sabar Raga, dia anak kamu. Bukan anak tetangga, definisi buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Mungkin karena sifat Raga yang juga suka ceplas-ceplos? Alhasil nurun ke Aruna.

Ada sekitar 3 jam, mereka mengelilingi mall dan mampir membeli sepatu, mainan, baju, bahkan barang tidak penting sekalipun asalkan lucu aja dimata Aruna? Harus dibeli.

Setelah dari mall, Raga mengajak mereka untuk makan di cafe dekat pantai. Apalagi udara malam ini sejuk, ditemani pemandangan pantai seperti ini.

RAGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang