12. Pesta Ulang Tahun

16 4 0
                                    

Tanggapan Chandra membuat Lily merasa jantungnya berdebar semakin cepat saat lelaki itu menatapnya dan memberikan semua perhatiannya. Dia merasa sangat gugup dan dia menunduk, tidak berani balas menatap Chandra.

"Tahu nggak? Lo tuh orang paling ngeselin di dunia! Lo nggak kenal gue tapi lo bisa-bisanya bilang kalau lo cinta sama gue? Bullshit! Sebenarnya, apa sih mau lo? Berapa duit yang lo mau? Lo harusnya inget, malam itu, lo juga mau. Semua terjadi bukan cuma keinginan gue! Dan sekarang lo bersikap seolah semua adalah kesalahan gue? Denger ya, gue udah berbaik hati dengan ngasih lo duit, tapi lo malah ngelunjak!" Chandra memukul meja dan membuat Lily terlonjak kaget.

"Sekarang, better, lo ngomong apa sih mau lo?"

"...."

"Jawab!" Chandra kembali memukul meja dan membuat Lily kaget. "Berani-beraninya lo bilang cinta ke gue! Brengsek!"

Sikap kasar Chandra membuat Lily takut. Dia kerap mendengar sikap buruk Chandra, tapi baru kali ini dia benar-benar menghadapinya, dan rasanya, Lily takut pada Chandra. Dia tahu, perasaannya seperti serpihan debu bagi Chandra, tapi bukankah hal itu bukan suatu kesalahan ataupun dosa? Mengapa Chandra semurka ini? Apakah dia sama sekali tidak layak bagi Chandra, bahkan jika hanya memendam rasa sekalipun. Lily merasa harga dirinya terluka, dia merasa terhina, tapi dia tidak punya daya apa-apa.

Chandra memincingkan mata saat melihat Lily menunduk ketakutan. Lily adalah sosok yang membingungkan di matanya. Sebelumnya, gadis itu nampak pongah dengan tekadnya, menolak uang yang dia berikan dan menyanggah perintahnya, bahkan, Lily juga mengatakan jatuh cinta padanya. Lalu, sekarang, Lily tertunduk, nampak ketakutan dan badannya terlihat gemetar. Chandra sedang berpikir, apakah Lily sedang bersandiwara? Jika benar demikian, sangat hebat permainan watak gadis itu. Chandra merasa harus berhati-hati pada Lily. Mungkin saja, Lily memiliki latar belakang tersembunyi yang gagal diketahui Ben. Mungkin saja, Lily adalah seorang profesional yang diperintahkan untuk menjebaknya dan meruntuhkan bisnis keluarga Gouw. Semua bisa saja terjadi, dan Chandra sangat penasaran, siapa sebenarnya Lily dan apa target gadis itu sebenarnya.

"Lo takut sama gue eh?"

Lily menggigit bibir bawahnya, menahan tangis keluar dan mengangguk lemah. Sementara Chandra mengawasi dengan waspada, dia sama sekali tidak percaya bahwa Lily sedang tidak berpura-pura.

"Kalau lo takut sama gue, bagaimana lo bisa bilang lo mencintai gue? Takut dan cinta, itu bukan perasaan yang bisa beriringan bersama. Kalau lo takut, seharusnya, lo menerima apapun yang gue tawarkan dan pergi sejauh mungkin dari gue. Gue ngasih lo kesempatan, paling terakhir, gue harap, lo bisa gunakan otak lo dan mengambil keputusan yang baik dalam hidup lo. Pergi, ambil uang yang udah gue kirim dan jangan pernah muncul mengusik gue lagi."

Lily menggeleng. "Tolong, Pak Chandra, saya hanya ingin berada di kantor ini. Saya berjanji tidak akan mengusik Bapak. Saya akan berusaha tidak pernah terlihat, tapi tolong jangan pecat saya." Suara Lily terdengar sangat pelan.

"What the hell...." Chandra mengusak wajahnya. "Kenapa lo sangat ingin bertahan di kantor ini? Ada ribuan kantor di Jakarta, lo bisa kerja di tempat lain atau lo bisa buka bisnis atau apapun dengan duit tiga ratus juta itu!" Chandra berujar kesal. Pembicaraannya dengan Lily terasa sangat alot dan melelahkan, melebihi pembicaraan bisnis dengan nilai investasi miliaran.

"Kasih gue alasan masuk akal kenapa gue harus nggak mecat lo, setelah lo bikin gue pening seharian ini?"

"...."

"Jangan diem aja woy!" Chandra mencondongkan wajahnya mendekati Lily dan menggebrak meja di depan Lily, membuat gadis itu berjengit kaget, wajahnya memucat dan Chandra berkata pada dirinya sendiri, jika ini hanya akting, Lily benar-benar patut dianugerahi Oscar.

Deep in to Sugar Venom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang