• 26 ( Part of Aruna)

16 1 0
                                    

       Heboh nya pagi hari Aruna karena ini adalah hari pertama pendaftaran sekolah, buru-buru Aruna memakai sepatu. Sementara, Arnan menunggu di ambang pintu kamar Aruna.

"Aaa, gelang gue kemanaa???!" Panik Aruna bukan main, menginjak usia nya yang udah belasan tahun membuat gaya bicara Aruna berubah seiring waktu.

Begitu pun dengan Arnan, "Warna hitam 'kan?" Arnan mengambil dari rak meja belajar dan memasangkan gelang hitam itu di pergelangan tangan kembaran nya.

Setelah itu mereka keluar dan bergegas keluar. Terlihat, Mami dan Papi nya menunggu di dalam mobil dengan sabar. Sudah terbiasa nunggu Aruna.

"Mami, aku udah cantik gak??" Tanya Aruna terus menerus selama perjalanan menuju sekolah, Ana hanya memijat kening nya dan mengiyakan.

"Hanan nunggu di mana??" Tanya Raga, saat sampai di depan sekolah. Sangat ramai, karena banyak yang mendaftar apalagi sekolah ini termasuk list sekolah negeri terbaik.

"Dah, yuk turun!" Ajak Ana begitu mobil telah terparkir,

"Mana ponakan lo?" Tanya Raga begitu melihat Hanan yang berdiri di depan mobil milik nya.

Kehadiran Aruna dan Arnan menjadi pusat perhatian murid lain, bahkan OSIS yang bertugas saat itu terpesona dengan kecantikan dan ketampanan mereka berdua.

Seorang gadis seusia tak jauh beda dengan Aruna, turun dari mobil dan mencium tangan Raga dengan Arnan secara bergantian. "Namanya Ayzel Vijendra Adhipramana," Ucap Hanan lalu mengirim isyarat melalui kedipan mata ke arah Ana dan Raga. Seolah mereka mengerti apa maksud Hanan, karena tempo lalu Hanan menceritakan alasan kenapa ponakan dari anak kakak nya yang pertama ikut dia.

Ana memanggil anak-anak nya yang hanya diam melihat keramaian, "Aruna kenalin ini Ayzel, ponakan nya Om Hanan." Ucap Ana seraya memperkenalkan mereka satu sama lain, setelah itu Hanan pamit untuk pergi duluan karena ada urusan penting.

Setelah itu, mereka masuk ke dalam untuk pendaftaran. Sementara, ketiga anak itu hanya duduk manis di kursi koridor.

"Ayzel, lo pindahan darimana?" Tanya Aruna memecahkan keheningan di antara mereka, Ayzel tersenyum kemudian menjawab, "Surabaya, jujur gue pertama kali sekolah negeri. Dulu, gue sekolah swasta." Jawab Ayzel,

"Ih sama dong berarti?!"

Ayzel mengangguk-angguk dan tertawa pelan melihat betapa heboh nya Aruna, "Kalian kembar beda berapa detik?" Tanya Ayzel lalu tertuju Arnan yang sejak tadi hanya diam tidak ada berbicara.

"Berapa yaa??" Aruna sejenak memikir, karena Mami sama Papi nya tak pernah menceritakan bagaimana bisa mereka lahir secara kembar?

Selesai mengurus administrasi, Raga menghampiri mereka yang tengah bercanda satu sama lain. "Kelas kalian terpisah, peraturannya adik kakak tidak boleh sekelas kalau di sini." Ucap Raga, ia menebak pasti Aruna akan berteriak heboh.

"AAA! PAPI! GAK MAU, NANTI AKU MAIN SAMA SIAPA? CUMAN AYZEL SAMA ARNAN YANG AKU KENAL!"

Tepat sesuai tebakan Raga, ia langsung menutup mulut putri nya itu agar tak berisik. "Pilih mau asrama atau sekolah di sini? Kamu kalau di asrama? Makin gak punya teman," Tegas Raga, seketika Aruna langsung diam di tempat. Jujur, asrama lebih menakutkan karena dia harus terpisah dengan kerabat dekat nya dan tidak bisa bebas pasti nya.

"Meskipun beda kelas? Kita 'kan bisa main bareng kalau di luar jam pelajaran, oke?" Hibur Ayzel lalu mengulurkan jari kelingking nya dan diterima oleh Aruna meski dalam hati masih tidak terima.

Ana baru keluar dari ruang ketua yayasan, dan mengajak mereka bertiga ke ruangan kelas sambil di antar oleh salah satu wali kelas mereka. Selama menuju kelas, Aruna terus menggandeng erat lengan Ayzel dan Arnan.

RAGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang