8. Tiga Ratus Juta

17 4 0
                                    

"Halo Bos?" Suara Ben membuat Chandra kembali ke realita.

"Ya udah deh, gue cuma nanya itu doang." Lalu dia memutus sambungan telpon secara sepihak. Benaya menatap gagang telpon yang di tangannya. Bertanya-tanya mengapa Archandra Gouw yang biasa gonta ganti pacar sesering ganti pakaian dalam sekarang sangat ribut mencari tahu soal Lily. Dari alasan yang dikatakan Chandra, karena Chandra salah orang dan dia tidak mau dianggap sebagai penjahat kelamin, tapi tetap saja, Ben merasa keresahan Chandra yang bolak balik bertanya tentang segala sesuatu yang menyangkut Lily adalah hal yang baru.

Ben menghela napas, merutuki dirinya sendiri, untuk apa membingungkan Chandra? Itu sama sekali bukan urusannya. Yang penting, pekerjaannya selesai tanpa cela. Ben meraih laci, mengeluarkan key—alat pengaman perbankan dalam transaksi internet banking, lantas mentransfer tiga ratus juta ke rekening Lily seperti yang Archandra perintahkan.

***

Jam makan siang ditandai dengan penuhnya kantin dan juga warung makan di sekitar kantor. Lily menjadi salah satu dari beberapa orang yang duduk berdesakan di kantin perusahaan. Biasanya, dia selalu membawa bekal, demi penghematan, tapi kali ini, Lily makan di kantin, bakso berkuah panas menjadi menu yang dipilihnya siang ini, hitung-hitung sebagai bentuk rasa syukur Lily karena datangnya menstruasi hari ini.

Biasanya, Lily tidak terlalu risau jika menstruasinya tidak kunjung datang atau terlambat, tapi sejak kejadian malam itu bersama Chandra, Lily menjadi was-was. Dia sama sekali tidak siap jika harus menjalani kehamilan, dan untungnya, Tuhan masih menyayanginya, karena Lily tidak hamil dan dia bisa lega. Setidaknya, dia tidak akan terjebak masalah yang semakin rumit.

Lily sedang menyantap baksonya bulat-bulat saat ponsel yang dia letakkan di meja, di dekat segelas es jeruk bergetar dan sebuah notifikasi pemberitahuan perbankan masuk. Lily membaca pop up yang tampil di layar dan serta merta tersedak, saat melihat pemberitahuan bahwa ada uang masuk senilai tiga ratus juta di rekeningnya. Wajah Lily memerah dan terbatuk-batuk, dia meraih gelas minumannya dan menandaskan isinya, lalu mengambil ponselnya, membuka screen lock dan memastikan pemberitahuan yang tadi dibacanya sekilas dan membuatnya tersedak.

Mata Lily membulat kaget manakala melihat nominal tiga ratus juta masuk ke dalam rekeningnya. Dia tidak salah melihat.

Sontak Lily bertanya-tanya, bagaimana bisa uang sebanyak itu masuk ke rekening gajinya yang biasanya hanya tersisa saldo minimal? Apakah terjadi kekeliruan di sistem perbankan di mana rekeningnya dibuka? Jika begitu, mungkin nanti selang beberapa waktu uang ratusan juta dalam rekeningnya akan direversal.

Namun, saat Lily iseng mengecek rekeningnya lagi malam sebelum dia tidur, uang tiga ratus juta itu masih ada di sana, membuat Lily bertanya-tanya uang itu berasal dari mana. Dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke bank dan mencari tahu keesokan harinya.

***

Lily tidak percaya dengan keterangan yang didapatnya dari bank. Uang tiga ratus juta itu bukan kesalahan. Bukan transaksi salah kirim, salah sistem atau apapun namanya itu. Uang itu dikirim ke rekeningnya dari rekening Benaya Adhiguna. Pertanyaannya, mengapa Ben mengirim uang untuknya?

Lily tahu Ben adalah sekretaris Chandra dan meski tidak mengenal Ben secara personal, tapi Ben adalah orang yang cukup ramah dan tidak sombong. Meski dia adalah orang kepercayaan Connie Gouw dan juga sekretaris Chandra, tapi Ben tidak pernah bersikap jumawa. Dia selalu menyapa setiap karyawan saat berpapasan tidak peduli apakah itu karyawan level rendah atau memiliki jabatan. Lalu, untuk apa Ben mengirim uang padanya? Lily rasa, dia memerlukan penjelasan dari Ben, tapi, apakah sopan jika dia datang begitu saja meminta penjelasan? Atau bagaimana caranya agar dia mendapatkan jawaban atas semua ini.

Deep in to Sugar Venom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang