13. Sejauh Mana

20 5 0
                                    

"Lo nggak usah tanya-tanya deh. Lo nggak sedeket itu buat tanya-tanya ke gue." Chandra menjawab ketus.

"Oh, maaf...."

"Ya udah, lo mau kemana?"

"Ke...kamar aja kalau gitu." Lily berkata pelan sarat dengan kesedihan.

"Kenapa deh muka lo kayak gitu?"

"Nggak apa-apa."

"Jangan bohong, muka lo kayak nggak seneng gitu."

Lily menghela napas, berusaha iklas jika kali ini dia tidak mendapatkan makanan enak dan juga hadiah karena terjebak bersama si birthday boy  yang justru menolak datang ke acara ulang tahunnya.
"Kalau aku nggak datang ke acara ulang tahun kamu, aku nggak dapat mainan."

Alis Chandra terangkat, dia tidak bisa memahami apa istimewanya mainan dan makanan yang ada di acara ulang tahunnya. "Cuma mainan kayak gitu aja."

"Itu bukan cuma!" Lily membalas sengit. "Kamu nggak pernah tahu rasanya dapatin mainan kayak gitu karna kamu orang kaya!"

"Lho lo kok jadi marah sama gue?"  Chandra menanggapi dengan tidak kalah sengit.

Lily membuang napas, seharusnya dia tidak berdebat soal ini dengan Chandra karena pasti tidak ada ujung pangkalnya. Chandra yang kaya tidak akan memahami betapa berharganya momen makan enak dan mendapatkan mainan. Lagipula, daripada bersama Chandra, bukankah lebih baik dia ke ruang utama dan mendapatkan makanan dan barang-barang yang diinginkannya?
"Ya udahlah."

"Ya udah gimana maksudnya?"

"Ya udah nggak usah dibahas lagi." Lily hendak berjalan meninggalkan Chandra, berpikir sebaiknya dia ke ruang utama tanpa Chandra, sayangnya kakinya tidak bisa diajak berkompromi. Tubuhnya oleng begitu saja saat dia menjauh dari rangkulan Chandra, untung saja, Chandra segera menangkapnya hingga Lily tidak terjatuh lagi.

"Ngrepotin aja sih!"

"Nggak ada yang minta kamu di sini. Aku bisa ke ruang utama sendiri kalau kamu nggak mau kesana."

"Kamu mau ke ruang utama? Ngapain?"

"Makan enak dan ngambil hadiah." Lily berusaha melepaskan cekalan Chandra.

"Nggak usah sok kuat deh. Kaki lo luka dan lo bisa jatuh lagi! Lo mending istirahat di kamar. Gue antar lo ke kamar lo."

"Aku nggak mau ke kamar."

"Lo ngeyel banget sih!"

"Ya emang kenapa?" Lily menatap Chandra kesal.

"Oke, gini aja deh. Lo mau apa? Makanan enak, alat tulis sama mainan? Gue bakalan kirim itu semua kesini besok, tapi lo nggak usah ke ruang utama. Lo temenin gue aja di sini, gue males ke ruang utama."

Mata Lily menyipit tidak percaya. "Serius?"

"Serius. Lo kira gue bohong?"

"Oke, kalau gitu, kita sepakat." Lily mengangsurkan tangannya pada Chandra.

"Apaan?"

"Salaman dulu, orang-orang kalau sepakat tuh salaman."

"Konyol," komentar Chandra tapi lelaki itu menyalami Lily.
"Sekarang, lo balik ke kamar!" Chandra berkata begitu lalu dia berjongkok.

"Ngapain?"

"Naik! Kaki lo kan sakit."

"Naik?"

"Iya, gue gendong. Kaki lo masih sakit, nggak bisa jalan, dan kalau lo jatuh, gue bakalan repot lagi."

Deep in to Sugar Venom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang