9. Kind of Business

16 5 0
                                    

"Bagaimana Hannah menurut kamu?" tanya Connie Gouw pada Chandra saat dia bersama keluarganya makan malam bersama.

"Cantik." Chandra menjawab singkat.

"Ya, dia memang cantik, berpendidikan baik, kariernya bagus, perusahaan mereka sedang berkembang dengan sangat baik. Pernikahan kamu dan Hannah akan menjadi pernikahan yang sempurna. Aku sudah merencanakan pesta pernikahan kalian, yang pasti akan menjadi pesta termegah tahun ini."

"Tahun ini?" Chandra menatap Connie.

"Ya...kenapa?"

"Nenek, aku dan Hannah perlu waktu untuk saling mengenal. Aku dan dia baru saja bertemu dan sepertinya, terlalu cepat kalau aku dan dia menikah tahun ini."

"Tidak ada yang terlalu cepat. Ini baru bulan Februari dan mungkin kalian menikah akhir tahun. Masih ada sepuluh bulan dan waktu itu sangat cukup untuk saling mengenal. Lagipula, kalian akan hidup bersama-sama dan seiring berjalannya waktu kalian hidup bersama, kalian bisa mengenal lebih baik."

Chandra meletakkan sendok dan garpu yang berada di tangannya dengan perasaan lelah. "Nek, pernikahan bukan suatu hubungan yang gampang."

"Iya, Nenek tahu, tapi dengan Hannah, semuanya tidak akan pernah salah. Hannah cantik, berasal dari keluarga terpandang dan dia dididik dengan sangat baik. Dia tidak mungkin mengacaukan hubungan pernikahan."

"Tapi Nek, tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan harapan kita...."

Connie mengangkat tangannya. "Sorry, Chandra, Nenek sudah memutuskan bahwa kamu sangat cocok bersama dengan Hannah. Jangan mencoba untuk menghancurkan rencana pernikahan ini. Jika kamu sampai membuat ulah, Nenek tidak akan segan mencoret kamu dari warisan." Connie menekankan kata-katanya dan dia tahu pasti bahwa Chandra sama sekali tidak menyukai apa yang dikatakannya.

Chandra terdiam, dia tidak bisa apa-apa jika neneknya sudah menyebutkan soal warisan dan perusahaan. Dia menatap Regina Gouw dan Jeremiah Gouw, orangtuanya yang tidak mengatakan apa-apa terhadap rencana Connie. Jerry dan Regina asyik dengan makan malam mereka seolah tidak ada satupun hal yang menganggu mereka. Sementara itu, Dante, adik Chandra menatap Chandra dan menyunggingkan senyum samar yang sangat Chandra benci. Senyuman Dante seolah melemparkan ejekan untuknya.

Chandra membenci kedua orangtua yang terlihat tidak peduli padanya. Orangtuanya tidak pernah memberi perhatian padanya, hal yang mereka lakukan hanyalah bertengkar dan memiliki selingkuhan. Pernikahan harmonis yang ditampilkan di depan umum hanya sandiwara. Chandra tidak tahu mengapa orangtuanya harus hidup dalam kepalsuan, jika mereka memang sudah tidak ingin bersama, mengapa mereka masih bertahan, bahkan berpura-pura hidup dalam pernikahan harmonis, padahal yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya.

Chandra benar-benar muak dengan situasi ini dan dia tidak bisa lagi menyelesaikan makan malam ini. Dia beranjak dari kursinya.
"Maaf, Nenek, aku harus melakukan sesuatu hal yang penting. Ben mengatakan bahwa ada suatu dokumen yang belum aku tanda tangani."

"Di jam makan malam seperti ini?" Connie menatap sangsi.

"Ya...aku rasa, Ben lupa. Dia mungkin sekarang sudah bertambah tua dan mulai pikun," ucap Chandra asal. Bagus jika Connie mulai mempertanyakan kinerja Ben yang semakin tidak bermutu, dan mengganti lelaki itu dengan sekretaris baru.

"Benaya tidak mungkin melupakan hal penting seperti tanda tangan dokumen dan lain sebagainya."

"Faktanya, dia memang lupa dan aku harus mengerjakannya sekarang." Chandra menghampiri Connie dan memberikan salam, mengecup pipi neneknya. "Sorry, aku harus pergi sekarang, Nek."

"Aku tahu kamu hanya ingin menghindari pembicaraan denganku." Connie bicara dengan penuh penekanan pada Chandra.

"Tentu saja tidak, Nek. Aku benar-benar harus pergi karena aku harus mengurus bisnis dengan sepenuh hati. Sebentar lagi aku menikah dan tentu saja aku tidak bisa lagi bersikap santai karena aku akan punya keluarga yang harus dihidupi."

Deep in to Sugar Venom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang