14. Ide Brilian?

12 4 0
                                    

Chandra membuka laci mejanya dengan kasar, mengambil sebuah dokumen dan melemparkannya ke hadapan Lily.

"Buktiin kalau lo emang cinta ke gue! Gue perlu pembuktian, semua orang bisa bilang cinta dan gue muak ngedenger itu semua. Semua hal yang harus lo lakukan ada di dokumen itu. Gue nggak yakin lo bakalan sanggup." Chandra menatap Lily dengan seringai, dia yakin Lily akan mundur saat dia membaca dokumen yang ada di hadapannya.

"Di mana saya harus tanda tangan? Saya akan membuktikan bahwa saya mencintai Pak Chandra."

Alis Chandra mengerut, dia tidak menyangka Lily akan memiliki kepercayaan diri setinggi ini dan menandatangani dokumen tanpa membaca isinya terlebih dulu. Chandra bertanya-tanya, sebenarnya, apa yang sedang Lily rencanakan? Apakah dia benar-benar seorang profesional suruhan lawan bisnis keluarganya? Chandra menjadi penasaran, jika Lily memang seseorang yang dibayar lawan bisnisnya maka bayarannya pasti sangat besar, karena tekad Lily untuk mengusik Chandra begitu teguh. Chandra berasumsi, mungkin saja, Lily dibayar lima ratus juta untuk mengacau di perusahaannya. Akan tetapi, Chandra tidak akan tinggal diam, dia akan membuat hidup Lily seperti di neraka karena sudah mengusiknya.

"Apa lo yakin? Lo nggak mau baca dulu isinya? Gue nggak mau lo membatalkan perjanjian. Gue bakalan minta ganti rugi dan lo bisa aja berakhir di penjara. Gue nggak pernah main-main sama omongan gue dan gue nggak pernah mengampuni seseorang yang udah bikin gue jengkel setengah mati."

"Apapun yang Pak Chandra minta untuk membuktikan apa yang saya ucapkan, saya akan melakukannya."

Chandra tertawa sinis. "Gue nggak menyangka lo punya nyali. Bagus, gue juga pengen tahu, sebesar apa cinta lo ke gue. Tanda tangani di halaman belakang di atas materai!"

Lily membuka halaman belakang dan menandatangani halaman bermaterai itu begitu saja. Dia tahu bahwa ini adalah tindakan nekat. Chandra tidak lagi mengenalinya dan lelaki itu nampak membencinya, perjanjian ini sudah pasti akan membawanya ke dalam sesuatu yang menghancurkan hidupnya. Akan tetapi, dia merasa sangat mencintai Chandra, baginya, Chandra telah terkunci selamanya dalam hatinya apapun yang terjadi dan dia akan melakukan segalanya untuk lelaki itu, karna kerinduannya untuk Chandra sederas tetesan hujan, dan cintanya sehangat mentari yang tidak pernah terganti.

"Kelihatannya lo sangat percaya diri," komentar Chandra seraya mengambil dokumen dari hadapan Lily. Dia lalu membubuhkan tanda tangan pula di kolom pihak pertama, sementara Lily di pihak kedua.

"Gue bakalan ngasih tahu kapan perjanjian ini akan dimulai, dan gue harap, lo bisa membuktikan cinta lo. Jangan mengecewakan gue, oke?" ucap Chandra dengan penekanan yang dia maksudkan sebagai penghinaan untuk Lily.

Lily menatap Chandra dan rasa takut mulai menyambangi karena dia tidak bisa menerka kemana dia akan berakhir. Dia merutuki dirinya sendiri mengapa dia bersikap sesumbar seperti ini. Tidak bisakah dia hidup dalam ketenangan saja? Sekarang, semua hal bertambah runyam, apakah Chandra yang menjadi bintang di hatinya akan percaya pada cintanya? Atau Chandra tetap tidak akan pernah menganggapnya ada?

"Lo nggak berubah pikiran kan?" tanya Chandra saat Lily terdiam.

"Kalau lo mau mundur sekarang, gue masih ngasih lo kesempatan sekali lagi. Gue bakalan hancurin dokumen ini, dan menganggap nggak terjadi apa-apa di antara kita. Lo boleh ambil uang yang gue kirim." Chandra menatap Lily tajam.

"Nggak, Pak." Lily menjawab lemah, kepalanya mendadak pening karena dia baru saja melemparkan dirinya sendiri dalam masalah, tapi dia tetap bertahan di sana.

"Sialan! Lo bener-bener pengen nantangin gue? Gue bisa aja jadi iblis yang bikin lo takut dan lo bakalan nyesel." Chandra berkata keras menciptakan suasana dingin bagi Lily.

Deep in to Sugar Venom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang