11. Pernyataan Cinta

22 4 0
                                    

Seumur hidup, Lily belum pernah merasa setegang ini. Bahkan saat ujian nasional sekolah, dia tidak merasa sekhawatir hari ini. Tubuhnya terasa lemas, berkeringat dingin dan benar-benar gugup. Jantungnya berdebar tidak karuan sejak Ben memberitahunya agar pergi ke ruangan Direktur dan menemui Chandra.

"Masuk aja, Pak Chandra udah nunggu," ucap Ben saat Lily berjalan menuju ruangan Chandra.

Gadis itu tersenyum, tapi Ben bisa melihat ada gelepar kegundahan di wajahnya. Ben merasa kasihan, dia juga khawatir apa yang akan dilakukan Chandra pada Lily, mungkin, Chandra akan memecat Lily? Itu masih lebih baik, daripada Chandra membuat Lily sengsara, misalnya menyekap dan menjadikan Lily budak karena sudah membuat Chandra kesal. Benaya bergidik, Chandra adalah sosok arogan yang kejam dan Ben tidak tahu apa yang direncanakan Chandra untuk "menghukum" Lily. Tapi, Ben tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan Lily. Kemarin, dia sudah memperingatkan Lily agar menerima saja uang pemberian Chandra dan melupakan segalanya, sekalipun hal itu sangat pahit.

Bukannya membela segala bentuk penindasan yang dilakukan oleh kalangan the have, tapi realistis saja, orang kalangan bawah tidak akan pernah menang melawan orang berkuasa macam keluarga Gouw. Jadi, menurut Ben, akan lebih baik jika Lily menerima saja uang yang diberikan Chandra sebagai ganti rugi ketimbang mempertahankan idealismenya yang jelas akan menarik Lily dalam masalah pelik.

Lily berjalan ke pintu ruangan Chandra dan mengetuk pelan, Ben mengamati punggung gadis itu dengan keprihatinan, Lily seolah sedang masuk ke kandang macan yang kelaparan.

"Masuk!" Suara husky yang menjadi khas Chandra terdengar, sama sekali tidak terdengar ramah, membuat Lily menahan napas begitu saja.

Langkahnya terasa berat saat dia membuka pintu dan menemukan  Chandra duduk di kursinya seperti seorang raja di singgasananya. Chandra menatapnya dan membuat Lily merasa menciut, jantungnya kembali berdebar tidak beraturan dan kakinya lemas seperti jelly. Seharusnya, dia menuruti nasehat Ben, untuk menerima saja uang dari Chandra dan menghindari masalah dengan lelaki itu, tapi semuanya sudah terlambat, dan dia tidak bisa memutar kembali waktu.

"Duduk!" Suara Chandra terdengar mengintimidasi dan tatapan matanya bagai busur panah yang bisa membuat Lily hengkang dari dunia.

Lily menurut, melangkah pelan dan duduk di hadapan Chandra. Kursi yang didudukinya terasa amat sangat tidak nyaman, dan hal yang ingin dia lakukan sekarang adalah lari dan bersembunyi dari hadapan Chandra.

"Lo tahu kenapa lo harus kesini?"

Lily tidak tahu harus menanggapi apa pertanyaan Chandra.

Deep in to Sugar Venom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang