"Nggak usah banyak tanya, transfer aja."
"Tapi, Bos...."
"Sorry, gue nggak sepenuhnya percaya pada lo. Jadi, silahkan lo menebak-nebak sendiri kenapa gue minta lo transfer duit ke Lily."
"Bos abis anu sama Lily?"
"Bukan urusan lo."
"Woh ya urusan aku lah, nanti kalau ada apa-apa yang suruh beresin aku!" Ben memprotes keras dan memperingatkan Chandra bahwa keberadaan dirinya adalah sesuatu yang penting.
Chandra mendecih, sebenarnya dia malas mengakui betapa pentingnya keberadaan Ben, karena lelaki itu semakin lama semakin menyebalkan, tapi Ben memang punya peran yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-harinya. Tanpa Ben, Chandra akan kesulitan mengingat jadwal dan segala macam dokumen yang harus dia kerjakan, lalu, bagian terpenting lainnya, saat Chandra sedang nakal-nakalan dan ketahuan publik, itu artinya peran Ben akan meningkat secara signifikan untuk menyelesaikan segala urusan dan kekacauan yang bisa berdampak buruk pada saham perusahaan dan karir politik Jeremiah Gouw.
"Kalau Bos mau transfer duit ke Lily, aku harus tahu apa alasannya."
"Halah...." desau Chandra. "Ya udah oke, gue kasih tahu tapi jangan ngomong sama Nenek."
"Iya Bos! Iya! Selama ini kan aku udah jadi partner in crime-nya Bos Chandra!"
"Gue rasa, gue bikin kesalahan."
"Nah toh! Aku uwes batin! Mesti koyo ngene kedadeane, Rek!" Bahasa daerah Ben auto muncul saat mendengar ucapan Chandra. (Tuh kan, aku udah ngebatin, pasti kaya begini kejadiannya!)
"Gue belum selesai ngomong!"
"Oh ya monggo deh lanjut."
"Gue abis pesta, mabuk dan gue masuk ke kamar yang salah. Gue kira itu kamar gue tapi ternyata bukan dan di sana ada Lily. Gue kira Lily naksir gue dan pengen ONS sama gue...."
"Sek genah wae, Bos! Orak kabeh wedok koyok mantan-mantanmu sek seneng nganu!" Ben kembali bicara dengan kecepatan cahaya. (Yang bener aja, Bos! Nggak semua perempuan seperti mantan-mantanmu yang suka anu)
"Languange, please! Pusing gue denger omongan lo!"
"Lha abisnya Bos selalu aja bikin masalah! Kenapa sih nggak bisa pacaran yang wajar aja?! Kenapa ganti-ganti cewek?!"
"Lho kok ngatur? Siapa yang bosnya di sini?"
"Bos Chandra."
"Nah tuh tau. Lho cuma sekretaris jadi nggak usah sok nasehatin gue. Tugas lo adalah beresin semua hal kacau yang terjadi."
"Owalah, nasib wong ra due...." (Ya ampun, nasib orang nggak punya....)
"Ngomong apa lo?"
"Bukan apa-apa Bos."
"Awas lo kalau sampai ngatain gue pakai bahasa jawa."
"Sumpah! Aku nggak ngatain Boss!"
Chandra menghela napas lelah. Benaya adalah satu-satunya sekretaris yang membuatnya muak, tapi juga sudah berada di sampingnya selama lebih dari empat tahun. Benaya punya bakat cerewet melebihi perempuan dan bahasa Jawa yang keluar setiap saat membuat Chandra merasa pening. Sayangnya keberadaan Ben tidak tergoyahkan karena dukungan Ibu Suri perusahaan. Selain itu, Ben sebenarnya juga cukup mumpuni melakukan semua kegiatan asistensi termasuk menyelesaikan huru hara yang Chandra timbulkan, jadi, suka tidak suka, Chandra harus berjuang keras untuk menyesuaikan diri dengan Ben.
"Eh, terus tadi gimana ceritanya Bos? Lily ternyata nggak naksir sama Bos?"
Mendengar pertanyaan Ben, Chandra merasa tersinggung. Tidak mungkin Lily tidak jatuh cinta padanya bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in to Sugar Venom
RomanceQuasimodo dengan penyajian berbeda dan juga beberapa modifikasi sana sini agar lebih melokal hehehe Caily Eden sadar mencintai Archandra Gouw itu berat, seberat rindunya Dilan. Dia yang rakyat jelata tidak mungkin bisa meraih Chandra yang merupakan...